Freak Couple : Nikah SMA [TAM...

By anahstasya

627K 40.9K 11.1K

Hanya sebuah kisah klasik yang menceritakan bagaimana kehidupan Kevin dan Kayra setelah menikah di umur yang... More

πŸ““PROLOG
πŸ““PERKENALAN
πŸ““[1] Kenaikan Kelas
πŸ““[2] Seranjang
πŸ““[3] Semalam ... 🌚
πŸ““[4] Apel Pagi
πŸ““[5] Lapangan
πŸ““[6] Karena Pesona
πŸ““[7] Cinta?
πŸ““[8] Perihal Rasa
πŸ““[9] Telat
πŸ““[10] Hukuman
πŸ““[11] Bahan Ghibah
πŸ““[12] Produksi Anak
πŸ““[14] Cowok Rese
πŸ““[15] Keluar Darah
πŸ““[16] Malmingan di Kasur
πŸ““[17] Panas!!!
πŸ““[18] Cuek-Cuekan
πŸ““[19] Tithid
πŸ““[20] Dalam Kamar
πŸ““[21] Rumah Bunda
πŸ““[22] Mata-Mata
πŸ““[23] Ciuman Tertunda
πŸ““[24] Absen
πŸ““[25] He's Back
πŸ““[26] Angry
πŸ““[27] Bertengkar & Kehilangan
πŸ““[28] Always Love
πŸ““[29] Rekreasi
πŸ““[30] Di Bawah Pohon
πŸ““[31] Marahnya Kevin
πŸ““[32] Kapal Kayla
πŸ““[33] Mimpi Buruk
πŸ““[34] Kenyataan
πŸ““[35] "By, begadang yuk!"
πŸ““[36] Morning Routine
πŸ““[37] Mual + Ngidam = Hamil? I
πŸ““[38] Mual + Ngidam = Hamil? II
πŸ““[39] Happy News
πŸ““[40] Si Bayi Banyak Tingkah
πŸ““[41] Acara Perpisahan
πŸ““[42] Welcome Baby Girl
πŸ““[43] Nama Dari Someone
πŸ““EPILOG
SEQUEL πŸ˜‡

πŸ““[13] Gara-Gara Balon

11.8K 814 261
By anahstasya

[13] Gara-gara Balon

Jangan lupa vote, yoo :)

🍁

Hari sabtu adalah hari libur bagi seluruh murid SMA Pertiwi. Sistem sekolah SMA Pertiwi hanyalah lima hari sekolah. Akan tetapi, dalam lima hari itu, semua murid akan menghabiskan waktunya selama kurang lebih delapan jam di lingkungan sekolah.

Hari sabtu ini, Kayra tengah bersiap-siap untuk lari pagi bersama suaminya yang agak meler itu, siapa lagi kalau bukan Kevin Elvaro.

"Kayra ... Kayra ... Kayra. Besok gede, mau jadi apa?" Kayra terus bernyanyi sambil menatap dirinya di pantulan cermin.

"Anjing!!!" Suara menggelegar seketika memenuhi ruangan kedap suara itu. Kayra yang santai-santai sambil bercermin pun terlonjak kaget mendengarnya. Dilihatnya dari pantulan cermin, Kevin tengah menutupi kedua telinganya dengan tangan miliknya sendiri.

Seketika mata Kayra membulat sempurna. Badannya kini telah menghadap ke arah Kevin. "Apaan maksud lo? Gue ini istri, lo! Kok lo malah kepengen gue jadi anjing!" Suara Kayra tak kalah jauh nyaringnya dengan suara Kevin barusan. Tatapan nyalang yang ia berikan terus menusuk menatap lelaki itu.

Kevin beralih pandang melihat Kayra. Pose Kayra sekarang sangat mirip seperti ibu-ibu kos yang tengah menagih hutang. Ada apa dengan istrinya itu? Masa kerasukan pagi-pagi gini. Setan apa pagi-pagi gini hinggap di tubuh istrinya itu.

"Malah diem. Dasar, suami gak ada akhlak."

Kevin perlahan mendekati istrinya dengan tatapan takut. Tapi jangan salah, takutnya bukan gara-gara istri bar-barnya itu, melainkan karena adanya sebuah benda ringan dikasih nyawa yang ia temui di belakang pintu kamar.

"Lo mau, bikin gue jantungan?"  sentak Kevin menatap Kayra tajam.

"Udah tau gue gak suka digituin. Lo pikir itu lucu?" Kevin kembali menatap Kayra nyalang, sedangkan Kayra menatap Kevin tak percaya.

Maksudnya apa bentak-bentak gitu? Kenapa dia yang marah? Harusnya 'kan gue yang marah. Dasar emang ya, suami gak ada akhlak, batin Kayra.

"Kenapa diem? Ngerasa bersalah, lo?"

Kayra menegakkan badannya dengan pandangan tak pernah lepas dari Kevin. "Apa sih lo? Napa lo yang ngamuk dah?" ujar Kayra.

