[16] Malmingan di Kasur
Jangan lupa vote dan komen!
🍁
Terbilang, sudah satu setengah bulan Kevin dan Kayra membangun rumah tangga. Ada saja kejadian-kejadian konyol yang terjadi di setiap harinya. Seperti saat ini, Kevin tengah berada di depan rumah bercat putih dua tingkat. Di dalam rumah itu, hanya dihuni oleh dua manusia. Tentu dirinya sendiri dan juga istrinya, Kayra.
Cowok itu baru saja pulang dari rumah Dirga. Dia langsung masuk ke dalam rumah sambil mencari keberadaan istrinya.
"By! By, lo di mana?" teriaknya dari arah ruang tamu.
"Apa sih, teriak-teriak! Gue di dapur!" balas Kayra yang juga berteriak.
Dengan segera, Kevin berjalan ke arah dapur. Dilihatnya Kayra sedang memasak sesuatu.
"By, gue laper. Gue mau makan, tapi udah pernah," ujar Kevin memelas saat telah sampai di dekat Kayra yang sedang memasak mie.
"Mau mati aja? Kan belum pernah." Kayra menjawab tanpa ekspresi.
"Gak lah. Jangan dulu dong. Masa iya, lo jadi janda secepat itu!" sahutnya merasa tak terima.
Kayra tak menghiraukan. Setelah mienya sudah matang. Ia menyajikannya di piring, lalu berjalan ke meja makan.
Kevin mengikutinya di belakang, ia duduk di depan Kayra dengan terus menatap istrinya itu yang sedang makan. "By! Buat gue gak ada?"
Kayra menggeleng pelan. Ia terus memakan mienya itu tanpa menghiraukan Kevin yang menatapnya lapar.
"Tega banget, lo, sama suami sendiri. Mau jadi istri durhaka? Mau masuk neraka? Mau ...."
"Stop!" seru Kayra memotong ucapan Kevin. Dirinya merasa sangat muak dengan ocehan suaminya itu.
"Mulut lo gak pegel, apa! Ngoceh mulu," sambungnya.
"Gak dong, bibir gue 'kan sering olahraga," jawabnya sambil menaik-turunkan alisnya.
Kayra mendengkus sebal, ia memilih melanjutkan makannya yang tertunda.
"By! Gue juga laper," kata Kevin merengek.
"Terus gue peduli? Nggak sama sekali!" ujar Kayra dengan menekan setiap katanya.
"Lo mau, gue mati kelaparan? Lo mau, masuk berita dengan judul, 'seorang istri yang tega membunuh suaminya karena tidak memberikannya makan'. Lo mau kek gitu? Kalau mau viral tuh tinggal gantung diri aja di pohon kelapa, dijamin langsung viral. Gak usah sangkut pautin orang lain buat viral!" sungut Kevin panjang kali lebar.
"Akhlak lo nyangkut di mana sih, El? Heran gue, kenapa gue punya suami modelan knalpot bajaj kek lo!"
"Udah takdir, By. Takdir garis keras berbicara di sini."
Kayra berdecih pelan, matanya tak pernah memandang lembut. Kedua manik matanya itu tak pernah santai menanggapi suami sengkleknya. Baginya, Kevin itu adalah manusia purba yang menjelma di masa modern ini.
Kevin kembali mendengkus kesal, kakinya menghentak-hentak lantai di bawah meja. "By! Gue beneran laper. Persetan sama gue yang udah pernah makan. Makan dua kali gak akan bikin gue mati."
"Otak lo taro di mana sih? Omongan lo kek gak ngotak!"
"Bodo amat sama opini, lo. Yang jelas gue laper, butuh makan. Kalau lo gak kasih gue makan, siap-siap aja dengerin Mommy lo berkicau," ujar Kevin dengan senyum merekah di wajahnya.
Kayra beralih menatap suaminya itu, helaan napasnya terdengar keluar dengan kasar. "El! Lo lagi gak lumpuh. Please deh! Lo bisa 'kan bikin makan sendiri!"
"Gak bisa, gue lagi mager. Lagian lo jadi istri harus melayani suami dengan baik, salah satunya ya bikinin makanan!"
Kayra berdecak kesal, ia melihat Kevin dengan pandangan tak suka. "Lo nyusahin banget, sumpah!" Walaupun dirinya kesal, ia tetap menjalankan perintah suaminya itu. Kakinya menghentak lantai dengan kasar. Setelah mengambilkan makanan untuk suaminya, ia kembali ke meja makan lalu menyodorkan sepiring makanan itu kepada Kevin dengan kasar.
"Makan tuh! Habisin piringnya juga sekalian!" ujar Kayra penuh penekanan. Ia kembali duduk untuk melanjutkan makannya.
