Bos Leo Nyebelin! (Selesai)

By TheRealJeremy

1.5M 129K 6.7K

"Jangan lupa, besok kamu harus kerja. Jadi istri Leo harus kerja keras," ucap Leo tersenyum. Ia menepuk-nepuk... More

1. Cari Kerja
2. Diterima Kerja?
3. Milk Tea
4. Pacar
5. Lina Hamil?
6. Kebongkar!
7. Aneh
8. Sepupu Leo?
9. Syok!!
10. Martabak Manis
11. Persiapan Nikahan Mantan
12. Hava Siapa?
13. Kim & Best Hava
14. Best Karina
15. Nikahan Mantan
16. Bonus di Depan Mata
17. Debat nya Leo
18. Salah Tingkah
19. Anjir!
20. Leo Sialan!
21. Siapa Cepat Dia Dapat (1)
22. Siapa Cepat Dia Dapat (2)
23. It's Okay,I'm Fine
24. Danendra Cafe
25. Keuwuan Yang Tertunda
26. Misi
27. Singkat cerita
28. Mas Leo
29. Jaga Hati
30. Aku Cinta Kamu
31. Los Dol
32. Obsesi & New Friend
33. Kamu Karina
34. Ikan Hiu Makan Tomat
35. Jangan Solimeh
36. Hai Pacar
Mau Tanya.
37. 1 Day 1
38. 1 Day 2 + Undangan
39. Dokter Cinta
40. WC
41. Sebuah Story
42. Dara
43. Giveaway
44. Sandal
45. Deby Lagi!
46. Ke SBY
47. Berhikmah
48. Mas Kurir
50. Lamaran
51. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

49. Jodoh Nggak Bakal Lari

10K 1.2K 91
By TheRealJeremy

Hai guys! Kayaknya author belum bisa update cepet kayak biasa karena super sibuk,nggak tau kapan kelarnya. (Bahkan rambut author dah mulai rontok) wkwkwk

Bentar... Author juga lagi nyiapin beberapa bab,buat langsung di publish. Sekalian end ya kan?

Kapan lagi coba kalau nggak di selesain secepatnya. Yang ada author makin sibuk dan lebih jarang update.

Terimakasih.

***

Tiga hari di Surabaya hampir berlalu. Rencananya besok sore mereka akan kembali pulang. Tentu saja tidak berani berlama-lama,bagaimana dengan pekerjaan Leo dan Karin?

Apa lagi Hava sudah menerima panggilan dari sang ayah agar segera pulang,untuk mengurus perusahaannya.

Mereka bertiga sekarang tengah berada di ruang keluarga rumah Karin. Keadaannya sepi,karena memang papa Karin masih dirawat di rumah sakit.

Mereka bertiga mengalihkan pandangan ke arah ponsel Leo yang berdering keras. Leo langsung mengambilnya.

"Bentar,saya angkat dulu," ujarnya,lalu melangkah keluar rumah.

"Kenapa tuh?" tanya Hava.

Karina hanya mengendikan bahu.

Hava menghembuskan nafasnya. "Lo tau,Kar. Gue belum siap jadi penerus perusahaan papa. Gue masih pengen have fun sebenarnya,"

Karina menggelengkan kepalanya. " Lo itu udah tua. Seharusnya Lo sadar diri. Lo harus cari duit buat anak sama bini Lo nanti,"

"Ya tau,tapi kan--"

"Hidup nggak selamanya cuma dibuat have fun,Mas!" potong Karin. Ia mengubah panggilannya terhadap Hava

Hava ingin tertawa meledek,tapi dia ingat situasi saat ini sedang serius.

"Mendingan gue ngembangin restoran gue di London,daripada nerusin perusahaan papa." ujarnya lagi.

"Terus kalau bukan lo siapa lagi? Mbak lo? Dia udah punya bagian sendiri. Lagian dia juga udah punya suami," terang Karin,untuk mengingatkan Hava.

Hava mengangguk-angguk. "Kar,cariin gue jodoh dong! Besok udah ada kalau bisa,"

Karina membelakkan matanya. "Lo kira nyariin orang jodoh segampang check out barang di keranjang sopi?"

