Aurora [END/BELUM REVISI]

By ayymhr

12.8K 2.6K 198

[PART DI PRIVAT SECARA ACAK, FOLLOW TERLEBIH DAHULU] -Tentang aku, dia dan yang tak terlihat- Ini kisah Auror... More

PROLOG || AURORA
01. Teman Hantu
02. Pembullyan?
03. Tentang Julian
04. Amukan Dara
05. Seperti tidak Asing
06. Semakin yakin
07. Yang sesungguhnya
08. Satu Hari Bersama Athala
09. Kekecewaan Melati
10. Sikap aneh Melati
11. Nonton Bo--
12. Hal Mengejutkan
13. Dara?
14. Dara(2)
15. Isi Perasaan
16. Pingsan
17. Orang Yang Sama?
18. Jealous?
19. Rumah Sakit
20. Bimbang
21. Ulah Leanne
22. Siapa yang Munafik?
23. Rumah Camer
24. Siasat Melati
25. Salah Paham?
26. Baikan
28. Pesan Mama
29. Kejadian di Kantin
30. Apa?!
31. Sebuah Misi
32. Ketauan?
33. Di usir
34. Sebuah Petunjuk
35. Athala Marah
36. Makin Rumit
37. Tentang Ayah Zoya
38. Sebuah Tawaran dan Mimpi
39. Si Pelaku
40. Hampir
41. Balas Dendam?
42. Ini Aneh
43. Ketakutan Terbesar Athala
44. Hamil?
45. Sebuah Fakta Yang Menyakitkan
46. Sebuah Fakta Yang Menyakitkan(2)
47. Terbongkar
48. Penyesalan Athala
49. Pernikahan
50. Kena Mental
51. Gombalan Azka
52. Pelukan hangat
53. Sebuah Tragedi
54. I Trust You
55. Berusaha Berdamai
56. Kelulusan
57.
58. Detik-Detik Bersamamu
59. Ulang Tahun Terakhir[ END]
PROMOSI
PROMOSI (2)

27. Lupa dan Kecewa

155 24 0
By ayymhr

Happy Reading

*****

Dua minggu pun berlalu, Sma Rajawali telah selesai melaksanakan Ulangan Tengah Semester. Dan itu membuat para murid tersenyum lega. Rara bersyukur sekali, hubungannya kini dengan Athala membaik.

Namun, entah mengapa Melati sepertinya selalu menghindar dari Rara. Bahkan, mereka berdua menjadi jarang bertukar sapa. Mungkin, ini cuma pikiran Rara saja.

Gadis itu membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas. Rara kini sedang sibuk mempersiapkan acara bazar yang akan di laksanakan tiga hari lagi. Memang, semua anggota osis di haruskan ikut andil dalam mempersiapkan semuanya.

Rencananya, Rara akan membeli barang-barang bersama dengan Melati namun di tolak. Akhirnya, Rara memutuskan pergi bersama Manda--gadis imut yang menjabat sebagai bendahara osis.

Berbeda dengan Melati, gadis itu tengah berada di kamar mandi. Nafasnya terengah-engah, wajahnya kini menjadi pucat. Keringatnya bercucuran, kaki jenjangnya berjalan keluar dari kamar mandi dengan langkah gontai.

Sebelum tubuhnya ambruk dengan sikap Athala menangkapnya. Kebetulan sekali, Athala habis dari kamar mandi cowok. Athala menggendong tubuh Melati ala bridal style menuju ke UKS. Ia membaringkan tubuh Melati di atas brangkar putih. Melihat wajah pucat Melati, Athala langsung mengundang petugas UKS.

"Tolong obatin temen gue."ujar Athala kepada siswi kelas 10.

"Baik, kak."siswi itu mengarahkan minyak kayu putih ke hidung Melati dan membuatnya terbangun. Lalu, ia memberi Melati inhaler untuk  di semprotkan melalui mulut. Setelah itu, gadis itu berjalan keluar dari ruang UKS.

"Udah mendingan?"tanya Athala memastikan.

Melati sedikit kaget dengan kehadiran Athala. Jadi, ia yang menolongnya?

"Lo yang bawa gue kesini?"tanya Melati.

"Emang kenapa?"

"Ya ng-ngga papa sih."Melati berusaha menutupi kegugupannya.

"Gimana keadaan lo?"

Dalam hatinya, Melati bersorak kesenangan. Ia harus pandai mengambil kesempatan kali ini.

"Masih sedikit pusing."ujar Melati sambil memegangi kepalanya.

Bel pulang akhirnya berbunyi, Athala membantu Melati duduk  di atas brangkar.

