My 5 Demons Sweetheart

Princessa758 द्वारा

64.8K 7.2K 410

Asrama sekolah putri ku memiliki rahasia yang sangat mengerikan. Ada rumor bahwa sesosok penampakan mahkluk a... अधिक

Old School
Missing Girl
Demons?
Biodata Bonus
Long Night
The Beast
A Feeling of Emptiness
Forgive me
Sweet and Sour
Maiden Rose
Two Face
Two Face ~Part2~
Blind Date
Shadow
Shadow~part2~
Beast and Demon
Golden Rose ~1~
Golden Rose ~2~
Punishment
Butterfly in Fire
Soul Partner
The Cursed Feelings
Angel or Demon
Strong Soul
The Shadow
Broken Soul
Broken soul ~Part2~
More Souls More Empty
Not a Bait
Mistaken

Quite Sober

1.4K 220 9
Princessa758 द्वारा

Aku menoleh ke arah Devon. Ekspresinya nampak sangat tak senang dengan diriku yang sekarang.

"Apa kau punya masalah dengan itu?" Tanyaku dingin padanya.

Devon tak membalas perkataanku. Aku hanya melihat gerak gerik matanya yang nampak kesal dan kecewa dengan pertanyaan ku.
Aku masih menunggu seseorang memberikan bantuan untuk menyembuhkan Valir.
Tapi, aku sadar bahwa hal itu mustahil. Para iblis ini keras kepala dan menyebalkan.

Aku pergi keluar dari ruangan laboratorium dan bergegas pergi ke tempat valir berada. Sebelumnya, aku sempat mengambil sisa bubuk teh bunga yang Evon berikan padaku tadi pagi. Yang kudengar semoga saja benar. Bahwa teh ini bisa memberikan sedikit rasa penenang.

Hendak ku buka pintu kamarku, aku berhenti saat melihat Valion tengah menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan Valir.

Jangan menilai seseorang dari luarnya saja~

"Apakah sopan mengintip seperti itu?"

Aku sedikit terkejut dan keluar dari lamunan. Saat aku sadar, Valion sudah berada di hadapanku dengan wajah curiga padaku.
Baiklah, ini menyebalkan.

"Aku hanya ingin membantu adik kurang ajar mu itu. Ini, kau sendiri yang berikan padanya jika ia sudah siuman. Aku malas berurusan dengannya lagi. Aku tak ingin adik mu itu salah paham tentang sikap ku padanya." Ujarku panjang lebar sembari menyuguhkan secangkir teh yang ku buat.

Valion terdiam masih dengan ekspresi yang sama, curiga dan tak percaya dengan secangkir teh milikku.

"Apa kau akan terus menatapnya seperti itu?"

Valion mengambil cangkir teh dari tanganku dengan perlahan. Sembari beberapa kali melihat ke arah ku dan kembali ke arah cangkir teh.

"Ada apa dengan warnanya yang gelap ini? Kau mencampurkannya dengan racun?" Tanyanya.

Baiklah, mungkin aku tak salah jika mengeluarkan seluruh emosiku sekarang.

"Berikan itu padaku kak! Itu untuk ku. Milikku."

Suara yang nyaring dengan nada gembira membuat amarah ku lenyap begitu saja. Valir melompat dari kasur dan segera mengambil secangkir teh dari tangan Valion.
Aku masih belum menyangka ia tiba-tiba siuman dan tak berfikir apapun selain secangkir teh yang ku buat untuknya.
Valir tersenyum sembari menatapku. Tatapannya sangat membuatku tak nyaman. Aku memutarkan kedua bola mataku, menandakan aku tak tertarik dengan reaksinya.

Valir tak menghiraukan diriku. Sepertinya ia benar-benar sudah hilang akal. Valir dengan bersemangat mengambil tegukan. Baru sekali tegukan, Valir terdiam. Valion sudah melihatku dengan sinis dan curiga.

"Valir, berikan teh itu padaku!" Ujar Valion tegas pada Valir.

"Whoa! Ini teh yang sangat lezat. Nona, ini mengartikan kau memang cocok untuk menjadi..."