Hava terkekeh. "Kalau gitu..."

Hava menggantungkan ucapannya.

Ia lantas mengangkat sudut bibirnya. "Lo aja yang nikah sama gue. Mau?"

"Astaga Hava,ingat Dahlia!" ujar Karin histeris.

Ia lalu melempar bantal hello Kitty milik abangnya ke arah Hava.

"Aww. Ini bantal kayaknya empuk kok kena mulut gue sakit banget ya?" gerutu Hava sambil mengusap-usap bibirnya.

Karina mencoba untuk tidak menggubris Hava.

"Tapi Kar,itu penawaran menarik. Lo nikah sama gue,dijamin hidup Lo tentram. Lagian kita juga udah kenal dari orok kan?" ucap Hava,memancing obrolan yang tidak Karin sukai itu lagi.

Karina merasa hawa sekiranya panas. Ia geram dengan ucapan Hava tadi.

"Kita saudara. Gue ingetin lagi," ujar Karin datar.

"Yang penting bukan adik kakak kan--"

"Kar, Saya harus kembali duluan. Ada masalah di perusahaan papa saya. Kamu nggak apa-apa kan,kembalinya sama Hava?"

Leo terlihat buru-buru memasukkan barang-barangnya yang baru kemarin lusa ia beli itu.

"Loh,kok mendadak?" Bukan Karin,melainkan Hava.

"Iya. Masalahnya besar,papa saya tidak bisa nanganin ini sendirian,"

Karin menghembuskan nafasnya. "Hati-hati kalau gitu,"

Leo menghentikan aktivitasnya,lalu menengok kearah Karin. "Kamu nggak apa-apa,Kan?"

Karina menggeleng,lalu tersenyum. "Nggak apa-apa,Mas. Lagian ini juga udah tiga hari Mas nggak kerja. Itu juga kewajiban,Mas,kan?"

Leo tersenyum. Ia merentangkan kedua tangannya,menghadap Karin.

Sedangkan Karin mengernyitkan. dahinya. "Apa Mas?"

Leo berdecak kesal. Ia melangkah menuju Karin,sambil tetap merentangkan tangannya.

Ia lalu memeluk erat Karin. "Tunggu saya,ya!"

Karina membeku.

Apa maksudnya?

Leo melepaskan pelukannya.

"Hava,jaga adik kamu ya. Jangan dijahili terus. Nanti kalau kalian pulang, hati-hati dijalan. Saya saranin pakai kereta aja,lebih aman,"

"Adik." Batin Hava tertampar realita.

Hava tersenyum menampakkan giginya. "Oke mas bro! Siap!"

"Saya duluan ya,keburu sore."

"Hati-hati Mas,Bro! Nanti kalau udah sampai chat ya!"

"Emm,mas?"

"Ya,Karin?"

"Nggak mau naik kereta aja? Biar cepet," tawar Karin.

Leo tersenyum lalu menggeleng. "Nggak usah. Saya nggak apa-apa naik mobil," ujarnya. "oh ya,bilang sama Tante, om,sama mas kamu,saya pulang duluan. Makasih juga,ya Kar."

Karin mencoba tersenyum. "Haha,iya mas. Kayak mau pergi kemana aja sih?"

"Saya duluan ya,Kar,Va."

***

3 Minggu setelah kejadian Leo tiba-tiba meninggalkan Karin begitu saja di Surabaya telah berlalu.

Ya.

Selama itu pun Leo tidak sekalipun menghubungi Karin.

Karin tau Leo sibuk dan ke cafe pun tidak pernah.

Tapi,setidaknya ia mengabarinya walau cuma mengetik namanya di chat.

Kalian tau bagaimana perasaan Karin?

Frustasi sejadi-jadinya

Tapi untung ada Hava yang selalu menghibur dan membujuknya.

Jika tidak,apa yang akan terjadi?

Karina melangkah malas menuju cafe. Hari ini ia bertujuan akan mengundurkan diri dari pekerjaannya tersebut.

Papanya sudah kembali sehat,dan perusahaan sudah dipegang oleh Mas Adam dan sebagian di urus oleh Hava,ya walaupun sebagian kecil.

