SEKALA

Par kaffeinlessugarr

2M 149K 54.2K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --Kamu adalah segenggam harapan yang tak akan pernah menjadi nyata-- Altair Sekala W... Plus

1. Pembuat onar
2. Cabut kelas
3. Alasan
4. Takut
5. Uks
6. Bulan (lagi)
7. Selingkuh?
8.With Kyra
9. Cakra?
10. met u
11. Sekala atau Bintang?
12. Kamu dan Senja favoritku
13. Bunga
14. Siapa dia?
15. Ribut
16. Not ur priority
17. Aleser Elard Zephyr
18. Dekapan
20. Tahap pertama
21. Upset
22. Bittersweet Sekala
23. Cantik-ku
24. Tahap kedua
25. Who is the queen?
26. Sekala dan egois
27. Punya-nya Altair Sekala
28. Masih sama
29. Kyra past
30. Maaf, Ra
31. Cepat sembuh, cantikku
32. Pekara seblak
33. Until whenever
34. Sister from the best chairman of Bertha
35. Another level of pain
36. Hampir menyerah
37. Hang in there
38. Bu Setya dan liptint
39. Terungkap
40. Setitik sesal dan sebuah pelukan
41. Berubah
42. About feels and us
43. Perdebatan
44. Cantikku VS Rara
45. hate but love
46. Letting you go
47. Melawan ego
48. Pelangi untuk Kyra
49. Kalah
50. Puncak perpisahan
51. Need to go
52. The day
53. Kehilangan
54. Mereka yang ditinggalkan
55. Different pain
56. After a month
57. Feels like home
Aquila Kyra and her journey
Altair Sekala and his world
58. The final
59. Better version of us
60. Meet Family
61. Different things for us
What if ; Kyra passed away.
62. She deserve to be love
Part of Sekala Kyra ; The way he loves me.
63. We lose each other? Again?
64. Naka and his first born.
The Ending : My Forever, K. (Part 1)

19. Sedikit perhatian

24.4K 1.8K 29
Par kaffeinlessugarr

halooo! balik lagi sama Sekala Kyra!🐯👑🔫
belum ada yang bosen kan?
please leave a vote if you like this part!oke??⭐🍦🌈
okeeyy here we gooo!😈💩🍭

Mudah buat kamu untuk bikin aku makin cinta,karena sejak awal nama kamu udah tertulis di hati aku, karena sejak awal di hati aku cuma ada kamu, dan sejak awal cuma kamu yang aku mau.
-Aquila Kyra Sanjaya & Aurellia Tanisha Humeera.

KYRA berlari kecil menghampiri Kara dan Naka yang sedang sarapan bersama. Dengan tergesa Kyra memakai jaket nya sambil sesekali melirik jam yang bergantung di dinding.

Kara menatap nya dari atas sampai bawah sambil menggeleng pelan. "Diminum dulu susu nya, kamu gak mau sekalian sarapan?" tanya Kara.

Kyra mengangkat satu tangan nya, lalu meneguk susu yang sudah di siapkan oleh Kara hingga tandas. Gadis itu mengelap sudut bibir nya menggunakan tisu. "Gak usah mah, Kyra sarapan di sekolah aja," ujar Kyra.

Kara memicing tajam kearah anak nya, "Sarapan di sekolah apa nya?! Kamu udah telat! Sampai di sekolah langsung masuk kelas!" ujar Kara galak.

"Tadi malam papah liat kamu pulang berantakan? Something happen?" tanya Naka, saat selesai meneguk kopi nya.

Tadi malam Kyra tiba di rumah pada pukul sebelas malam yang pasti nya diantar oleh Sekala. Saat tiba dirumah gadis itu langsung berlari masuk, dan menaiki anak tangga dengan tergesa gesa. Saking panik nya, ia sampai tidak menyadari bahwa Naka yang baru saja keluar dari ruang kerja nya mengamati Kyra dengan heran.

Kyra berusaha sebisa mungkin untuk menutupi wajah gugup dan cemas nya. "Oh itu-- gak papa kok Pah, Kyra ngantuk aja" jawab Kyra bohong.

