Arabella Transmigration [SELE...

By Im_Starla

4.5M 548K 51.4K

[PART MASIH LENGKAP] (STORY KE-1) Bella yang baru saja di pecat dari pekerjaannya, frustasi dan memilih perg... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Duabelas
Tigabelas
Empatbelas
Limabelas
Enambelas
TujuhBelas
DelapanBelas
SembilanBelas
DuaPuluh
DuaPuluhSatu
DuaPuluhDua
DuaPuluhaTiga
DuaPuluhEmpat
DuaPuluhLima
DuaPuluhEnam
DuaPuluhTujuh
DuaPuluhDelapan
DuaPuluhSembilan
TigaPuluh
TigaPuluhSatu
TigaPuluhDua
TigaPuluhTiga
TigaPuluhEmpat
TigaPuluhLima
TigaPuluhEnam
TigaPuluhDelapan
TigaPuluhSembilan
EmpatPuluh
EmpatPuluhSatu
EmpatPuluhDua
EmpatPuluhTiga
EmpatPuluhEmpat
EmpatPuluhLima
EmpatPuluhEnam
EmpatPuluhTujuh
EmpatPuluhDelapan
EmpatPuluhSembilan
Limapuluh
LimapuluhSatu
Ending<3
INFO SEQUEL:)
Vote Cover
OPEN PRE-ORDER
Epilog
Ayooo baca, info PO
GUYSSS!!!
Siap nabung buat PO KE-2!!
PO KE-2 di mulai๐Ÿ”ฅ
Novel Arabella restok di Shoppe!

TigaPuluhTujuh

53.4K 7K 966
By Im_Starla

Star come back 🥳 ada yang rindu gak? xixixi

Jangan lupa Vote dan komen ya<3
*
*
*
Happy reading all😺

"Apa kau mengenal Raja Kerajaan Torix bernama William?"

Bella mengernyit dan menatap Arthur. "Aku hanya pernah mendengar namanya dan Kerajaannya saja," jawab Bella.

Karena memang Bella hanya mendengar kerajaan itu dari Woll sewaktu di perpustakaan.

Arthur tersenyum dan mengusap surai Bella. "Kau sudah pernah bertemu dengannya," ujar Arthur membuat Bella terkejut.

"Ha? Kapan aku bertemu dengannya?" tanya Bella heran. Setahunya, ia belum pernah bertemu dengan William, William itu.

Senyum Arthur belum pudar saat ia berkata, "Sewaktu di Panti asuhan."

Bella terdiam. Otaknya mulai memikirkan ucapan Arthur. Sewaktu di panti asuhan? Seingat Bella dia bertemu dengan Liam saat di sana, tunggu... Liam? William?

Bella menatap Arthur dengan wajah terkejut. "Liam?"

Arthur berdehem dan memaksa bibirnya untuk tersenyum. Arthur tidak mau mengulangi kesalahannya yang sama dengan marah pada Bella hanya karena menyebutkan nama pria yang di benci Arthur itu.

"Ya, Pria yang kau temui tempo lalu saat di panti asuhan adalah Raja Torix, William. Apa kau sudah mengenalnya lama?" tanya Arthur.

Dia mantanku dari masa depan. "Bagaimana kau bisa tahu jika yang bertemu denganku adalah Raja Torix? Dan, emm ... Aku sebenarnya mengenal Pria itu dan berteman dengannya, namun aku tidak tahu jika dia adalah Raja Torix, musuhmu," tutur Bella.

Arthur terkekeh. "Aku memang menyuruh seseorang untuk mencari tahu pria yang menjadi sumber pertengkaran kita saat itu," ujar Arthur.

Arthur memang menyuruh prajurit rahasia untuk mencari tahu pria bernama Liam yang menjadi akar perdebatannya dengan Bella, dan saat tahu jawabannya tentu Arthur sangat terkejut.