Perusahaan keluarganya sudah kembali stabil. Dan kurang dari setahun lagi Karina akan wisuda.

Karina berpikir bahwa,apa gunanya dia bekerja sekarang? Uang sudah terpenuhi oleh transferan Mas Adam walau Karin tak memintanya,dan yang paling penting.. tidak ada Leo di kantor.

Rasanya benar-benar hampa.

"Karin? Kok lemes?"

Karin hanya tersenyum kecil menanggapi teguran Eva.

Kebetulan Eva juga yang mengurusi data para pekerja saat Leo tidak ada.

"Ini,Mbak saya mau mengundurkan diri," ujar Karin,lalu menyerahkan Map berwarna coklat yang telah ia isi dokumen pengunduran diri.

Eva mengernyitkan dahinya. "Kamu ngundurin diri? Oh,okelah. Keuangan cafe jadi lebih stabil kalau kamu ngundurin diri," ujarnya,lalu menyimpan dokumen itu ke lokernya.

"Nggak perlu nunggu tanda tangan Pak Leo. Saya aja yang akan menandatangani,biar kamu nggak perlu repot-repot datang kesini lagi."

Karin hanya mengusap dadanya sabar.

"Ibab banget sih tuh orang?" Geram Karin.

Karina lantas keluar menuju parkiran,dan langsung menghubungi Hava,agar segera menjemputnya,karena tadi ia naik ojol untuk sampai kemari.

"Masuk,tuan putri!" ujar Hava malas,dibalik kaca mobilnya itu.

Sedangkan Karin melangkah lesu kedalam mobil Hava.

"Kalau besok gue suruh jemput lo lagi kayak gini,gue nggak bisa. Lo tau sendiri kan,gue sekarang sibuk terus? Jadi,kalau mau chat atau telpon gue,alangkah baiknya lo telfon sekertaris gue dulu,biar dia cek gue lagi sibuk apa nggak,"

Cerocos Hava,yang sebenarnya hanya masuk ke telinga Karin beberapa detik dan keluar dengan sangat cepat.

"Hava,"

"Hmm?"

"Lo beneran sibuk,ya?" tanya Karin lesu.

"Lo tau sendiri kan,Kar? Gue kira perusahaan papa gue cuma sebatas Jawa-Bali doang,eh,ternyata gedenya dari Sabang sampai Merauke." ujar Hava. Ia langsung memijat pelipisnya yang langsung merasa sakit.

"Bersyukur dong Va. Banyak-banyakin sedekah,"

Hava hanya mengangguk.

"Btw,Kar. Mas bro belum ada ngabarin Lo,gitu?"

Karina menghembuskan napas beratnya. "Nggak ada,Va."

"Lo beneran kerja Va? Nggak mau nemenin gue nonton atau jalan gitu? Gue bener-bener kesepian,tau!"

"Mau main ke rumah Lina?" tawar Hava. Tetapi Karin menggeleng.

"Ke rumah mbak gue,mau?"

Karin menggeleng lagi.

Hava menghembuskan nafasnya. Ia sangat pusing.

Pekerjaan di perusahaan sudah sangat membuatnya pusing,ditambah Karin yang sedang mood turun. Kepalanya berasa ingin pecah.

"Udahlah,Kar. Jangan sedih terus. Gue takut nilai lo jeblok. Mendingan Lo mikir skripsi lo entar,"

"Bener juga," ujar Karin.

Hava sesekali menengok ke arah Karin. "Lagian nih,Kar,kalau dia jodoh Lo, gak bakal lari kok orangnya. Tinggal tunggu tanggal mainnya aja,"

***

Ada Typo comment ya 👍

Spam aja guys kalau ada typo😭😭

BTW GUYS,AUTHOR MAU BELAJAR DULU, BIAR NILAINYA BAGUS DAN NGGAK DIMARAHIN NYOKAP👍🙂

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 32.7K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
4.7M 175K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
321K 13.4K 42
Typo bertebaran, harap tadani❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada suatu hambanya. Tetapi tidak semua orang bi...
284K 27.4K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...