Kevin memutar bola matanya. Ia menatap piring itu yang berisikan nasi dan sepotong paha ayam.
"Gak usah protes. Makan aja apa yang ada!" kata Kayra tanpa melihat Kevin.
Kevin kembali menatap nasinya itu lamat-lamat. Matanya menyipit menatap benda berwarna putih itu. "By, gue mau nanya deh." Kayra mendongak lalu mengernyit.
"Nanya apa?" jawabnya dengan ketus.
"Kalau penjual nasi goreng jual nasi demi mencari sesuap nasi, terus untuk apa dia jual nasi?"
Kayra memasang tampang cengo. Mendengar pertanyaan suaminya itu membuat otaknya seketika nge-lag. "Hah! Maksud lo?" tanyanya yang tak paham. Pertanyaan Kevin itu terlalu memusingkan.
"Gak papa, By. Ikan cupang makan pare, I love you my little wife!" ujar Kevin sambil memberikan kiss jauh pada istrinya.
Kayra mengernyit manatap suaminya itu yang sudah lahap memakan makanannya. Persetan dengan itu semua, otaknya tidak ingin ia paksa berpikir keras. Karena mau bagaimanapun juga, ucapan Kevin tidak akan pernah masuk akal. Maklumlah, Kevin itu spesies modelan bunglon. Sedikit-sedikit manis, banyak-banyak bobrok. Siapapun yang berhadapan dengannya, pasti akan dibuat tersenyum miris. Anggap saja jiwanya sedang terganggu.
***
"By, ini 'kan malam minggu. Lo gak mau malmingan gitu?" tanya Kevin yang tengah membaringkan tubuhnya di samping Kayra. Istrinya itu heboh sendiri dengan ponselnya.
"Akhhh," pekik gadis itu sambil menggigit-gigit ujung bantal.
Kevin sontak mengalihkan pandangannya, ia melihat istrinya itu. "Lo kenapa?"
"Cakep banget laki gue," gumamnya yang tak menghiraukan pertanyaan Kevin.
Kevin, cowok itu seketika berbangga diri. Tangannya beralih menyugar rambut hitam legamnya. Senyumnya memancarkan senyum bangga. "Ya jelas."
"Akhhh. Ampun dah, senyumnya manis banget kek madu," racaunya. Pandangannya sama sekali tak pernah berpaling dari benda pipih itu.
"Kevin gitu loh," timpal cowok itu.
Kayra reflek beralih atensi melihat cowok yang sedang berbaring di sampingnya itu. Tatapannya berubah julid. "Dih, napa lo?"
"Makasih udah bilang gue cakep, gue emang cakep. Makasih udah bilang gue manis, gue emang manis semanis madu," ujarnya dengan senyum lebar terpatri di wajahnya yang mulus tanpa celah. Lesung pipit yang berada di pipi sebelah kanannya pun timbul.
Kayra mempraktekkan gerakan seperti ingin muntah. Dirinya enek mendengar penuturan suami sengkleknya itu. Apa katanya? Manis, semanis madu? Yang ada pahit, sepahit empedu.
"Narsisnya dikondisiin, Pak bos! Jangan terlalu dipaksakan, ntar jatohnya lo malah stres," kata Kayra bergidik ngeri.
"Gak usah gengsi gitu kali. Apa susahnya mengakui kesempurnaan suamimu ini? Lagian lo udah keceplosan tadi," balasnya dengan tampang ingin menerima tamparan.
"Sorry ya, keknya kuping lo lagi bermasalah. Tolong, kalau lagi makan pentol, tusuknya jangan dibuang. Gunain buat korek kuping lo. Barangkali tai-nya numpuk di dalam."
Kevin mendengkus tak terima. "Enak aja! Kuping gue sehat wal'afiat. Gak ada tai sama sekali."
Kayra memilih tak menghiraukan. Ia kembali lagi pada aktivitasnya yang sedang mengepoi instagram yang memaparkan beberapa video dan foto biasnya yang dibuat oleh akun fansbase.
Aktor-aktor yang berasal dari negara tetangga-Thailand itu membuat hidup Kayra lebih berwarna. Ada-ada saja tingkah absurd dari beberapa gabungan video yang dibuat oleh akun-akun fansbase itu. Ditambah lagi sifat alami dari aktor-aktor itu yang sangat bobrok, yang bisa saja membuat penontonnya tak berhenti tertawa terbahak-bahak.
Contohnya Kayra ini. Sedari tadi, dirinya cekikikan gak jelas. Dan kadang tiba-tiba saja dirinya berteriak histeris sambil menggigit-gigit ujung bantal. Membuat sang suami heran sendiri, apakah modelan cewek begitu semua? Mudah baper dan salah tingkah hanya karena melihat cogan dari layar ponsel.
