Love and Hate ; KIM DOYOUNG✅

By yoograyhun

348K 34.9K 1.6K

"Gue cukup sabar selama ini dengan sikap lo. Tapi gue punya batas kesabaran," -Ayana "Maaf," -Doyoung "Basi,"... More

cast
perhatian seorang adik✨
kesel with duyung✨
sabar✨
cafe✨
dia kembali✨
sakit✨
vidcall sama Ten✨
Doyoung day🎉
penjelasan✨
Jaehyun
ditampar✨
flashback✨
terulang
Ulangtahun Jisung✨
mama💔papa✨
main sama Hye✨
dikenalin✨
HANGYUL?!
olahraga✨
masalah jaehyun✨
joy?✨
ultah kampus✨
fakgirl?✨
bye, Hangyul✨
kegabutan✨
kak mingyu✨
jaehyun[2]✨
greget✨
jalan-jalan✨
mencoba ngerti✨
ngode✨
bingung✨
nunggu putus katanya✨
selingkuh?✨
dibohongi✨
hari baru✨
ke festival musik✨
kayak keluarga ya✨
liburan✨
jaehyun kualat✨
kejadian di malam hari✨
last day✨
happy or sad day?
bukan mimpi✨
pergi?✨
siuman✨
capek, emosi, kesel✨
dinner di depan komplek✨
bakalan LDR✨
bye, kak Doyoung!✨
Mark galau✨
takut✨
pengen pergi✨
NCT 2020
dijemput✨
udah aman✨
lamaran?✨
H-7✨
wedding day(END)✨
BONCHAP✨
CERITA BARU
Ayana, Jungwoo, Sana (1)
Happy Doyoung Day🥳

Ayana, Jungwoo, Sana (end)

3.1K 212 5
By yoograyhun

Sudah seminggu ini Ayana tak mendapatkan kabar dari kekasihnya, Jungwoo. Bahkan ia sampai bertanya dengan teman dekat lelaki itu. Tetapi hasilnya nihil. Tidak biasanya laki-laki itu tak ada kabar seperti ini. Apalagi sudah seminggu lamanya.

"Heh, Jupri!" Yuta meraup wajah Ayana memakai tangannya. "Apaan sih dari kemaren murung terus? Masih mikirin cowo lo?" Lelaki yang memiliki sifat usil itu ikut duduk di samping Ayana.

Ayana hanya diam enggan menanggapi kakaknya itu.

"Heh! Gue ga suka ya lo murung-murung gitu. Apalagi karna cowo. Kalau emang dia ga ada kabar, biarin aja. Palingan balik sendiri," lelaki itu mulai sewot kepada adik perempuannya.

"Lo ga ngerti perasaan gue," akhirnya Ayana membuka suara. "Gimana perasaan lo tiba-tiba pacar lo ga ada kabar? Apalagi sampe seminggu ini. Pasti ga akan tenang," Ayana mendongakkan kepalanya agar air matanya tak jatuh. Ia tak mau banyak mengeluarkan air mata. Cukup kemarin saja dia seharian nangis ga jelas.

"Gue ngerti kok. Tapi kalau udah sampe selama ini dia ga ada kabar, berarti dia cuma mempermainkan lo doang, tolil," Yuta menoyor kepala Ayana memakai telunjuknya.

Wanita itu menatap Yuta dengan nyalang. "Setidaknya kalau emang udah jenuh sama gue, bilang ke gue. Ga perlu ngilang kayak gini. Semua sosmed, nomor hp, udah ga aktif lagi. Apa ga makin overthinking gue?"

"Ya udah, berarti udah saatnya say good bye sama dia. Buat apa overthinking ga jelas? Biarin aja dia ngilang. Kalau dia laki-laki sejati, ga akan ngilang kayak gini."

Yuta mendekat untuk memeluk adiknya itu. Tetapi Ayana langsung beranjak dari duduknya untuk menghindari pelukan Atuy Suratuy Markipul.

