Goresan ARABBEL

By PeaChy_meii

89.7K 7.9K 2.2K

"it hurts when I make a promise" Arabbel pikir ia sudah bebas, tapi ternyata tidak. Itu semakin parah. Sesak... More

Arabbel
Prolog
1 : Come Home Soon
2 : Indonesia
3 : Surprise
4 : Drop
5 : Chemotherapy?
6 : Memulai
7 : Peduli
8 : New person
9 : Meet Alander
10 : Bang Allvaro
11 : Try to Convince
12 : For Stynlic's Princess
13 : The Day of The Surgery
14 : Getting Better
15 : Start Activity
16: First Day of School
17 : I Found You
18 : Sekelas?
19 : Meet Again
20 : Rain
21 : Berbohong
22 : positive thinking
23: Me and My Twins
24 : First Diary
25 : Weird Feeling
26 : Bolos
Visual dan Penokohan
28 : meyakinkan
29 : Kita dan Bintang
30 : Beach
31 : At the Moment
32 : Special Person
33 : Not the Important Thing
34 : Sweet Thing
35 : waiting for the result
36 : Koarktasio Aorta
37 : ketenangan sementara
38 : strange dream
39 : Who is Kiara?
40 : What Really Happened?
41 : Perseteruan
42 : past stories
43 : Pertimbangan
44 : Sesaat Lagi
45 : Try to Understand
46 : cute moments
47 : Pain
48 : Kata Maaf
49 : Secret
50 : Hide the Pain
51 : close your eyes
52 : it's hurt
53 : What Happened?
54 : Berulang Kali
55 : Feel It
56 : weak

27 : KevAbbel

923 73 25
By PeaChy_meii

*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*

❤️
❤️
❤️

Setelah Arabbel berbicara dengan teman-temannya, akhirnya mereka menerima ajakan Kev untuk ikut kumpul bareng. Perjalanan dari Gramedia ke Starbucks terbilang lumayan jauh jika berada di satu gedung yang sama. Gramedia berada di lantai tiga, sementara Starbucks di lantai dasar.

Kenzo dan Faliya berjalan lebih dulu di depan Arabbel dan Kev. Sementara Nalla dan Vanila akan menyusul nanti karena mereka masih ingin pergi mencari casing untuk ponselnya. Dilihat dari perkenalan Kenzo dan Faliya yang terbilang belum lama, sepertinya mereka sudah nyaman dengan satu sama lain. Bahkan mereka terus berjalan ke depan tanpa mengingat keberadaan Kev dan Arabbel yang tertinggal di belakang.

"Bel," panggil Kev yang masih melihat ke arah Kenzo dan Faliya.

"Iya, Kak?"

"Mau taruhan gak?" tanya Kev yang menampilkan senyum jahilnya.

Arabbel menyatukan alisnya bingung, "taruhan?"

"Iya. Tiga menit lagi mereka bakal noleh ke belakang dan baru sadar kalau kita ketinggalan jauh," ucap Kev sambil menunjuk Faliya dan Kenzo yang asik berbincang.

Arabbel tersenyum geli, "kayaknya enggak deh kak. Mungkin kalau kita sembunyi juga mereka nggak bakal sadar kalau kita nggak di belakang mereka sampai mereka nyampe Starbucks."

Kev menoleh ke Arabbel yang lebih rendah darinya, "mau coba?" ucapnya sambil terkekeh, "yang salah harus traktir di Starbucks nanti." Yang dibalas Arabbel dengan senyum dan anggukan semangat.

Dengan gesit Kev menarik tangan Arabbel untuk masuk ke salah satu toko baju yang hanya berbeda tujuh langkah dari jarak mereka. Mereka masuk ke toko baju itu, dan berpura-pura untuk memilih baju sambil mengintip Kenzo dan Faliya yang sudah mulai menginjakkan kaki di eskalator untuk turun ke lantai dua. Setelah mereka memastikan Kenzo dan Faliya mulai turun dan tak terlihat lagi, sontak Arabbel dan Kev tertawa. "Gue yakin mereka bakal linglung sampai di Starbucks," ucap Kev yang masih terbahak.

"Kayaknya bakal ada yang jadian dalam waktu dekat deh," lanjut Arabbel.

"Doain aja," ucap Kev semangat, kemudian menggandeng pelan tangan Arabbel untuk keluar dari toko baju itu. "Yok, lanjut."

🥀🥀🥀🥀🥀

"Kenzo kan itu?" tanya Attara sambil menunjuk Kenzo dan Faliya yang harus saja berjalan melewati pintu masuk starbucks.

Ravenkha dan Alvarro mengikuti arah pandang Attara. "Sama siapa?" tanya Ravenkha.

