TERJEBAK DI NEGERI DONGENG

بواسطة Sugenx

252 1 0

Ini adalah sebuah novel interaktif, dimana kau yang akan menentukan takdir hidup para tokoh di dalam cerita... المزيد

1
3
4
5
9
10
11
14
12
16
17
18
6
7
8
13
15
19
20
21
22
23
24
25

2

24 0 0
بواسطة Sugenx

BRAK BRAKK! Aden menendang pintu jeruji besi itu dan berhasil membuat pintu tersebut terbuka.

"Buruan kita kabur, ges!" Aden bergantung pada pinggiran celah pintu yang terbuka kemudian melompat ke bawah.

Mereka bertiga pun berhasil keluar dari sangkar burung raksasa tersebut dan menuju ke pintu keluar.

"Dikunci ces, pintunya," ujar Aden.

"Itu dari coklat, kan?" sahut Adul. "Makan aja!"

"Ogah," bantah Aden. "Aku lagi diet!"

"Tendang aja lagi," saran Acen.

Aden setuju dengan saran Acen dan segera menendang pintu itu.

BLEBB ... Kaki kanan Aden melesak menembus pintu tersebut.

"Uhh ..." Setengah jijik Aden menarik kembali kaki kanannya.

Acen membantu Aden dengan meraih sebuah kursi kayu dan melemparkannya ke arah pintu sehingga membuatnya terhempas keluar.

Tanpa pikir panjang mereka pun bergegas berlari keluar dari tempat itu melalui jalan setapak di antara rimbun pepohonan hutan.

Setelah hampir dua puluh menit mereka bertiga berlari berusaha menemukan jalan keluar dari hutan, akhirnya mereka pun kehabisan nafas.

"Capek, ges!" keluh Acen yang kemudian menghentikan larinya.

Aden dan Adul pun menghentikan larinya.

"Kita kok bisa ada di sini, ya?" ujar Aden sembari mengatur nafas.

Adul mengangkat bahunya. "Diculik hantu kolam, kali?"

"Kolam keramat kali tuh, ya?" tambah Acen.

Aden mengamati sekeliling. Pepohonan dan semak belukar ada di mana-mana. "Jalan pelan aja, ces? Takutnya nenek itu ngejar kita."

Acen dan Adul menuruti kata-kata Aden.

Setengah jam berikutnya mereka pun berhasil keluar dari hutan tersebut dan melihat bangunan-bangunan kecil yang berada di kaki bukit.

"Ada desa, cus!" Adul menarik nafas lega. "Kita tanya penduduknya aja."

"Kalau desa itu isinya orang-orang kaya nenek itu, gimana?" Acen ragu.

"Terus mau kemana?" Adul pasrah. "Kali aja di sana ada yang bisa nolong kita?"

Acen melihat ke wajah Aden.

"Ya, kita coba aja deh," sahut Aden. "Tapi hati-hati juga kali, ya?"

Mereka bertiga pun meneruskan perjalanan menuju desa tersebut. Hingga akhirnya mereka sampai di perbatasan desa tersebut, mereka menjumpai seseorang.

Bukan! Bukan seseorang.

Aden, Acen, dan Adul menjumpai sosok dengan tubuh dan pakaian manusia tetapi berkepala serigala.

Acen berbisik kepada Aden dan Adul. "J--jangan-jangan i--ini kaya dongeng Tiga babi Dan Serigala itu?"

"Oh, yang tiga babinya mau dijual ke tukang daging sama serigala itu ya?" sahut Aden.

"Terus serigalanya dapet duit buat menikah sama Cinderella, kan?" tambah Adul. "Tapi kita kan bukan babi?"

Belum selesai mereka bertiga berdiskusi Manusia Serigala itu pun menyapa. "Hai, kalian! Apa kalian tersesat?"

Aden memberanikan diri menjawab. "I--iya, pak." Dia menjabarkan alamat tempat tinggal mereka bertiga.

"Aku tak tahu tempat seperti itu," jawab Manusia Serigala tersebut. "Tetapi temanku mungkin tahu."

Aden, Acen, dan Adul saling berpandangan.

"Beristirahatlah di rumahku dahulu, sepertinya kalian lelah."

Acen kembali berbisik kepada Aden dan Adul. "Kita bakal dijual ke tukang daging, gak?"