"Ga usah peluk-peluk!"

"Mau jadi abang yang baik kok gini amat ya? Usil, salah. Perhatian juga salah. Baku hantam aja yok kita!" Yuta berdiri dari duduknya. "Heh! Malah pergi si kampret," omelnya sambil berkacak pinggang.

Di dalam hatinya, Yuta sangat khawatir dengan adik perempuannya itu. Tetapi ia juga marah karena Ayana menangisi orang yang jelas-jelas cuma mempermainkan dirinya. Seandainya Jungwoo ada di hadapan Yuta, udah di pastikan Jungwoo akan babak belur dibuatnya.

🌱

🌱

🌱

Seorang wanita yang tengah mengandung sedang berjalan menuju dapur untuk mencari buah-buahan yang ada. Entah mengapa ia ingin sekali memakan buah. Padahal ini sudah tengah malam.

"Kenapa kamu belum tidur?"

Wanita itu tersentak saat suara sang mertua tiba-tiba terdengar. "M-mama."

"Kamu tau kan begadang ga baik untuk ibu hamil?"

"Sana cuma kepengen makan buah, ma," jawabnya sambil menunduk.

Sang mertua mendekat dengan wajah datarnya. "Buah apa yang mau dimakan?"

"Ini," Sana memperlihatkan buah yang ia pegang, apel dan pir.

Buah yang Sana pegang langsung di ambil mertuanya. "Duduk aja kamu."

Dengan sedikit keraguan, Sana duduk di kursi pantry sambil melihat gerak gerik sang mertua. Sekarang ia tau. Ternyata mertuanya ingin mengupas dan memotong buah-buah itu. Hati Sana sangat senang karena mama dari suaminya masih memiliki rasa perhatian kepadanya.

Piring berisikan potongan-potongan buah sudah ada di hadapan Sana. Tak lupa Sana mengucapkan terima kasih kepada mertuanya itu. Ia pikir setelah memotong buah, mertuanya akan meninggalkannya di dapur. Ternyata tidak. Sekarang wanita paruh baya itu duduk di sebelahnya.

"Setelah makan, langsung masuk kamar," titah sang mertua.

"Iya, ma."

Selesainya makan buah-buah itu, Sana pamit kepada mertuanya untuk kembali ke kamar. Serasa Sana sudah masuk kamar, bahu mama Jungwoo bergetar hebat. Dari tadi ia menahan air matanya agar tidak terjatuh di depan sang menantu. Bersikap dingin kepada orang adalah bukan tipe wanita paruh baya itu. Tetapi karena masalah ini, keramahannya hilang begitu saja. Mungkin ia butuh waktu untuk menerima semua ini.

"Ya Tuhan, didikan saya ke Jungwoo kurang apa sampai bisa kejadian seperti ini terjadi?"

Tanpa disadari, sang suami sedang berjalan ke arahnya. Di usapnya kepala wanita itu dengan lembut. "Didikan kita tidak kurang sama sekali. Dia cuma salah pergaulan. Setidaknya dia masih ada rasa tanggung jawab atas kesalahannya. Semua udah terjadi, ma. Kita ga bisa memutar waktu. Ikhlaskan apa yang udah terjadi, walau susah untuk mengikhlaskan. Mau gimana pun juga, mereka masih butuh perhatian dan bimbingan kita," suara suaminya terkesan lemah lembut.

"Mas, seandainya waktu itu kamu ga izinin Jungwoo kuliah jauh dari kita, pasti kejadian ini ga bakal terjadi."

"Semua akan tetap terjadi karna ini takdir. Semua udah di atur sama Tuhan. Cobalah terima semua ini. Gimana kalau misalnya mereka pergi dari rumah ini karena merasa ga dianggap? Kita juga ga bakal bisa liat cucu pertama kita. Saya bisa membayangkan itu semua. Dan kita akan merasa kehilangan," tutur suaminya.