Kenzo dan Faliya masih berjalan santai menuju meja yang ditempati laki-laki itu, masih sambil berbincang dan tertawa kecil.

"Kok kalian bisa berdua?" tanya Attara saat Kenzo dan Faliya baru saja sampai di depan meja, "Kev mana?"

"Hah?" Kenzo bingung. Sontak ia dan Faliya melihat ke belakang, ke arah pintu masuk dan baru menyadari bahwa Kev dan Arabbel sedari tadi tak ada di belakang mereka.

"Kok?— Perasaan tadi mereka di belakang," ucap Faliya.

"Mereka?" tanya Alvarro.

Faliya mengangguk, "iya. Tadi Kak Kev sama Abbel di belakang kita. Tapi nggak tau sekarang kemana?"

"Kok bisa bareng?" tanya Attara.

Kenzo mempersilahkan Faliya duduk di salah satu kursi, "iya, tadi ketemu di Gramedia," jawab Kenzo.

"Kebetulan gue, Abbel, Nalla sama Vanila ke Gramedia juga. Nalla sama Vanila masih di atas. Harusnya sih Kak Kev sama Arabbel bareng kita, cuma nggak tau tuh kok ngilang," sambung Faliya masih menoleh sekilas ke arah pintu masuk.

Ketiga lelaki itu menganggukkan kepalanya paham. "Tunggu aja paling bentar nyampe," ucap Ravenkha.

Mereka mulai melanjutkan obrolan ringan sambil menunggu yang lainnya menyusul. Sudah hampir sepuluh menit berlalu. Bahkan Nalla dan Vanila saja sudah bergabung di meja ini, tapi Kev dan Arabbel masih belum datang juga.

"Ini Kev beneran bakal kesini sama Abbel apa gimana? Kok belum datang juga?" tanya Ravenkha sambil melihat jam yang berada di pergelangan tangannya.

"Iya, ya. Kok mereka masih belum datang? Bentar gue telpon Kev dulu," jawab Kenzo.

Kenzo sudah mencoba menelpon Kev sebanyak tiga kali, tapi tak ada jawaban juga. Bahkan saat keempat kalinya mencoba, ponsel Kev sudah tak bisa dihubungi lagi alias non aktif. Hingga akhirnya Nalla juga memutuskan untuk menelpon Arabbel. Sekali mencoba tak ada jawaban, percobaan kedua baru lah Arabbel menjawab panggilan itu.

"Halo, Bel. Kamu dimana? Sama Kak Kev 'kan?"

"Eee, Nal--" ucapan Arabbel terhenti dan berganti dengan suara tawa kecil dari Arabbel dan Kev di sebrang sana.

"Bel?" panggil Nalla lagi karena suara di sebrang sana kurang jelas.

"Iya, Nal maaf. Ini aku sama Kak Kev udah deket kok, cuma--"

"Anjir, anjir. Ini gimana coba, bisa-bisanya sampe gini taiii...." Gerutu Kev memotong perkataan Arabbel, yang di balas Arabbel dengan tawanya.

"Nal, ini kita udah mau nyampe kok. Sudah turun eskalator, cuma tadi ada masalah dikit, tapi gak papa kok."

"Oh, yaudah deh. Kita tunggu, ya."

"Iya, Nal." Sambungan telpon terputus.

"Gimana?" tanya Ravenkha setelah Nalla menjauhkan Ponselnya dari telinga. "Katanya sih udah dekat, kak. Cuma kurang jelas suaranya, soalnya mereka ketawa-ketawa tadi."

Attara menaikkan kedua alisnya, "asik bener kayaknya," ucapnya sambil melirik Alvarro.

"Mereka sudah dekat sejak kapan?" tanya Attara kepada teman-teman Arabbel. Yang dimaksudnya Arabbel dan Kev.

"Emmm, kayaknya baru juga sih, Kak. Cuma Abbel emang gitu, mudah berbaur orangnya," jawab Faliya.

Setelah hampir sekitar lima menit mereka membicarakan tentang Kev dan Arabbel, akhirnya orang yang dibicarakan itu datang juga. Kata orang sih panjang umur. Hmmm, kita liat nanti.

Kev dan Arabbel mulai memasuki starbucks sambil tertawa bersama walaupun kelihatannya Arabbel yang paling bahagia karena Kev seperti sedang menggerutu atau kesal.

"Maaf lama," ucap Kev singkat saat akan duduk. Kev dan Arabbel duduk bersebelahan diantara Vanila dan Ravenkha.

