Happy reading~
.
.
Seumur hidupnya, Wei Wuxian hanya mengenal empat tipe wanita.
Pertama, tipe out of the box seperti mamanya.
Kedua, tipe lemah lembut seperti mertuanya.
Ketiga, tipe judes bin galak seperti Madam Yu.
Keempat, tiper barbar seperti sahabatnya yang kini merantau ke negeri orang untuk melanjutkan pendidikan medisnya, Wen Qing.
Akan tetapi, ini adalah kali pertamanya ia bertemu dengan sosok wanita yang tak tau malu seperti Luo Qingyang.
Ah tidak, ia bahkan tidak bisa mengkategorikan wanita itu dalam tipe manapun, karena begitu banyak yang ia pikirkan ketika melihat tingkah lakunya.
Berambisi? Cek.
Tak tau malu? Itu sudah pasti.
Licik? Hmm, kelihatannya memang seperti itu.
Bermuka dua? Tepat sekali.
Dan yang terpenting dari semuanya adalah fakta bahwa wanita itu adalah tipe wanita yang paling dibenci kaum istri manapun di dunia,
PELAKOR! note it!
Wei Wuxian hanya bisa menggeleng kecil melihat apa yang dilakukan wanita itu didepan kelas suaminya. Dengan entah apa yang ia pegang dikedua tangannya dan senyuman penuh harapan, ckck.
Benar-benar tipe pantang menyerah.
"Aku kasihan melihatnya." Ia bergumam pada dirinya sendiri, menyaksikan tingkah Luo Qingyang yang masih dengan PDnya tebar pesona meski jelas-jelas Lan Wangji mengabaikannya setengah mati.
"Kasihan pada siapa?"
Wei Wuxian terlonjak saat seseorang tiba-tiba saja menabrak punggungnya sambil berbisik disamping telinganya, otomatis ia berbalik dan semakin terkejut ketika mendapati wajah Jin Zixuan yang begitu dekat dengannya.
"Ow, Zixuan, kau mengejutkanku!" Ujarnya terkejut, Wei Wuxian memundurkan tubuhnya agar memberi jarak antara dirinya dan Jin Zixuan yang dirasa terlalu dekat.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya pemuda Jin itu penasaran.
"Ah itu, aku sedang menunggu Lan Zhan menyelesaikan ujiannya."
Mendengar itu membuat Jin Zixuan mengukir senyum kecut, ia jadi mengingat lagi tentang kejadian di kantin beberapa minggu lalu.
"Jadi itu benar ya." Gumamnya kecil, namun masih bisa didengar oleh Wei Wuxian yang kini menaikan alisnya, meminta penjelasan atas kalimat Jin Zixuan barusan.
"Tentang kau dan Wangji."
Meski sempat ragu, namun akhirnya Wei Wuxian mengangguk membenarkan, "tentu, apa ada masalah?"
Karena Wei Wuxian yang maha tidak peka ini benar-benar tidak memahami perasaan Jin Zixuan yang jelas-jelas mendamba dirinya.
Bersyukur Jiang Cheng tidak ada disini atau dia akan dengan senang hati membenturkan kepala telmi itu dibantalan dada bidang Lan Wangji.
Mendapati pertanyaan seperti itu Jin Zixuan lantas tersenyum kecil, bagaimana jika ia mengatakan bahwa dirinya menyukai Wei Wuxian sekarang?
Apa yang akan pemuda didepannya ini lakukan?
"Tidak, hanya saja aku-"
"Wei Ying."
Suara berat Wangji memutus kalimat Jin Zixuan, iris dua seme hot diantara Wei Wuxian itu saling bertemu dan menghantarkan listrik yang saling melecut.
Wangji berjalan lurus pada istrinya yang melambai dengan senyuman manis padanya, sampai-sampai tak menyadari kehadiran si gadis Luo yang telah menunggunya hingga kesemutan.
Lagipula itu bukan salah Lan Wangji, salahnya kenapa dia menunggu kekasih orang dengan sukarela begitu.
"Lan Zhan, kau sudah selesai?" Wei Wuxian bertanya dengan suara super menggemaskannya, dan dibalas senyuman charming Lan Wangji yang langsung memeluk pinggang ramping istrinya dengan mesra, sekedar mengingatkan bahwa pemuda manis itu adalah miliknya dan siapapun tidak diizinkan untuk menyentuhnya apalagi merebutnya.
Termasuk pemuda didepannya yang telah membuang muka, tak sanggup melihat adegan romantis didepannya.
"Menunggu lama?"
Wei Wuxian menggeleng, ia menepuk debu yang menempel dimantel suaminya lalu memberi kecupan ringan disana.
Yang mana adegan super manis itu mengundang perhatian warga kampus yang menyaksikan, membuat wajah mereka memerah tanpa sadar.
Tak terkecuali Zixuan dan Qingnyang yang sudah mengepalkan tangan mereka dengan gemas.
Panas!
Seperti api yang sudah berkobar dalam hati mereka semakin disiram dengan seember bensin, tentu menimbulkan ledakan berbahaya.
Sekali lagi Wangji tersenyum dan mengusak kepala Wei Wuxian penuh sayang, "ayo, kau sudah laparkan?"
Wei Wuxian mengangguk cepat, "lapar sekali~ ayo! Aku mau makan mie super pedas! Zixuan, kutinggal ya? Sampai nanti! Dah~ dan oh, Qingyang, pastikan kau segera mencari tempat duduk! Sepertinya kakimu mulai kram."