Saat pertama kali mendengar masalah Jungwoo, papanya sangat marah. Tetapi amarahnya tak akan bisa terus menerus menguasai dirinya. Mau gimana pun juga, semua sudah terjadi. Dan mau tak mau ia harus terima. Apalagi Jungwoo adalah anak satu-satunya.

"Ayo, balik ke kamar. Ga ada gunanya menangisi yang udah terjadi," di tuntunnya sang istri yang masih menangis untuk masuk ke kamar.

🌴

🌴

🌴

7 bulan kemudian...

Seorang wanita bernama Ayana sedang bercermin untuk melihat penampilannya. Hari ini ia dan sahabatnya akan jalan keliling kota. Cukup sulit mengajak wanita ini untuk jalan karena suasana hatinya yang tidak mendukung. Tujuan sahabatnya itu hanya satu, membuat wanita itu lupa dengan kekasihnya yang menghilang selama berbulan-bulan.

"Teh, itu udah di tungguin temannya," ucap sang adik saat ia menuruni tangga.

"Widih! Tumben fresh? Biasa kek ikan busuk," celetuk seseorang yang sedang menonton tv.

Wanita itu berkacak pinggang. "Congor lo diam ya, Atuy!"

Yang di sebut namanya itu hanya memasang wajah ngeselin sambil memakan cemilan yang ada di meja.

Ayana memutar bola matanya. "Udah ah, gue pergi dulu," ia memakai sepatunya.

Yuta berdehem. "Hati-hati di jalan. Balik sebelum jam 8."

"Lah, ngatur," Ayana merasa aneh karena Yuta membatasi jam mainnya.

"Gue nitip sate nanti."

"Beli sendiri lah! Gue ga tau balik cepat atau nggak."

Lelaki itu mendelik. "Sumpah, lo bakil banget."

"Enggak, ya! Lo tuh yang bakil," Ayana tak terima ia disebut bakil.

"Kalau gue bakil, jujur emang iya. Tapi gue ga nyangka lo bakil juga."

"Gue bakil cuma sama lo. Sama yang lain gue ga bakil. Udah ah! Gue pergi! Assalamu'alaikum!" 

"Wa'alaikumussalam. SATE DUA YA, NGAB!" Teriak Yuta yang membuat Ayana memutar bola matanya dengan malas.

Saat menutup pintu, ternyata sahabatnya sedang duduk di kursi teras.

"Mark, ayo. Sorry lama. Biasalah," Ayana jalan duluan ke motor sahabatnya itu. Mark pun menyusul Ayana dan memberikan helm.

"Jalan kemana kita?" Tanya Ayana.

"Hari ini, terserah lo mau kemana. Gue ngikut."

Alis wanita itu naik satu. "Kan lo yang ngajak."

"Gue ngajak keluar doang. Tapi lo yang arahin."

Akhirnya Ayana meng-iyakan perkataan sahabatnya itu. Dan motor Mark pun mulai jalan meninggalkan kediaman Ayana. Tanpa Mark dan Ayana sadari, ada seorang laki-laki yang memperhatikan mereka sebelum motor Mark pergi menjauh. Helaan napas keluar dari mulut laki-laki itu.

Yuta keluar sambil membawa kantong sampah yang akan ia letakkan di depan rumah. "Woi, Doy! Ngapain situ? Masuk! Di tungguin juga dari tadi."

Yang di panggil Doy, tersentak karena suara barusan. Detik berikutnya ia jalan ke teras. "Yana sama Mark mau kemana?"

"Auk! Ngedate kalik. Urusan anak muda," jawab Yuta sambil menutup pagar.

"Udah ngerasa tua lo?"

"Sstt! Ga usah ngebacot. Mending masuk."

Sebelum masuk, temannya Yuta itu sempat menoleh ke belakang. Matanya menangkap tulisan 'rumah dijual' tepat di depan rumah yang sekarang ia kunjungi.

