Goresan ARABBEL

By PeaChy_meii

89.7K 7.9K 2.2K

"it hurts when I make a promise" Arabbel pikir ia sudah bebas, tapi ternyata tidak. Itu semakin parah. Sesak... More

Arabbel
Prolog
1 : Come Home Soon
2 : Indonesia
3 : Surprise
4 : Drop
5 : Chemotherapy?
6 : Memulai
7 : Peduli
8 : New person
9 : Meet Alander
11 : Try to Convince
12 : For Stynlic's Princess
13 : The Day of The Surgery
14 : Getting Better
15 : Start Activity
16: First Day of School
17 : I Found You
18 : Sekelas?
19 : Meet Again
20 : Rain
21 : Berbohong
22 : positive thinking
23: Me and My Twins
24 : First Diary
25 : Weird Feeling
26 : Bolos
27 : KevAbbel
Visual dan Penokohan
28 : meyakinkan
29 : Kita dan Bintang
30 : Beach
31 : At the Moment
32 : Special Person
33 : Not the Important Thing
34 : Sweet Thing
35 : waiting for the result
36 : Koarktasio Aorta
37 : ketenangan sementara
38 : strange dream
39 : Who is Kiara?
40 : What Really Happened?
41 : Perseteruan
42 : past stories
43 : Pertimbangan
44 : Sesaat Lagi
45 : Try to Understand
46 : cute moments
47 : Pain
48 : Kata Maaf
49 : Secret
50 : Hide the Pain
51 : close your eyes
52 : it's hurt
53 : What Happened?
54 : Berulang Kali
55 : Feel It
56 : weak

10 : Bang Allvaro

1.9K 195 40
By PeaChy_meii

❤️
❤️
❤️

Sudah seminggu berlalu sejak Arabbel menjenguk Alander di kamarnya dan sejauh itu ia sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Alvarro maupun kakaknya. Alander.

Setelah kemoterapi pertama Arabbel dua minggu yang lalu, masih belum ada tanda-tanda peningkatan kesehatan dalam diri Arabbel. Malahan semakin hari Arabbel terlihat semakin lemas.

Sekarang hari Sabtu. Arabbel, Villara, dan ketiga abangnya sedang berkumpul di kamar rawat Arabbel. Tapi tidak dengan Harry, karena ia lagi ada urusan keluar.

"Ganti lah, Bel! Gak bosan apa nonton Barbie terus? Mana diulang-ulang lagi," protes Jevanno karena sedari tadi Arabbel hanya menonton film Barbie yang diputar di televisi kamar rumah sakitnya.

"Gak diulang-ulang, Bang, ini kan beda judul. Tadi itu 'diamond castle', yang ini 'charm school'," jelas Arabbel yang duduk di kasur dengan mata yang masih tertuju pada TV.

"Sama aja asli. Mending nonton yang lain! Udah besar juga masih nonton Barbie."

"Sewot betul lo, Bang! Diem aja napa?" protes Leonnel yang duduk di sebelah Jevanno. Ia lelah mendengar gerutuan Jevanno hanya karena film Barbie.

"Bosan anjiiir," Jevanno mengusap wajahnya gusar.

"Hp lo mana?" tanya Aravvel tanpa menoleh ke Jevanno karena Ia sedang bermain game online.

"Habis batre," jawab Jevanno.

Tok, tok, tok

Ceklek, Suara pintu terbuka.

"Waaah, lagi pada ngumpul, ya?"

"Iya, Dok, hehe."

Dokter Avifah tersenyum ramah. "Abbel, waktunya minum obat ya sekarang?" ucap Avifah kepada Arabbel dan dibalas senyum dan anggukan oleh Arabbel.

Ia memberikan beberapa bungkus obat kepada Villara.

"Makasih, Dok," ucap Villara saat menerima obat yang diberi dokter Avifah.

"Sama-sama, Buk," balas Avifah ramah. "Saya langsung keluar, ya, masih ada pasien."

"Oh iya, Dok, gak papa," balas Villara.

"Abbel, Dokter keluar dulu, ya? Habis minum obat langsung istirahat, ya," ucap Avifah pada Arabbel.

"Iya, Dok, makasih," balas Arabbel manis.

"Ini, Sayang, minum dulu obatnya," Villara membuka bungkusan obat itu dan mengambil segelas air putih lalu membantu Arabbel meminum obatnya.