Bella mulai menerka-nerka, apa Liam---mantanya dari masa depan adalah orang yang sama dengan William musuh Arthur. Tapi wajah mereka sama. Apa memang wajahnya yang mirip dengan William, seperti wajah Arthur yang mirip dengan wajah mantan bosnya. Atau memang Liam bertransmigrasi seperti dirinya?

Ah, Bella menjadi bingung sendiri.

"William pernah bertemu denganmu saat kecil, dan yang aku dengar katanya kau menolongnya saat di hutan," kata Arthur membuat Bella tersadar dari pemikirannya yang membingungkan.

"Menolongnya saat di hutan sewaktu kecil?" ulang Bella dan Arthur menjawabnya dengan anggukan.

Ah, sekarang Bella mendapatkan jawabannya. Liam dan William adalah orang yang berbeda hanya saja wajah mereka yang sama. Berarti, Bella sudah salah menduga selama ini.

"Apa kau tidak mengingatnya?" tanya Arthur saat melihat wajah Bella.

Bella menggeleng. "Aku tidak ingat. Kejadian itu sudah lama, jadi aku tidak mengingatnya lagi," kata Bella jujur. Bella hanya mengingat Liam---mantanya, bukan William Raja Torix itu. Mungkin, memori dari Ratu Arabella mengenai William sudah hilang.

Arthur menghela napas. Tanpa Bella ketahui, jika tangannya terkepal erat saat berkata, "Tapi William mengingatnya. Bahkan sampai sekarang. Dan kau tahu? Karena kau menolongnya sewaktu kecil, dia sudah menaruh rasa padamu. Dan sekarang, dia berniat merebutmu dariku." Napas Arthur memburu saat mengatakan itu.

Tentu saja Arthur marah. Sekarang Bella adalah miliknya dan pria kurang ajar dari karajaan musuhnya itu mau merebut Bella. Ohoho, langkahi dulu mayat Arthur baru bisa merebut Bella.

"Maksudmu, William menyukaiku?" tanya Bella.

Arthur mengangguk dengan rahang mengeras.

"Pria itu sudah pernah masuk ke wilayahku tanpa sepengetahuan diriku. Sial! Bahkan dia pernah bertemu dengan Eveline."

Informasi dari prajurit rahasia yang di tugaskan Arthur sangat banyak mengenai William dan itu membuat Arthur marah besar.

"Apa dia sudah sejauh itu?" tanya Bella sembari memegang telapak tangan Arthur.

Arthur mengangguk. "Dari yang prajuritku katakan, William sudah berkali-kali datang ke wilayahku untuk memantaumu, namun setiap kali dia datang, hanya akan bertemu dengan Eveline," tutur Arthur lagi.

Bella mengulum bibirnya dengan perasaan berkecamuk.

"Apa kau akan menyukainya juga dan meninggalkan ku?" Bella langsung menatap Arthur dengan mata melotot.

"Apa maksudmu bertanya seperti itu? Memangnya kau mau jika aku akan menyukainya?" Bella balik bertanya.

Arthur langsung menggeleng dan memeluk Bella. "Tentu saja tidak." Bella terkekeh, "Makannya, jangan bertanya seperti itu," ujar Bella balas memeluk Arthur.

Meninggalkan Arthur? Bella mana bisa.

"Lantas, bagaimana tindakanmu selanjutnya mengenai William? Apa dia masih sering datang ke sini?" tanya Bella seraya melepaskan pelukan.

Hening sejenak.

"Aku akan memperketat pengawasan, dan melakukan pemeriksaan di setiap perbatasan," ujar Arthur yang kembali terdiam saat mengingat sesuatu yang masih ia simpulkan dari semua informasi yang ia dapatkan. "Tapi, ada satu hal lagi ...," ujar Arthur.

"Apa?"

"William sepertinya sudah tidak menyukaimu lagi dan berpindah menyukai Eveline,tapi itu hanya pemikiranku saja," ujar Arthur. Prajurit rahasia itu mengatakan, jika William setiap datang hanya akan memantau kamar Eveline dan pernah membawa Eveline keluar dari area Istana saat malam hari dan itu membuat Arthur bingung.