Adul hanya mengangkat bahunya saja.

"Kita cari tahu aja dulu," Aden berusaha tetap tenang.

Akhirnya mereka bertiga menerima ajakan Manusia Serigala itu untuk bertandang ke rumahnya. Di sana mereka juga menemui Cinderella istri si manusia serigala.

Cinderella menyuguhkan minuman ringan dan kudapan ke atas meja. "Silakan dicicipi." Dia memberikan senyum yang manis. "Tenang saja stoknya banyak kok, maklum lagi musim jangkrik."

Aden, Acen, dan Adul mengangguk sambil membalas senyum manis Cinderella.

Cinderella pun berlalu kembali ke ruang dapur.

"Jangkrik bakar, cuy," bisik Adul kepada Aden dan Acen. "Terus itu air apa?" Dia menunjuk dengan matanya ke arah teko bening berisi cairan berwarna hijau.

"Au ..." Aden mengernyitkan dahinya. "Sari pati laba-laba?"

"Serem ah, ges!" Acen merapat ke sisi Adul.

Adul menyikut pelan bahu Acen, kemudian berkata lirih, "kaya di dongeng beneran ya, ada Cinderella sama Manusia Serigala? "

"Iya, kali ..." Aden tak habis pikir. "Jangan-jangan kita lagi ada di negeri dongeng?"

Adul mengangkat kedua alisnya. "Iya juga, ya? Apa plakat emas itu yang bikin kita ke sini?"

"Kayaknya sih begitu," jawab Acen. "Tapi kenapa?"

Aden mengangkat kedua bahunya. "Kekacauan dimensi, kali? Apa Anomali alam?"

"Apa pembalasan arwah penasaran?" Acen bergidik ngeri. "Apa kutukan plakat emas?"

"Terus gimana?" Adul memandangi satu persatu wajah Aden dan Acen. "Gimana caranya kita kembali ke dunia kita lagi?"

"Aku mendengar pembicaraan kalian!" tiba-tiba terdengar suara Manusia Serigala tadi dari ruang sebelah.

Aden, Acen, dan Adul pun terlonjak kaget ketika melihat Manusia Serigala tadi muncul dari balik celah pintu yang terbuka.

"K--k--kami ..." Aden terbata-bata ketakutan.

Manusia Serigala itu pun duduk di depan mereka bertiga. "Aku tahu apa yang kalian pikirkan."

Aden, Acen, dan Adul tertegun ketakutan.

"Tenang saja," lanjut Manusia Serigala itu. "Aku takkan menjual kalian bertiga ke tukang daging, tiga babi itu saja sudah cukup uangnya untuk menikahi Cinderella."

Mereka bertiga manggut-manggut paham walau masih gemetaran ketakutan.

"Dan juga produsernya udah ngasih tahu kalau kalian akan datang ke sini," tambah si Manusia Serigala.

Seketika Aden. Acen, dan Adul menarik nafas lega.

"Ooh, udah tahu ...?" Aden membuka mulut. "Kirain belum tahu!"

"Ho' oh," tambah Adul sembari tertawa lega. "Kalau belum tahu kan takutnya salah paham, gitu."

"Iya, om Seri," giliran Acen yang berkata. "Biar penontonnya juga gak salah info."

"Ini koin keberuntunganku," Manusia Serigala itu menyodorkan sebuah koin emas di atas meja. "Bawa saja, mungkin berguna untuk kalian."

"Wah, jadi gak enak nih, om," Aden mengantungi pemberian Manusia Serigala itu.

"Ya, sudah ..." Manusia Serigala itu berdiri dari tempat duduknya. "Kalau kalian ingin bersantai-santai dahulu silakan saja."

*buka halaman 9.

Note: pilih halaman dari menu daftar isi.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

29.6M 1.3M 44
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...
452K 49.3K 97
Sang CEO tampan mahabenar akhirnya mantu di usia yang masih thirty something, satu anggota keluarga baru akhirnya hadir. Tapi pekerjaan rumahnya belu...
415K 25.6K 24
Ola, balita umur 3 th yang hiperaktif, polos, dan menggemaskan. Resmi menjadi beban di kediaman Duke Oxiver dan dinyatakan menjadi 'tawanan' gemoy ya...
106K 8.2K 28
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...