Setelah Arabbel minum obatnya Ia langsung beranjak untuk tidur. Jevanno, Leonnel dan Aravvel pun disuruh Villara menunggu di ruang depan supaya mereka tidak menggangu waktu istirahat Arabbel.

Kamar rawat Arabbel memang lebih mewah dan beda dari yang lainnya. Saat membuka pintu utama kamar kita harus melewati ruangan yang didesain seperti ruang tamu terlebih dahulu. Lalu melewati satu pintu lagi yang ada disitu untuk masuk kekamar rawat Arabbel.

Di ruang tamu itu juga tersedia kaca transparan besar yang membatasi kamar rawat pasien. Mungkin supaya kita tetap bisa melihat dan mengawasi pasien jika pasien sedang beristirahat atau sedang diperiksa yang mengharuskan keluarga atau penjenguk menunggu diluar.

Contohnya seperti sekarang. Ketiga abang Arabbel menunggu di ruang tamu itu supaya tidak menggangu Arabbel jika sewaktu-waktu mereka membuat keributan lagi, karena kedua ruangan itu kedap suara. Jadi jika kita membuat keributan di ruang tamu itu suara kita tidak akan kedengaran ke ruang rawat Arabbel. Begitupun sebaliknya.

🥀🥀🥀🥀🥀

"Pa!" panggil Allvaro yang sedang menggeret kopernya.

"Sudah lama nunggu, Pa?" tanya Allvaro sembari menyalami tangan Harry.

Harry menepuk dua kali punggung Allvaro. "Belum. Baru datang ini eh kamunya udah nyampe."

"Abbel gimana, Pa?"

"Ya, seperti yang terakhir papa info ke kamu,"

"Jadi ini kita langsung ke rumah sakit?" tanya Allvaro.

"Iya. Kan tadi kamu mintanya gitu," jawab Harry.

Kemarin saat Allvaro bertelponan dengan Harry sebelum ia naik pesawat, Allvaro memang meminta pada Harry untuk menjemputnya dan langsung membawanya ke rumah sakit tempat Arabbel dirawat.

Awalnya Harry memang melarangnya, dan menyuruh Allvaro untuk istirahat dulu di rumah karena Allvaro pasti capek menempuh perjalanan udara selama enam belas jam. Tapi Allvaro menolaknya dan memaksa supaya langsung ke rumah sakit saat sampai ke Indonesia.

"Raffi!" panggil Harry kepada supir pribadinya yang sedang menunggu di depan mobil.

Raffi pun segera berlari menghampiri Harry dan Allvaro, "iya, Pak?"

"Tolong ini koper Allvaro kamu bawa ke rumah, nanti langsung taruh di kamarnya aja. Biar Allvaro ikut mobil saya langsung ke rumah sakit."

Raffi mengangguk, "baik, Pak. Mari, Den saya bawa kopernya." Ia langsung mengambil alih gagang koper yang dipegang Allvaro dan segera memasukkan ke bagasi mobil yang dibawanya ke bandara.

Raffi memang disuruh Harry datang ke bandara untuk mengambil koper Allvaro, sementara Harry membawa mobil sendiri supaya bisa langsung ke rumah sakit tanpa perlu repot-repot membawa koper.

🥀🥀🥀🥀🥀

Ceklek,

Harry membuka pintu utama ruangan Arabbel dengan diikuti Allvaro dibelakangnya.

Saat masuk ruang tamu kamar inap mereka disambut oleh pemandangan Leonnel dan Aravvel yang duduk bersebelahan sambil bermain game di ponselnya dan Jevanno yang sedang berbaring di sofa sambil melamun melihat ke atas.

Merasa ada yang datang ketiga remaja laki-laki menoleh kearah pintu.

"BANG!" seru ketiganya saat melihat Allvaro berjalan masuk di samping Harry.

Mereka langsung bangkit dari posisinya dan menyerbu Allvaro dengan pelukan.

"Buset datang nggak bilang-bilang. Sama aja kayak adeknya," seru Jevanno.

Allvaro terkekeh, "adek kalian juga."

"Eh, Abang udah datang," kata Villara pelan saat baru keluar dari ruang rawat Arabbel. Ia sedari tadi menemani Arabbel tidur.

"Ma," Allvaro menyalimi mamanya. Villara mengelus punggung Allvaro dan mengecup pipinya singkat.