"Kenapa lama kalian?" tanya Ravenkha. Pertanyaan itu sontak membuat Kev dan Arabbel saling pandang. Tak lama, hanya sekitar tiga detik kemudian mereka kembali tertawa lagi.

"Kenapa sih?" tanya Faliya.

"Eh, em... Itu—" Arabbel melirik Kev sebentar kemudian lanjut bercerita. Ia mulai menceritakan bagaimana mereka sembunyi di toko baju untuk mengerjai Kenzo dan Vanila, soal taruhan mereka, hingga mengapa mereka lama sekali untuk sampai.

Flashback

Arabbel dan Kev mulai menginjakkan kaki di eskalator. Saat sampai di lantai dua tiba-tiba Kev ingin buang air sebentar. Karena itu mereka menuju ke toilet dan Arabbel duduk di salah satu bangku dekat toilet untuk menunggu.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Kev keluar dari toilet. Arabbel pun bangkit berdiri dan mulai lanjut jalan bersama Kev. Tetapi, saat mereka akan menginjakkan kaki di eskalator terakhir yang harus mereka lewati, tiba-tiba Kev berhenti dan memegang saku celananya.

"Bel, bentar deh." ia mulai meraba-raba semua kantung celananya hingga tiba-tiba ia menoleh ke Arabbel dan terdiam dua detik. "Hp gue ketinggalan, Bel!"

"Hah? Kok bisa?" Arabbel juga ikut terkejut. Dengan cepat Kev menarik pergelangan tangan Arabbel kemudian berjalan cepat kembali ke toilet.

Kev segera masuk ke toilet laki-laki sementara Arabbel menunggu di luarnya. Kev mencoba mengingat, bahwa ia tadi sempat menaruh ponselnya di pinggir wastafel saat akan cuci tangan. Tapi hasilnya nihil. Ponselnya tak ada di sekitar situ.

"Maaf, Mas. Mas-nya lagi nyari HP, ya?" tanya salah satu OB yang sedang bersih-bersih di toilet ini.

Kev mengangguk dengan semangat, "iya! Mas-nya liat gak? Warna hitam."

"Yang ini, Mas?" OB itu mengeluarkan satu ponsel berwarna hitam dari kantung bajunya.

"Iya, Mas, ini," Kev langsung mengambil ponsel itu dan berusaha menyalakannya, tapi tak bisa.

"Maaf, Mas. Tadi pas saya masuk sini HP Mas sudah ada di tengah-tengah wastafel, pas di bawah air keran yang ngalir. Kayaknya ada yang sengaja deh, Mas."

"Hah? Kok bisa?"

"Maaf, Mas. Saya kurang tau."

Kev keluar dari pintu toilet dengan wajah lesunya. "gimana, Kak?" tanya Arabbel.

"Nih," Kev menunjukkan ponselnya pada Arabbel. "Tapi mati. Mas OB tadi nemuin udah Basah di bawah keran. Gila ya, siapa sih iseng kayak gitu. Bukannya nanya, ini HP punya siapa malah dimandiin."

"Anak kecil iseng kali, Kak. Tadi pas Kak Kev keluar kan ada anak kecil masuk." Kev mengangguk, "bisa jadi."

Arabbel turut prihatin, tapi Ia tak bisa melakukan apapun. Mereka mulai kembali berjalan menuju starbucks.

"Em, Kak-" ucap Arabbel saat mereka baru saja melangkahkan kaki di eskalator.

Kev menoleh, "apa? Jangan bilang ini karena karma tadi kita ngerjain Kenzo sama Faliya."

Sumpah demi apapun, Arabbel tak berniat berkata seperti itu. Tapi ucapan Kev barusan membuatnya tak dapat menahan tawa di tambah melihat wajah Kev yang sangat lesu. "Bukan gitu Kak--"

"Huh... Wes lah. Kapok gue ngerjain orang lagi. Karmanya gak nanggung-nanggung," ucap Kev pasrah.

Flashback off

Semua orang yang mendengar cerita Arabbel tertawa dan geleng-geleng kepala. Terutama Kenzo. Ia tertawa paling bahagia. Kecuali Alvarro yang hanya diam mendengarkan cerita Arabbel tanpa ekspresi dari tadi sambil sesekali meminum minumannya.

"Jadi gimana hp lo?" tanya Kenzo yang masih tertawa.

"Ya gitu. Mati njing, nggak bisa dinyalain. Nanti mau coba baikin dulu," jawab Kev dengan kesal. "Dah lah, gak usah dibahas lagi. Haus gue." ucapan Kev itu kembali menimbulkan tawa dari mereka semua. Again, kecuali Alvarro yang hanya menggelengkan kepalanya.

"Ya pesan minum dah. Lo yang bayar 'kan?" ucap Attara.