"Bagaimana kau bisa beranggapan seperti itu? Tunggu, apa kau sudah lama mengetahui ini?" tanya Bella.

"Ya, aku sudah lama mengetahuinya," ujar Arthur, "Maka dari itu, aku akan berusaha menjauhkan Eveline dari William. Aku tidak mau jika Eveline bisa jatuh cinta dengan pria sialan itu!"

"Apa mereka berdua sudah berkali-kali bertemu?" tanya Bella lagi.

Arthur mengangguk. "Aku takut jika Eveline bisa mencintai pria itu. Aku tidak akan membiarkannya, lagipula aku takut jika itu hanya salah satu taktik William, dia sengaja mendekati Eveline agar bisa lebih dekat menggapai mu," ujar Arthur.

Bella menghela napas dan kembali memeluk Arthur---berusah menenangkan suaminya itu. Bella tahu, jika Arthur merasa terancam dengan kehadiran William itu.

"Kau tenang saja, walaupun ada seribu pria bernama William yang menyukaiku, aku tetap akan bersamamu," ujar Bella, "Tapi aku tidak tahu bagaimana dengan nasip Eveline," lanjut Bella.

Bella memang bisa menjauhi William karena Bella memiliki Arthur. Tapi bagaimana dengan Eveline yang di dekati William?

"Itu sebabnya penyihir gila itu ada di sini," ujar Arthur, "Entah bagimana Raja Vaskal itu bisa menyukai Eveline bahkan sampai tergila-gila."

"Vaskal? Bukannya itu Kerajaan yang terletak di sebelah timur kerajaan Acheron?" tanya Bella.

Arthur mengangguk masih di dalam pelukan Bella. "Aku dan Li sudah lama saling mengenal. Dia pernah datang ke Istana ini sewaktu aku masih menempati gelar Putra Mahkota," ujar Arthur. "Sewaktu di gua kegelapan, dia mendatangiku dan membuat kesepakatan denganku. Dengan kemampuan sihirnya, dia bisa mengetahui jika kau dalam bahaya, makannya dia membuat kesepakatan untuk menjagamu dengan imbalan aku akan menjodohkannya dengan Eveline," lanjut Arthur.

"Apa Eveline mengenalnya?" tanya Bella.

Arthur menggeleng. "Ku rasa tidak. Hanya Li yang mengenal Eveline, dan sudah lama menyukai Eveline dari Eveline masih berumur tiga belas tahun."

Arthur memang sudah mengetahui, jika Li mulai menyukai adiknya, setelah ia di khianati oleh kekasihnya. Padahal, waktu itu umur Eveline masih tiga belas tahun sedangkan umur Li delapan belas tahun. Li memang sudah jarang ke Kerajaan Estemoral karena sibuk dengan pekerjaannya, namun saat ia mendapatkan kekuatan Penyihir, Li kembali datang ke Estemoral.

"Lantas, bagaimana kau mau menjodohkan Eveline dengan Li, jika Eveline saja tidak mengenalnya?"

"Aku menyuruh Li untuk mendekati Eveline terlebih dahulu. Dan hasilnya tergantung dari keputusan Eveline. Aku berharap, semoga Eveline mau bersama Li, setidaknya dengan begitu Eveline tidak akan terjerat pada William."

Bella mengangguk. "Semoga saja."

****

Di tempat lain, Li tengah berada di Paviliun Azura dan memakai sihir transparan agar dirinya tidak terlihat. Keadaan paviliun sangat berantakan, sedangkan di pojok ruangan seorang gadis tengah menangis dan sesekali berteriak.

Dia Azura.

Li memang sering memantau Azura untuk bisa mengetahui semua rencana wanita itu. Namun untuk kali ini, dia hanya diam dan menyaksikan Azura yang sedang merontak.