Pemuda itu melambaikan tangannya sambil menarik Wangji menjauh. Lan Bungsupun sempat melirik pada Qingyang yang menatapnya dengan sendu, seolah-olah menunjukan bahwa dirinya terluka karena Wangji sama sekali tak menyadari kehadirannya.
Namun sayang sekali, Lan Wangji tak mau ambil peduli.
Ia bahkan tak mau repot-repot tersenyum pada gadis malang itu dan malah menggenggam tangan Wei Wuxian semakin erat.
.
.
"Makan dengan pelan, nanti kau tersedak."
Wangji mengusap kuah mie yang menempel dipipi Wei Wuxian dengan tissue.
Seperti apa yang diinginkan istrinya, mereka makan disebuah restoran mie yang dikenal memiliki level kepedasan maksimal.
Dan Wei Wuxian yang merupakan penggemar cita rasa pedas, tentu tidak bisa melewatkan hidangan menggugah ini begitu saja.
Berbeda dengan Wangji yang lebih menyukai makanan bercitarasa mild, ia hanya bisa tersenyum melihat keringat yang sudah menetes dipelipis Wei Wuxian.
"Lan Zhan, kau tidak mau mencobanya?" Ia menawarkan mie miliknya pada Wangji. Suaminya itu menggeleng, "aku tidak mau mengambil resiko." Jawabnya, lalu menyendokan kuah mie kaldu miliknya.
Mendengar itu Wei Wuxian memanyunkan bibirnya, ia mencibir Wangji karena telah melewatkan cita rasa luar biasa ini dengan sia-sia.
"Oh ya, Lan Zhan, setelah ujian terakhir besok kita akan mendapat libur panjang. Bagaimana jika kita traveling? Sekalian bulan madu, kita kan tidak melakukannya waktu itu." Hidung mancungnya mengernyit mengingat momen emas yang telah mereka lewatkan setelah upacara pernikahan mereka usai dulu.
Namun tawa kecil Wangji malah membuat alisnya menukik, ditambah kalimat Wangji selanjutnya makin membuatnya merengut merasa tersinggung.
"Bukankah kau bilang tidak ingin berbulan madu denganku?"
Wei Wuxian bedecak, ia meletakan sumpitnya cukup kasar dan mendorong mangkuknya yang telah kosong menjauh.
"Itu kan dulu. Kau tau sesuatu bisa saja berubah dengan cepatkan? Seperti aku misalnya, dulu aku memang tidak mau berbulan madu denganmu, tapi sekarang aku menginginkannya, ayolah Lan Zhan~" rengeknya sembari menarik-narik tangan Wangji.
Sedang si pemuda Lan tak tahan untuk tidak mengecup tangan istrinya dengan gemas.
Ibu jarinya membelai cincin pernikahan mereka yang terpasang cantik dinari lentik Wei Wuxian.
"Baiklah, tapi tidak sekarang."
Sesaat Wei Wuxian hampir bersorak kegirangan mendengar kata pertamanya, namun begitu Wangji melanjutkannya ia semakin merasa kesal.
Wek Wuxian menarik tangannya kasar.
"Kenapa? Kau akan berkencan dengan Luo Qingyang?!"
Ow, lihat wajah penuh rona cemburu itu. Bagaimana bisa Wangji berpaling pada orang yang bahkan levelnya jauh dibawah istri tercintanya.
Meski terkadang ia berpikir telah menjadi seorang pedofil karena semua tingkah kekanakan Wei Wuxian, atau bagaimana ia harus bersabar dengan semua rajukan dan tingkah binal istrinya, namun itu semua adalah daya tarik Wei Wuxian yang tidak dimiliki oleh siapapun.
Hanya Wei Wuxian yang bisa membuat jantungnya bertalu dalam kecepatan abnormal.
"Aku akan mulai belajar mengelola perusahaan bersama Xiongzhang." Tandasnya, dan berhasil membuat wajah Wei Wuxian kembali cerah perlahan-lahan.
"Benarkah? Kau akan memakai dasi dan jas, memakai kacamata, membawa tas kerja dan pulang dalam keadaan kusut? Woah, luar biasa. Kau pasti akan terlihat panas dengan penampilan seperti itu."
Dan Wei Wuxian akan selalu menjadi Wei Wuxian, dengan semua pemikiran out of the boxnya yang kadang membuat Lan Wangji kewalahan seperti ini.
"Apapun yang kau pikirkan." Ujarnya merasa tak bisa merespon lebih jauh atas kalimat Wei Wuxian barusan.
"Baiklah, baiklah, tidak apa-apa. Kita bisa menunda bulan madu kita. Kapan kau akan mulai bekerja?"
"Sepertinya mulai minggu depan."
Wei Wuxian menjentikan jarinya, "baiklah, aku akan mengunjungimu setiap makan siang dan membawakanmu makanan super enak yang akan mengembalikan tenagamu. Dan juga bagaimana kalau kita mencuri waktu untuk bercin-mhhppp!"
Wangji tau, tidak seharusnya dia membiarkan Wei Wuxian banyak bicara seperti ini diluar rumah, istri tercintanya itu akan kehilangan kontrol dam berakhir mengatakan banyak hal yang harusnya tidak menjadi konsumsi publik.
"Baiklah, lakukan apapun yang kau inginkan." Bisik Wangji lembut, ia memindai sekelilingnya dan meminta maaf pada beberapa yang merasa terganggu oleh percakapan mereka.
Lebih baik ia segera membawa pergi Wei Wuxian dari sini atau seseorang akan memanggilkan satpam untuk mendepak mereka dari sini karena percakapan yang menjurus.
.
.
Hope you guys enjoy^^