"By, lo udah kayak orang kena mental breakdown. Eh bukan, lebih tepatnya kek kena gangguan jiwa," celetuk Kevin yang sedari tadi memerhatikan tingkah istrinya itu.
Kayra menoleh manatap Kevin dengan sinis. Tidak tahu saja dia, bahwa hampir semua betina mempunyai sifat seperti dengannya. Dasar, para lelaki perusak suasana. Kalau iri, bilang bos!
"By, kita gak malmingan gitu?" tanya Kevin.
"Ini lagi malmingan."
"Malmingan di kasur? Mau buat sejarah baru, By?" pintah Kevin dengan wajah sumringan.
Kayra menatap Kevin menyelidik. Sepertinya otak suaminya itu sedang terkontaminasi oleh bakteri-bakteri jahat.
"Okelah, kita buat sejarah baru. Sunnah rasulnya kita ganti jadi malam minggu. Karena malam jumat udah terlalu maenstrem, gimana By? Keren 'kan!"
Gadis itu bergidik ngeri. Sontak tubuhnya terbangun jadi posisi duduk. Kenapa pikirannya melayang ke arah sana? Sungguh pencemaran ini mah. Kevin ini sepertinya perlu di Yasinin.
"Semangat banget, By. Udah siap?" tanya Kevin yang ikut terduduk. Matanya berbinar melihat Kayra.
"Semangat, palalo! Otak lo perlu dimesin cuci, kalau perlu gue sikatin biar kumannya pada ilang!" ujar gadis berbola mata cokelat muda itu dengan nyolot.
Kevin kembali membaringkan tubuhnya lesu. Ternyata ekspektasinya terlalu jauh, membuatnya sakit sendiri. Umpamanya telah terbang tinggi-tinggi, terus jatuh begitu saja. Rasanya, sangat perih dan sakit.
"Kapan gue bisa belah duren?" gumam cowok itu menatap langit-langit kamar yang berwarna putih bersih.
"Punya istri gak pengertian banget. Setan emang!"
"Gak mau nurut lagi!"
Kayra yang bosan mendengar celotehan suaminya merasa kesal. Ada saja setan pengganggu yang hinggap di dekatnya. Bikin keadaan makin panas saja.
Gadis itu beralih menatap suaminya dengan tampang pasrah. "Yaudah ayo!"
Mulut lelaki itu terbuka sedikit lebar. Matanya membulat sempurna. Telinganya tidak salah dengar, 'kan? Istrinya itu mau malam pertamaan sekarang? Kesambet setan apa dia?
"Serius mau?" Kayra berdehem pelan sebagai jawaban.
Cowok itu menggigit bibir bawahnya. Kenapa jantungnya di dalam sana berdisko-disko? Dirinya tiba-tiba gugup, dia bingung harus mulai darimana.
Kayra berdecak sebal. Suaminya yang satu ini sangatlah lelet macam siput. Membuat gadis itu muak menunggu. "Jadi gak sih? Lelet banget lo, mikirin apa lagi lo?!"
Kevin semakin gelagapan di tempatnya. Tubuhnya mengeluarkan keringat dingin. Maklum, baru pertama kalinya.
Kayra beralih menggenggam tangan suaminya. Dirasanya tangan itu lebih dingin dan basah. Tapi Kayra tak memperdulikannya, dia tidak ingin pusing dengan kelakuan aneh suami sengkleknya.
"Ayo, El! Lo kenapa diem gini sih? Gue gak mau ya kalau kemaleman, ntar dingin."
Kevin bergumam dalam hati, Gak bakal dingin, By. Justru bakal panas.
"El, ayo!" Kevin kembali meneguk ludahnya dengan susah payah. Tangannya masih digenggam Kayra.
Kayra yang sudah kesal pun menghempaskan tangan Kevin. "Yaudah gak jadi! Dah males gue," ujarnya seraya menghempaskan tubuhnya kembali di kasur king size itu.
"Yah, yah. Kok gak jadi?" tanya Kevin menggaruk kepalanya. Dirinya memang bodoh, kalau saja dia gercep tadi. Pasti itu sudah terjadi.
"Mending gue nonton series Thai. Lebih seru!" imbuhnya.
Kevin menghela napas kasar. Sebelah tangannya mengacak rambut hitam legamnya. Bibirnya menciptakan senyum kecut. Sepertinya kali ini gagal lagi, mungkin akan ada saatnya malam itu tiba. Yang Kevin harap, secepatnya akan tiba.
🍁
🖇 Qoutes of the day :
"Malam mingguan paling enak tuh di kasur. No debat!"