"Baiklah aku akan pergi. Karena tak ada lagi hal yang harus aku lakukan." Ujarku tak ingin Valir melanjutkan kata-katanya.

"Nona! Tunggu! Aku belum sepenuhnya pulih." Ujar Valir tiba-tiba meraih tanganku dan memelas.

Aku sungguh tak habis pikir dengan iblis satu ini.

"Berhenti bersikap seperti ini! Kau benar-benar membuat hal menjadi semakin merepotkan." Ujarku sembari menarik tanganku dan pergi.

"Minta kaka mu saja untuk menjagamu." Ujarku pergi.

Aku pergi ke dapur untuk membereskan beberapa peralatan yang ku pinjam dan belum ku taruh ke tempatnya semula.

Sudah berapa hari aku disini? Apakah mereka mencari ku? Apakah mereka merindukan ku? Apakah Elson mencari keberadaan ku?

"Mungkin tidak. Hahaha*apa yang kau harapkan Atha? Selama ini kau hanya menyusahkan mereka. Mungkin sekarang mereka bersyukur aku lenyap." Gunamku.

"Lenyap dalam kegelapan bukannya itu hal yang tak terlalu buruk?" Tanya seseorang.

Aku tak menoleh ke arah suara itu berasal. Aku tetap fokus merapihkan barang barang. Bunyi cangkir yang terbentur pelan membuat diriku tertarik pada suaranya dan menoleh. Valion mengantarkan cangkir yang sekarang tak berisi.

"Baguslah, ia akan baik-baik saja setelah ini." Ujarku.

Valion nampak terdiam sembari mengamati gerak-gerik diriku. Aku bisa merasakannya. Matanya sedikit sayu dan lemah.

Apa yang terjadi padanya?

"Kau... mengapa sangat perhatian pada adikku? Apa karena kau menyukainya?" Tanya Valion.

Topik yang entah dari mana asalnya tiba-tiba ia kemukakan. Aku merasa ada yang aneh pada dirinya.

"Mengapa kau tiba-tiba bertanya? Apa jangan-jangan kau...cemburu adik mu mendapat perlakuan kecil dariku?"

"Kecemburuan hanya memperkeruh suasana." Ujar Valion.

Sebenarnya ada apa dengannya? Dia seperti...mabuk? Apa jangan-jangan...

"Katakan yang sebenarnya, apa kau juga mencicipi teh yang ku buat?" Tanyaku pada Valion.

Ia nampak menahan saat ia ingin berkata sesuatu. Aku mendekatinya dan mendekatkan wajahku padanya.

"Apa kau meminumnya?" Tanyaku dengan penekanan.

Tak seperti biasanya, Valion yang selalu tajam saat melihat dan angkuh saat bertindak, sekarang ia nampak mundur dan tak percaya diri saat aku mendekatinya. Lagi-lagi ekspresi malu itu. Memang aneh untuk melihat Valion seperti ini. Tapi, mungkin aku akan terbiasa.

Valion menatap mataku perlahan. Hendak mengatakan sesuatu. Namun, perkiraan ku salah. Valion dengan lembut mengecup bibirku. Bahkan aku sampai tak menyadari ia akan bertindak demikian. Aku terkejut dan menjauhkan diriku darinya. Mengambil beberapa langkah mundur sembari menutup bibirku dengan kedua telapak tangan ku.

"A-apa yang baru saja kau..."

Valion tertunduk, seakan ia kehilangan jati dirinya yang selalu merasa tinggi dan angkuh. Namun beberapa saat kemudian, ia memandang ke arahku dan perlahan melangkah mendekatiku.

"Baiklah-baik, aku mulai takut padamu. Berhenti sekarang juga! A-atau aku akan berteriak." Ujarku mengancamnya.

Valion tak mendengarkan perkataanku. Ia terus mendekat dan makin mendekat. Aku tersudut olehnya.

"Kau tak sadar, aku tahu itu." Ujarku padanya.