"Bisa nggak?"tanya Athala.

Melati mengangguk lemah, ia yakin seratus persen jika Athala itu mengkhawartirkannya.
"Bisa."

"Lo pulang sendiri?"tanya Athala lagi.

"Iya, kadang di jemput kakak gue, tapi kakak gue lagi kerja."jawab Melati.

"Gue anter lo pulang."

"Ngga papa tha, gue bisa kok pulang sendiri."

"Lo yakin dengan keadaan lo yang begini bisa pulang sendiri?"

Seakan pasrah, akhirnya gadis itu mengangguk. Athala menyuruh adik kelas yang kebetulan lewat meminta tolong untuk mengambilkannya tasnya dan tas Melati. Setelah menunggu sepuluh menitan akhirnya tasnya pun tiba. Athala membantu Melati berjalan menuju parkiran dengan langkah yang sedikit tertatih. Memang sih, kalau drama Melati juaranya.

Athala melajukan motornya menuju rumah Melati. Sesampainya di rumah Melati, Athala menyuruh gadis itu turun dari motornya. Walaupun pusingnya sudah menghilang, Melati masih berakting kesakitan membuat Athala membantunya berjalan.

Athala mendudukan Melati di kursi kayu di dalam rumah Melati. Rumah Melati jauh dari kata Mewah, alas rumahnya masih bata merah. Barang-barang yang berada di rumahnya  terkesan kuno.

"Orangtua lo?"tanya Athala.

"Bapa gue udah meninggal, mama gue lagi kerja."jawab Melati sambil menunduk dalam

Athala menjadi merasa bersalah menanyakan hal tersebut."Lo sendirian di rumah?"tanyanya.

Melati menggelengkan kepalanya."Nggak, gue tinggal sama kakak gue, tapi kakak gue juga lagi kerja."

"Gue pulang."Athala beranjak dari duduknya dan  berjalan keluar dari rumah Melati namun dengan sigap Melati menahannya.

"Jangan tinggalin gue plis."cicit Melatu sambil menampilkan puppy eyesnya.

"Gue nggak bisa, Mel."tolak Athala mentah-mentah.

Melati menghembuskan napasnya panjang. Kemudian mencari cara agar Athala tetap bersama dirinya. Melati memegang kepalanya dan pura pura pingsan di depan Athala.

Athala yang melihat kejadian itu langsung khawatir dengan keadaan Melati yang seperti ini.  Athala hanya bisa pasrah, mau tak mau ia harus menunggu Melati sampai bangun dari pingsannya.

*****

Rara sudah selesai membeli perlengkapan bazar nanti, ia melangkahkan kakinya keluar da

ri toko itu bersama Manda.

"Lo pulang naik apa Ra?"tanya Manda.

"Gue pulang bareng Athala."ujar Rara.

"Yakin nih? Nggak mau bareng gue aja?"tawar Manda.

Rara menggelengkan kepalanya."Nggak deh, makasih."

"Yaudah, sini belanjaannya biar gue yang bawa. Gue pulang dulu ya, kalo ada apa-apa, lo bisa chat gue."ujar Manda menaiki motor scoopynya dan meninggalkan Rara.

Usai kepergian Manda, Rara memilih duduk di sebuah kursi depan toko tadi. Rara memutuskan mengechat Athala untuk meminta di antarkan pulang. Toh, kan sama pacar sendiri jadi nggak papa deh sekali-kali di repotin.

Athala

Tha?|

Kamu dimana?|

Kamu bisa jemput aku pulang?|

           send location|

Rara heran, pesan yang ia kirim ke Athala masih centang satu. Ia memilih menelponnya dan nomornya tidak aktif. Sudah dua jam lebih Rara menunggu Athala menjemputnya.

Awan biru kini berubah menjadi gumpalan hitam. Suara petir bersahutan membuat jalanan Kota Bandung sore ini menjadi lebih sepi. Tetesan air hujan berjatuhan dari langit membuat cuacanya menjadi dingin. Rara yang masih memakai baju seragam sekolah menggigil kedinginan. Ingin menelpon Juna atau yang lain tapi ponselnya mati karena kehabisan baterai.

Rara masih berharap, Athala akan menjemputnya. Ia melirik jam yang melingkar di tangannya yang sudah menunjukkan pukul lima sore. Hujannya kini menjadi lebih deras di sertai tiupan angin kencang. Takut jika orang di rumah khawatir padanya, Rara memutuskan untuk berjalan kaki.