Naka menaikkan satu alis nya, ia kurang puas dengan jawaban yang Kyra berikan. "Mata kamu sembab" tembak Naka, malam itu ia masih bisa melihat jelas mata sembab Kyra.

"Kyra habis nonton film sedih soal nya sama anak anak--iya habis nonton!" sela gadis itu.

Tak hanya Naka, kini Kara juga menatap nya heran. "Sejak kapan kam---"

"Aduh mah,pah! Kyra duluan yaa, udah telat banget ini, temen temen Kyra udah nungguin, byee mamah, papah! Have a nice dayy!" ujar Kyra, menyalami tangan Kara dan Naka kilat lalu bergegas meninggalkan kedua orang tua nya yang masih menatap gadis itu curiga.

"Papah tau ada sesuatu yang terjadi Kyra, i know you so fuckin' well," gumam Naka.

***

"Kyra lama bangetttt sih monyett!" keluh Zemira yang ketujuh kali nya. Cewek berambut coklat ke-emasan itu mengelap peluh keringat yang menetes di dahi nya.

Keempat cewek itu sepakat mengadakan telat massal. Bentuk solidaritas nya dengan Kyra yang hari ini bangun kesiangan.

"Itu anak pakai motor apa pakai sepatu roda sihh?!" gerutu Kirei. Cewek itu jelas tidak mau rambut yang ia catok susah payah, dan kebut kebutan lepek di jam segini. Ayolah ini ituu masih jam setengah delapan pagiii, masa udah lepek ajaaa?!

"Sabar napa lu berdua?! Bacot banget kaya tapir gak dikasih makan!" omel Aurel. Telinga gadis itu hampir pengang rasa nya mendengar kedua teman nya itu tak berhenti mengeluh.

"Lu pernah dengar tapir bacot Zem?" tanya Kirei polos dengan mata nya yang beberapa kali mengedip lucu.

Zemira berdecak, "Kenapa tanya gue? Tanya Darel lah!" celetuk gadis itu.

Kirei menatap nya bingung, sedangkan Aurel menggeleng pelan, tahu kemana perkataan gadis itu menjerumus.

"Kok Darel Zem?" tanya Kirei lagi.

"Kan mereka satu habitat! Alis satu tempat tinggal! Sama sama di kebun binatang kan?!" ujar Zemira.

Kirei diam sebentar, memikirkan makna ucapan Zemira, "Si anying! Lo bisaan banget tai kalau ngehina orang," ujar Kirei yang kini mendelik sambil geleng geleng kepala menatap Zemira yang tampak acuh.

"Ngehina orang adalah passion-ku" ujar Zemira bangga.

Aurel menatap nya malas, "Bikin orang mental breakdance adalah hobi ku," ujar Aurel mengejek dengan nada bicara Zemira.

"Bangsat!" umpat Zemira.

"Lo ingat ingat deh Zem, berapa banyak anak yang keluar dari Cendrawasih gegara lo katain sampai nangis, apa nama nya kalau bukan mental breakdance, anying!" tutur Kirei.

Kalian tahu sendiri bagaimana kapasitas kepedasan kata kata yang di keluarkan oleh Zemira, jangan kan orang asing, temen nya aja sendiri di semprot, contoh nya Kyra dan Kirei.

Zemira itu tipe cewek yang akan tanpa ragu mengeluarkan segala jenis kata kata yang ada di kepala nya. Apalagi jika kalian berani mencari masalah dengan nya dan orang orang di sekitar nya. Kadang Kyra dan Kirei itu iri sama Zemira, tanpa harus turun tangan dan mengerahkan sebagian tenaga nya cewek itu bisa membuat orang skakmat dalam hitungan detik. Berbeda dengan Kyra yang tangan nya gatel kalau gak main tangan langsung.

Zemira itu kalau berantem mulut dan tenaga nya balance. Sama sama meresahkan.

"Ya kalau gak mau dikatain jangan bertingkah! Apalagi di depan muka gue, enek tau!" kata gadis itu santai.