"Gimana gue gak ngamuk coba, ngapain lo simpen balon di situ," kata Kevin sambil menunjuk balon yang ada di belakang pintu.

"Ya terus apa masalahnya? Tuh balon juga gak bakal ngegigit lo," balas Kayra menggebu-gebu.

"Tapi gue takut sama balon, Markonah. Lo ngerti gak sih!!!" Kayra yang mendengar itu spontan membulatkan matanya. Apa kata suaminya itu? Takut balon? Boleh ngakak gak sih?

"Bhahahaha ...." Suara ketawa menggelegar itu keluar dari mulut Kayra. Dirinya tak kuat menahan hasrat tertawanya. Sebelah tangannya kini berpindah memegangi perutnya yang agak ngilu karena tertawa.

"Ampun, Bang ...," kata Kayra di sisa-sisa ngakaknya.

"Lo takut balon? Sumpah demi apa? Seorang Kevin Elvaro takut balon? Gak salah?" Kayra tak ada henti-hentinya mengolok Kevin yang sudah tampak kesal. Dia meruntuki kebodohannnya karena telah keceplosan mengatakan bahwa dirinya takut dengan benda ringan itu. Malah warnanya pink.

Kevin berjalan ke arah kasur. Dia mendudukkan bokongnya di pinggiran kasur dengan tampang kesal. Sementara Kayra susah payah menahan hasrat tertawanya, karena tulang pipinya serasa telah ngilu.

"Ketawa aja terus, sampe tuh pipi mati rasa!" umpat Kevin yang masih kesal.

Kayra menarik napas dalam-dalam. Dia menetralkan tubuhnya kembali yang seketika lemas dikarenakan habis tertawa. Matanya menangkap seseorang yang sepertinya sedang ngambek.

Kayra berjalan ke arah Kevin dan berhenti di depan cowok itu. Dia menangkup wajah suaminya dengan kedua tangannya, membuat mereka saling berpandangan.

"Maafin Kayra, El," ucap Kayra sekuat mungkin tetap tenang. Dia tidak ingin suaminya ini tambah ngambek nantinya, jikalau ia kembali menertawakannya.

Kevin hanya diam sambil bersedekap dada. Pandangan matanya meleset ke arah lain tak ingin melihat Kayra. Dirinya kesal, marah, dan ... malu.

Tapi kenapa harus malu? Bukannya itu adalah hal yang wajar? Phobia balon bukan hanya terjadi pada dirinya saja. Masih banyak di belahan dunia lain yang mungkin saja melebihi dirinya yang takut akan balon dikasih nyawa itu.

Salah satunya ini, "Maafin istrimu yang cantik ini, El. Gue tadi cuma reflek aja kok ngakaknya. Gue gak bermaksud ngejek-ngejek lo kayak gitu. Bias gue aja takut kok sama balon di kasih nyawa, persis kek lo, sama-sama ganteng lagi. Kayra tambah sayang deh." Kayra memeluk Kevin dengan gemas. Posisinya yaitu Kayra berdiri dan Kevin duduk di tepi kasur. Jadi bayangin aja, bagaimana romantisnya pasangan ini lagi peluk-pelukan.

Sebenarnya Kayra masih ingin tertawa, tetapi dia tidak ingin suaminya tersinggung. Kan bahaya kalau suaminya ini nanti marah, terus minta cerai. Masa cerainya cuma karena gara-gara balon sih! Kan gak elit.

"Udah dong jangan ngambek. Kek bocah lo," ucap Kayra mengusap pelan rambut Kevin.

"Biarin," sungut Kevin. Bibirnya telah maju lima senti.

"Gak usah sok imut. Jatohnya lo kayak bebek," ujar Kayra membuat Kevin mendengkus kasar.

"Tapi seriusan nih, lo beneran takut balon?" Kevin tak menjawabnya. Ntah apa yang sedang dipikirkan cowok itu. Pandangannya terus menatap tajam balon warna pink itu.

"El." Sama saja, cowok itu masih belum buka suara. Kayra mendengkus pelan, ada apa dengan suaminya ini? Segitu takutnyakah sama balon?

"Jadi jogging gak nih?" tanya Kayra yang hendak melepaskan pelukannya.

Dengan sigap, Kevin menahan pinggang Kayra. Dia memeluk gadisnya itu sangat kuat, membuat Kayra kesakitan.

"Woy, lo mau bunuh gue?" bentak gadis itu seraya berusaha melepaskan pelukan erat Kevin.

Kevin tak menghiraukan. Kepalanya bergerak ngedusel-dusel di perut Kayra yang terlapisi baju. Enak juga rupanya.

"El! Udah jam enam, woy! Lepasin gue!" ujar Kayra penuh penekanan.

"Gak mau, By," lirih Kevin. Cowok itu masih dengan setia melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Kayra.

"Lepasin!" ujar Kayra tegas.

"Gak mau, By."

"Lepasin, El!"

"Gak mau, By!"

"Gue tumis lo lama-lama," ancam Kayra.

"Lo mau, jadi janda?!" tukas cowok itu.