Di sepanjang jalan, bibir Rara bergetar. Ia masih memeluk tubuh dirinya sendiri yang masih menggigil kedinginan. Langkah kakinya gontai, menelusuri jalanan sepi petang ini.

Sedangkan Juna yang habis selesai latihan basket di sekolahnya menerobos jalanan licin dengan motornya. Ia sengaja sekali, karena ingin hujan-hujanan. Matanya menyipit melihat gadis yang sedang berjalan kaki di hadapannya. Postur tubuhnya tak asing membuat Juna penasaran dengan gadis itu. Ia pun mulai mendekati gadis itu dan terkejut karena gadis itu adalah Rara--sepupunya.

Juna langsung turun dari motornya dan langsung mendekap tubuh Rara yang sudah dingin itu. Awalnya, Rara terkejut dengan orang yang tiba tiba memeluknya. Tapi, setelah dia tahu kalau itu adalah Juna, Rara malah mempererat pelukannya.

"Ngapain di sini hm?"bisik Juna lembut di telinga Rara.

Rara masih menenggelamkan wajahnya di dada bidang Juna tanpa menjawab pertanyaan yang keluar dari sepupunya itu.

"Ra..."

Rara menangis, air matanya bersatu padu dengan air hujan yang mengguyurnya. Seharusnya, yang menemani Rara itu Athala bukan Juna. Tapi itu tak sesuai harapan Rara, ia kecewa. Sangat kecewa sekali dengan Athala.

"Jangan nangis..."Juna mengelus puncak rambut Rara dan sesekali mengecupnya singkat.

"Juna..."bibir Rara gemetar tak kuat menahan dinginnya guyuran air hujan ini.

Juna melepas pelukannya, lalu mengambil jaket di dalam tasnya dan memakaikannya di tubuh Rara.

"Gue anterin lo pulang."finalnya.


****

Athala masih berada di rumah Melati. Merasa bosan, Athala mengaktifkan ponselnya. Matanya melebar sempurna melihat pesan Rara dua jam yang lalu. Pasti gadisnya itu masih menunggu dirinya. Ia mengintip dari celah jendela dan melihat di sekitarnya hujan. Athala langsung khawatir, pasti Rara kehujanan katena ulahnya. Ia memutuskan untuk pergi tempat itu juga.

Athala jadi sangat merasa sangat merasa bersalah dengan Rara. Gara-gara dirinya menolong Melati, sampai lupa menjemput Rara.

Saat hendak keluar, lagi dan lagi, Melati menahan tangannya.

"Lo apa-apaan sih!"kesal Athala.

"Lo jangan pergi."ujar Melati.

"Emang lo siapa gue?"sinis Athala menatap Melati dengan tajam.

Sakit emang. Tapi kenyataannya juga seperti itu, mau gimana lagi?

Melati membalas tatapan itu tak kalah tajamnya."Tapi kenapa lo nolongin gue?Lo khawatir kan sama gue?"tanyanya dengan percaya diri tinggi.

Athala berdecih pelan."Gue cuma kasian sama lo, puas?!"bentaknya lalu meninggalkan rumah Melati.

Athala menjalankan motornya dengan kecepatan sedang menuju alamat yang di berikan Rara. Setelah sampai di alamat itu, matanya sama sekali tak melihat keberadaan Rara. Athala memilih menjalankan kembali motornya menuju rumah Rara.

Di depan rumah Rara, Athala melihat Rara di gendong seorang laki-laki yang memakai seragam berbeda dengan sekolahnya. Ia yakin, orang itu bukan Vanza. Tapi siapa?

Athala mengegas motornya dengan kencang dan meninggalkan area rumah Rara. Perasaannya kini cemburu, khawatir, marah campur aduk karena Rara di antar oleh cowok lain.

*****

Akhirnya, Aurora bisa update lagi ^^

Apa kabar kalian semua? Semoga semua sehat selalu amin.

Udah mau lebaran aja nih, udah pada beli baju lebaran belum?

Gimana part ini?Semoga kalian suka ya><

See you  next chapter-!!

Continue Reading

You'll Also Like

9.1K 1.2K 23
𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 & 𝙒𝙚𝙚𝙚𝙠𝙡𝙮 𝙎𝙚𝙧𝙞𝙚𝙨 #2 "nggak kok, cuma ngasih petuah aja suruh jagain lu," "emang gua terlihat gak bisa jaga diri?" "gu...
2.6M 150K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
3.3M 272K 46
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
959 127 16
"Shen, ayo pacaran." "Apaan, sih. Nggak jelas lo." ________________ "Shen, lo mau nggak jadi pacar gue?" "Nggak." ________________ "Gue suka sama l...