"Assalamu'alaikum," ucapnya saat masuk. "Yut, itu rumah depan baru pindah ya orangnya?"

"Yoi. Baru semalam di pasang tulisan dijualnya. Ngapa? Lo mau beli? Gue saranin ga usah beli, nanti gue tertekan punya tetangga kek lo," jawab Yuta dengan nada bercanda. Sedangkan temannya itu hanya mendelik dan tak ingin menjawab.

Di tempat lain, seorang wanita sedang berjuang antara hidup dan mati mengeluarkan bayi yang sudah ia kandung selama 9 bulan. Ia didampingi sang suami yang tengah menggenggam tangannya.

OEK

OEK

OEK

"Alhamdulillah!"

3 orang yang sedang menunggu di luar ruang persalinan mengucapkan rasa syukur atas lahirnya cucu mereka. Ya, akhirnya Sana sudah melahirkan seorang anak perempuan dengan selamat. Mama Jungwoo dan nenek Sana saling berpelukan dan saling memberikan ucapan selamat.

Sana sudah di pindahkan ke kamar inapnya. Walaupun masih lemah, ia tetap tersenyum karena bersyukur bisa bertahan sampai sekarang.

"Akhirnya cucu mama lahir," ucap mamanya Jungwoo dengan perasaan yang sangat bahagia. Setelah sebulan lamanya ia bersikap dingin dengan anak dan menantunya, akhirnya ia bisa menerima dengan lapang dada. Bahkan ia menyesal karena terlalu lama untuk mengikhlaskan kejadian itu.

"Kalian udah siapin namanya?"

"Udah," jawab Jungwoo. "Namanya Hyerina Syafellia Kim."

"Cantik namanya," nenek Sana mengelus kepala cucunya yang masih terbaring lemah setelah lahiran.

Tak lama perawat datang mendorong baby box yang sudah ada Hyerina di dalamnya. Kebahagiaan mereka hari ini berkali-kali lipat karena kedatangan Hyerina. Bahkan mereka melupakan bagaimana awal dari kehadiran Hyerina. Dan mereka sadar kalau inilah takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan.

Mengenai perasaan Jungwoo dan Sana, baru Sana lah yang mempunyai perasaan kepada suaminya itu. Jungwoo mungkin baru sekedar menyayangi, belum mencintai. Perasaannya masih untuk Ayana. Ketika ia mengingat wanita itu, rasa bersalahnya terus muncul. Ia juga ingin tau bagaimana keadaan kekasihnya itu setelah ia menghilang. Jungwoo berharap suatu saat nanti ia bisa bertemu dengan Ayana dan meminta maaf untuk semuanya.

Sekian cerita Ayana, Jungwoo, dan Sana. Semoga yang penasaran dengan cerita mereka, udah ga penasaran lagi.

Btw, TERIMA KASIH BANYAK ATAS 100k READERSNYA!!!🙌🏻🥳

Pokoknya makasih banyak banyak untuk kalian semua yang udah baca, vote, komen😍

MAKASIH BANGET😊🤩

16-02-2021
11.15

Continue Reading

You'll Also Like

908K 75.2K 24
Jaehyun✖OC Udah keburu baper nih -C Gak niat ngebaperin -J
454K 43.9K 53
[COMPLETED] Ini hanyalah sepenggal kisah dua orang anak manusia yang terpaksa menikah karena perjodohan. Sebuah perjodohan yang akhirnya membangkitka...
326K 46.2K 62
Berawal dari salah ketik id line dan marah-marah meminta rokok.. ‼️ Dilarang keras men copy paste dan memplagiat cerita ini ‼️ #1 in nct [210626] #2...
590K 67.1K 40
Tentang Deye, atau Doyoung, kakel galack yang menghanyutkan WARNING 1 chapter ga sampe 300+ words Gaada masalah berat2 disini Just enjoy it bruh