"Kalau gue jadi janda, tinggal nikah lagi gampang. Cowok banyak, gak cuma lo doang!"

"Bangga banget. Masih SMA udah jadi janda."

"Ya bodo amat. Lepasin gue, gak!"

"Nggak bakal! Gue kasih lo hukuman dulu karena udah buat gue jantungan." Kevin menghempaskan tubuh Kayra ke ranjang dengan cukup keras. Cowok itu tak tinggal diam, dia merengkuh tubuh Kayra sehingga istrinya itu tidak bisa bangun.

"Lo mau apain gue? Gue masih suci," pekik Kayra.

"Justru itu. Yang suci lebih ...."

"Lebih apa?"

"Lebih itu lah pokoknya. Udah diem! Tatap mata gue," perintah Kevin. Matanya itu sudah melotot tajam menatap Kayra.

"Mau apa, lo? Lo mau hipnotis gue? Terus lo jual tubuh gue. Iya, 'kan!!!"

"Pikiran lo dangkal banget sih! Gue rugi dong kalau gitu."

"Kita 'kan belum ngapa-ngapain," lanjutnya.

"Maksud lo?"

"Gak usah sok polos." Kayra memutar bola matanya malas. Tatapan mata Kevin terus memandangi bibir mungil Kayra yang berwarna pink alami itu.

"Lo udah pernah ciuman?" Kayra menggelengkan kepalanya mantap. Bibirnya masih suci tau.

"Lo mau cobain?" Dengan cepat, Kayra menggeleng lagi. Kevin mengerutkan keningnya.

"Kenapa?"

"Ya gak mau!"

"Kenapa?" tanya Kevin sekali lagi.

"Gak mau anj ...! Minggir lo dari atas gue! Lo pikir lo gak berat?"

"Gak!"

Gigi Kayra bergemelatuk menahan kekesalannya. Matanya menatap tajam Kevin. "Minggir, El. Kalau joggingnya kesiangan, nanti panas banget.

"Gak jadi jogging."

"Yaudah, gue pergi sendiri aja."

"Gak gue biarin."

"El ...!" Kayra menatap Kevin dengan mata sayunya. Dirinya lelah, lelah dengan sifat suaminya ini yang sangat meresahkan.

"Yaudah oke. Tapi, nanti siang kita jalan-jalan atau nonton bioskop." Kayra menggeleng cepat, jelas dia menolak dengan sebuah alasan nanti ada orang sekolah yang lihat.

"Gue gak mau backstreet terus kayak gini," dengkus Kevin menenggelamkan wajahnya di bahu Kayra.

"Gue belum siap."

"Kenapa sih? Ooh gue tau, lo ada cowok lain? Atau lo lagi suka sama cowok lain?"

Kayra menggeleng ragu. "G-gak lah! Gue deket sama cowok aja gak pernah!" cibirnya.

"Ya terus apa masalahnya kalau kita go publik? Kasih gue alasan yang jelas!" ujar Kevin menuntut.

Kayra memejamkan matanya seraya berpikir keras. Dirinya memikirkan alasan apa yang harus ia berikan kepada Kevin. Selang beberapa menit, matanya kembali terbuka. "Gue belum mau aja. Please deh, hargai juga keputusan gue. Lagian di antara kita masih belum ada cinta 'kan? Yaudah jalanin gini aja dulu," terangnya.

Kevin berpikir keras, benar juga apa kata istrinya ini. Di antara mereka belum ada kata cinta. Mereka hanya terikat oleh hubungan yang mereka tak pernah bayangkan sebelumnya. Hanya karena perjodohan, sekarang mereka bisa bersama. Bahkan di antara mereka belum saling mengenal lebih dalam.

Cowok itu menghela napas kasar. Dia bangkit tak lagi merengkuh tubuh Kayra. Tanpa sepatah kata, ia berlalu keluar dari kamar meninggalkan Kayra sendiri yang masih terbaring di atas kasur.

Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya. Sepertinya suaminya itu sedang marah. Tapi marah kenapa? Dirinya merasa tak ada yang salah dengan perkataannya barusan. Jadi, apa yang harus dipermasalahkan?

Kayra bangkit, lalu berjalan keluar juga dari kamar.

🍁

🖇 Qoutes of the day :

"Backstreet. Sebuah kata yang cukup sulit untuk dilakukan. Akan tetapi, dengan begitu kita bisa saja terhindar dari berbagai hal yang tak diinginkan. Karena gak semua orang suka melihat kebahagiaan orang lain. Mulut boleh mengucapkan selamat, tetapi hati, siapa yang tau!?"

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 420K 49
-jangan lupa follow sebelum membaca- Aster tidak menyangka bahwa pacar yang dulu hanya memanfaatkannya, kini berubah obsesif padanya. Jika resikonya...
112K 2K 13
Setelah cukup lama menetap di kota. Alin, gadis berusia 23 itu akhirnya kembali ke kampung tempat di mana kedua orang tuanya menetap. Tentu alasan ia...
404K 36.9K 89
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
372K 5.9K 15
suka suka saya.