"Iya nyet, iya!" geram Kev. Pasalnya mereka semua juga sudah tau hasil taruhan Arabbel dan Kev.

Tak terasa mereka sudah menghabiskan waktunya selama satu setengah jam mengobrol di sini. Arabbel, Vanila, Faliya, dan Nalla sudah pulang lima belas menit yang lalu. Tapi para laki-laki ini masih berkumpul di tempat ini.

"Lo ngapa, Al?" tanya Attara yang menyadari sikap Alvarro yang agak cuek dari tadi. Sebenarnya Attara bertanya bukan karena ia peduli. Tapi hanya untuk meledek dan memancing Alvarro.

Alvarro hanya melamun menatap minumnya. Ia membulatkan matanya kemudian menggeleng.

"Lo kenapa sih anjir? Makanya gercep!" ucap Attara, membuat Alvarro menatap ke arahnya bingung.

"Gercep apaan?" tanya Kenzo. Sementara Attara hanya terkekeh sambil menggeleng. Ya, walaupun di antara mereka Attara lah yang paling ngeselin, heboh, ceroboh, kepoan, banyak nanya, dan agak nggak jelas. Tapi dia lah yang paling peka terhadap sahabat-sahabatnya ini.

Drrrttt.... Drrrttt....

Dering ponsel Ravenkha mengalihkan fokus mereka semua.

"Halo, Bel," ucap Ravenkha saat mengangkat panggilan telponnya.

"Halo, Kak. Maaf ganggu, ya? Kak Kev masih ada di situ nggak?"

Ravenkha melirik ke arah Kev, membuat tanda tanya dipikiran mereka. "Ada nih. Kenapa, Bel?"

"Mau ngomong sama orangnya langsung nggak?"

"Boleh deh, Kak." Ravenkha segera memberikan ponselnya pada Kev. Kev sempat bertanya 'kenapa' tanpa mengeluarkan suara. Tetapi Ravenkha hanya menyuruhnya segera mengambil ponsel itu.

"Kenapa, Bel?" tanya Kev.

"Ini, Kak. Bukunya Kakak yang tadi kebawa sama Abbel. Tadi Abbel mau nelpon langsung ke Kakak tapi baru ingat HP Kak Kev lagi rusak."

Kev terkekeh, "oooo... Yaudah gak papa. Besok aja kasihnya pas di sekolah."

"Oo, oke deh, Kak."

"Iya, makasih ya, Bel."

"Iya, kak." Sambungan telpon pun dimatikan. Kev mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya.

"Kenapa?" tanya Attara.

"Itu, tadi kita beli buku bareng di Gramed. Nah bukunya gue titipin ke dia pas ke toilet tadi, tapi malah ke bawa sama dia. Ya gue bilang gak papa. Kasih besok aja di sekolah." Mereka semua mengangguk paham.

"Buku apa emang?" tanya Kenzo. "Kapan lo belinya?"

"Pas lo lagi milih senar gitar. Gue ketemu dia di rak buku tata surya. Kebetulan dia juga suka buku begitu, yaudah bareng aja tadi milihnya."

Percayalah, pembahasan itu membuat mood Alvarro semakin buruk. Alvarro memilih mengabaikan pembahasan ini dengan membuka instagram di ponselnya dan berpura-pura tak mendengar.

Sementara Attara yang menyadari itu, terkekeh pelan melihat Alvarro. Ia tak yakin kapan Alvarro mulai menaruh perasaan pada Arabbel. Ia juga bahkan tak tau kapan dan bagaimana Alvarro mengenal Arabbel. Tapi yang ia yakin Alvarro mulai menyukai gadis itu. Menyukai dalam konteks yang berbeda.

TBC

*Jangan lupa vote ya... Terimakasih❤️

Sejauh ini. Cowok yang lebih dekat sama Abbel kalian pilih mana nih?

-VarroAbbel

-RavenAbbel

-KevAbbel

Kuy piliiih...... Kalau aku sih tetap VarroAbbel hehe.

Jangan lupa pencet bintangnya, ya... Kasih aku love pinknya juga. Makasiiii❤️

12/03/2021

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 148K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
686K 32.3K 53
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
1.1M 48K 43
BANTU PROMOSIKAN CERITA INI YA .. 🔞🔞 Terimakasih ... "Dia Langga adik sekaligus kekasih ku " Natan "Kamu milikku dan tetap menjadi milikku " Lang...
451K 23.4K 54
Bagaimana jika kalian berada dalam posisi seorang gadis bernama Auraline yang pada saat membuka matanya, dia sudah berada dikehidupan sebuah novel mi...