"Abbel tidur, Ma?" tanya Allvaro.

"Iya, sudah dari tadi kok. Mau bangunin?" tawar Villara sembari membuka pintu pemisah ruang tamu dan ruang rawat Arabbel. "Biar sekalian bangun buat makan siang juga dia."

Allvaro hanya diam dan mengikuti mamanya masuk ke ruang rawat Arabbel.

Allvaro berdiri di samping Arabbel yang tengah berbaring di kasurnya. Ia mengelus kepala adiknya lembut.

"Hey, Abang udah datang nih. Masih ngantuk, ya?" ucap Allvaro pelan di telinga Arabbel.

Villara menghampiri anak sulung dan bungsunya itu kemudian menyentuh bahu Arabbel, "Sayang bangun dulu, itu Bang Allva nya udah datang loh."

"Eeungh, jam berapa, Ma?" tanya Arabbel pelan sambil mengucek matanya. Ia masih belum sepenuhnya sadar.

Villara dan Allvaro tersenyum. "Coba liat itu siapa yang datang."

Arabbel menolehkan kepalanya ke kanan yang langsung bertatapan dengan Allvaro. Dia masih diam beberapa detik sambil mengedipkan matanya.

Setelah sadar bahwa yang berdiri disebelahnya benar abang tertuanya, ia langsung duduk untuk memeluk Allvaro. Allvaro juga membalas pelukan Arabbel tak kalah eratnya.

"Pelan-pelan, Sayang, itu tangan kamu masih diinfus," peringat Villara.

"Kok Abang datang kesini nggak bilang-bilang?" tanya Arabbel setelah melepaskan pelukannya.

"Abbel juga waktu kesini nggak bilang sama yang lain 'kan?" Allvaro mengelus rambut Arabbel.

"Hehe, iya. Kejutan kan yak?"

"Iya dong." bukan Allvaro yang menjawab tetapi Harry yang baru masuk ke ruangan itu diikuti ketiga anaknya yang lain.

Kompak Villara, Allvaro dan Arabbel menolehkan kepala mereka ke arah sumber suara.

"Jadi tadi Papa pergi buat jemput Bang All?" tanya Arabbel.

"Iya dong, kan udah rencana," jawab Harry.

"Jadi semuanya udah tau kecuali Abbel?"

"Kita aja baru tau," jawab Aravvel cepat.

Setelahnya mereka bertujuh berkumpul bersama sambil berbincang-bincang di ruangan Arabbel sembari menonton film Avengers. Ya, film yang netral untuk keluarga mereka karena mereka semua menyukai Marvel dan film sejenis itu.

Tok, tok, tok

"Masuk!" ucap Harry.

Dokter Avifah masuk keruangan, "Eh lagi pada ngumpul. Saya ganggu, ya?"

"Gak papa, Dok. Ada yang mau dibicarakan?" tanya Harry dengan sopan.

"Iya, Pak. Bisa kita ngobrol sebentar, Pak, buk? Di ruang tamu aja biar gak jauh."

"Oh, iya."

Villara dan Harry bangkit berdiri mengikuti Avifah berjalan ke ruang tamu kamar inap ini.

Allvaro sedari tadi memperhatikan gerak-gerik ketiga orang dewasa. Dari berjalan keluar hingga mereka berbicara di ruang tamu yang terlihat sangat-- serius?

Ia terus memperhatikan interaksi ketiga orang itu dari kaca transparan besar, sementara keempat adiknya masih terfokus pada film. Tiba-tiba Allvaro beranjak dari duduknya di samping Arabbel. Ia berjalan ke arah ruang tamu itu tanpa sepatah katapun kepada adik-adiknya.

"Mah, Pah."

Harry dan Villara terkejut melihat Allvaro yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu. Apa Allvaro mendengar pembicaraan mereka? Itu yang sekarang ada dipikiran Harry dan Villara.

TBC

*Jangan lupa vote ya... Terimakasih❤️

Apanih yang di bicarakan Harry, Villara, sama Avifah? Yuk, lanjuut.... Bintangnya dulu, ya...
Komen juga di part mana pun yang kalian pengen komenin❤️

09/02/2021

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 208K 56
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
470K 55.7K 7
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
Ervan By inizizi

Teen Fiction

1.5M 101K 70
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

1.4M 60.6K 56
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...