Valion malah terus melanjutkan pergerakannya dengan menahan tubuhnya dengan satu tangan di dinding. Wajahnya makin mendekat dengan ku.
Tanganku gemetar. Aku mencoba mengepalkan tanganku hendak menyadarkan Valion dengan sedikit pukulan di wajahnya. Tapi, sebelum ku lakukan itu ia terlebih dahulu melakukan aksinya dengan meraih pinggangku dan untuk kedua kalinya, ia mencuri ciuman dariku.

Sadarlah Atha! Gerakan tangan mu dan sadarkan iblis hawa nafsu ini.

Nafasnya yang menghembus pelan di wajahku beraroma teh yang ku berikan valir. Tapi, mengapa aromanya sangat pekat? Apa aku salah memberikan dosisnya? Aroma teh itu menempel pada hembusan nafas Valion. Yang membuatku tak sengaja menghirupnya juga. Pikiranku semakin tenang setelah beberapakali menghirup hembusan nafas Valion. Seiring dengan itu, aku tak memberontak dan bahkan seakan menerima perlakuan Valion padaku.

Bagaimana ini bisa terjadi?! Ayo sadarlah!

Aku tak ingat apapun setelah kesadaran ku benar-benar sudah diambil alih oleh keadaan. Aroma bunga itu benar-benar memabukkan. Yang ku ingat saat itu hanyalah, sensasi kelembutan bibir Valion dan sikapnya yang sangat ramah tanpa kekerasan. Bagai hembusan angin semua hal itu terjadi.

***
"Itu mimpi!"
Aku berteriak saat aku bangun dari tidur ku.

Mimpi paling mengerikan. Apa-apaan barusan itu? Valion...dan aku....

"Rupanya kau sudah bangun." Ujar Evon yang tiba-tiba masuk kedalam kamarku.

Aku merasakan suasananya sedikit aneh kali ini. Apa ini efek dari mimpiku barusan?
Setelah Evon masuk dan duduk di sofa depan ranjang ku, Devon juga masuk disusul oleh Rave. Ekspresi mereka nampak kesal dan marah padaku.

"TUNGGU APA? ITU BUKAN MIMPI?"
Aku berteriak kencang, karena tak percaya pada perkataan Evon.

"Kau melakukannya tanpa perasaan bersalah. Apa kau tak malu dengan perbuatan mu?" Tanya Devon terkesan kesal dengan diri ku.

"A-apa yang sebenarnya terjadi? Apa...aku dan Valion...?"

"Gadis kecil, aku tak menyangka apa yang ku lihat." Ujar Rave sembari menggelengkan kepalanya.

~To be continued~

~Next chapter~

"Elson, apa kau tak ingin menyelamatkan gadis kesayangan mu itu?"

Elson menatap tajam gadis yang tengah duduk di ranjang Athana.

Don't forget to read Voment and share luv ya!!!

Sorry karena tiba-tiba hiatus soalnya autor lupa bahwa, ada jadwal ulangan jadi maaf ya ⊙﹏⊙
Well karena ulangannya sudah selesai~ Oke deh untuk QnA sudah di buka ya teman teman~ ayo ikut berpartisipasi, author janjikan pertanyaan kalian semua akan author jawab okay~

QnA akan di jawab setelah 2 episode update ya temen temen~

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

410K 23.6K 173
⚠️MENGANDUNG BOYS LOVE/YAOI Author = Big Meow Online Status = Ongoing Tipe = Manhua Raw = Bilibili Comics Genre = Bl, Yaoi, Omegavers Youyan si...
6.2K 719 11
Setelah kejadian dimana Renjun akan di habisi dengan banyak pukulan, tendangan bahkan sayatan di tubuhnya oleh murid berpengaruh di sekolah. Pria kec...
67.8K 4.7K 17
Manusia telah menjadi legenda bagi para vampir, bagaikan makhluk langka yang hampir punah. "Kau manusia yang nekat." Manusia hidup diantara para vamp...
15.7K 1.4K 12
Mansion vampire penuh darah manusia. kelalaian manusia yang datang ke mansion itu akan tiada tanpa kata kata yang keluar dalam mulutnya. sang vampire...