"Dasar wanita sialan itu! Lihat saja, aku akan menyingkirkan mu," ujar Azura di sela tangisannya. "Kau adalah wanita pengganggu hiks, karena kemunculanmu, membuat Arthur menjauh dariku!"

"Wanita gila," komentar Li yang tidak di dengar oleh Azura. "Ah, sebaiknya aku pergi dari pada ikut tertular kegilaannya." Li bergidik dan langsung berteleportasi kembali ke Kerajaannya.

*****

Eveline keluar dari jendela kamarnya dan mengendap-endap menuju pohon besar yang tidak jauh dari kamarnya. Setelah sampai di balik pohon itu, Eveline menghela napas lega karena tidak ketahuan oleh siapa-siapa, dan langsung segera menghampiri pria berjubah yang tengah membelakanginya itu.

"Apa kau tidak lelah selalu datang ke Kerajaanku?" tanya Eveline ketus.

William menyeringai dan berbalik menatap Eveline. "Aku pikir kau tidak akan datang kemari," balas William membuat Eveline mendengus.

Yang di tanya apa, yang di jawab apa.

"Cepatlah katakan. Mengapa kau menyuruhku untuk menemuimu?" tanya Eveline jengah.

William terkekeh pelan. "Apa tidak bisa?"

Eveline berdecak dan menatap William tajam. "Jangan mempermainkan ku, segera katakan apa mau mu, sebelum ada yang melihatku di sini," kata Eveline.

William mengedikkan bahunya dan berjalan lebih dekat ke arah Eveline. Pria itu menjulurkan tangannya dan menyentuh wajah Eveline membuat Eveline tersentak. "Aku tidak bisa tidur, makannya aku kemari," jawab William seraya mengusap pipi mulus Eveline dengan ibu jarinya.

"Kau gila? Kau datang kemari dan membuang waktuku hanya karena kau tidak bisa tidur?" Eveline menyentak tangan William dan menatap pria itu kesal.

William tersenyum. "Semua ini karena salahmu," balas William seraya memegang kedua bahu Eveline.

Eveline mengernyit heran. "Mengapa kau menyalahkanku?"

William mengedikkan bahunya dan menarik tubuh kecil Eveline ke dalam pelukannya, dan itu membuat Eveline terkejut bukan main.

"Karena wajahmu selalu menghantuiku hingga aku tidak bisa tertidur," jujur William membuat tubuh Eveline membeku.

(TBC)

Tim

#Li-Eveline

Atau

#Liam-Eveline

Nah, jadi Li sama William itu orang yang berbeda ya. Pasti bisa di bedakan dari Awal, William itu agak dingin sedangkan Li orangnya bar-bar.

Untuk Bella-Arthur, sepertinya pengganggu hubungan mereka mulai berpaling haluan:) hihihi

Beberapa part lagi menuju ending 😁 jadi gak sabar, bagaimana ending dari kisah mereka 🌚

Star⭐

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 233K 75
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
1.2M 67.4K 72
[๐‡๐š๐ซ๐š๐ฉ ๐Ÿ๐จ๐ฅ๐ฅ๐จ๐ฐ ๐ฌ๐ž๐›๐ž๐ฅ๐ฎ๐ฆ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐š๐œ๐š] [๐‚๐ž๐ซ๐ข๐ญ๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐š๐ง๐๐ฎ๐ง๐  ๐›๐ข๐›๐ข๐ญ-๐›๐ข๐›๐ข๐ญ ๐ฉ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐จ๐ซ] [๐“๐ž๐ซ๐...
482K 54.3K 61
WARNING!! BXB AREA. MOHON MENJAUH JIKA ANDA HOMOPHOBIA! CERITA INI 100% KARANGAN SEMATA. HANYA FANTASI. TOLONG BEDAKAN MANA YANG FAKE DAN REAL. WARN...
300K 22.4K 40
menikah dengan duke Arviant adalah hal yang paling Selena syukuri sepanjang hidupnya, ia bahkan melakukan segala cara demi bisa di lirik oleh Duke Ar...