Aurel mendelik, "Itumah emang dasar nya lo aja yang mulut nya gatel kalau gak ngatain orang," timpal Aurel.

Zemira menatap nya sebal, "Gak gitu juga anj----NAH INI DIA YANG KITA TUNGGU TUNGGU! LO NGESOT SAT?!" tanya Zemira tak santai kala Kyra sudah sampai.

"Lo emang sangat membagongkan Ra!" timpal Kirei.

Kyra cengengesan tidak jelas, "Maaf atuh brou, nama nya juga macet!" bela Kyra.

"Alasan aja lo janda bolong!" sergah Zemira. Plis lah ya, ini tuh matahari lagi terik,mana haus sama lapar lagi.

"Iya iya maaf elah, tadi di introgasi dulu sama Tuan Naka yang amat datar," celetuk Kyra.

Aurel melotot, lalu memukul bahu gadis itu, "Heh! Bapak lo itu!" ujar Aurel ngegas.

Kirei berdecak, "Udah udah jangan terlalu amat banyak bacot nya, ini jadi gimana setan? Manjat apa loncat?" tanya Kirei mulai serius menghentikan bacotan teman teman nya.

"Bego! Kita harus manjat dulu baru bisa loncat!" potong Kyra.

"Gas ajalah anying!" ujar Zemira.

"Ini motor gimana?" tanya Aurel.

Kyra berdecak, "Yaelah! Lo kaya baru pertama kali aja! Ya biarin aja disini!" ujar Kyra.

Keempat cewek itu memarkirkan motor di lapangan kosong di belakang sekolah. Lalu berjalan menuju gerbang belakang, inilah untung nya jika memakai celana, memudahkan segala jenis perbuatan maksiat, eh astagfirullah.

Mulai dari Zemira, lalu Kyra, Aurel dan yang terakhir Kirei. Keempat nya mendarat dengan selamat setelah memanjat gerbang belakang.

"Polmas sama Osis lagi patroli kagak?" tanya Zemira.

"Enggak mungkin, ini udah jam setengah delapan lewat. Mereka pasti udah pada masuk kelas," jelas Aurel.

Dengan santai nya, keempat gadis itu berjalan melenggang melewati koridor. Beberapa anak yang sedang di luar kelas memandangi keempat nya.

"Aman nih!" celetuk Zemira.

"Aman bang---"

"APA NYA YANG AMAN?!"

Sebuah bentakkan dari belakang membuat keempat gadis itu memutar tubuh nya. Ternyata Bu Setya sudah berdiri di belakang mereka sambil berkacak pinggang.

Saking kaget nya mendapati bu Setya dan suara bentak kan nya, Kirei refleks mengumpat. "Setan!"

Bu Setya melotot menatap keempat gadis itu.

"Ihh! Bego banget lo Kireiiii!" gerutu Zemira kesal.

"Siapa yang kamu bilang setan Kirei?! Saya?!" teriak Bu Setya dengan emosi di ubun ubun.

"Eh! Enggak Bu! Saya bilangin Kyra nih!" elak Kirei.

"Bohong!" teriak Bu Setya.

Kyra berdecak, Kirei sangat bodoh pikirnya.

"NGAPAIN KALIAN BEREMPAT MASIH PAKAI CELANA?! MANA CELANA NYA KOYAK KOYAK! KURANG UANG KALIAN BUAT BELI CELANA YANG BAGUSAN DIKIT?!" semprot BuSet.

"Yaampun BuSet ini itu nama nya fashion tau!" sanggah Kirei.

"Tau nih ibu! Gak update banget!" celetuk Kyra.

Zemira menginjak kaki cewek itu kesal, membuat Kyra meringis.

"Sakit!" ringis Kyra.

"Jangan disautin goblok!" maki Zemira.

"GAK USAH NGEJAWAB KALIAN!" sergah Bu Setya.

"KALIAN INI UDAH SEMESTER DUA! JANGAN MAIN MAIN TERUS! KELAKUAN ITU YANG BENER SEDIKIT KENAPA?! HABIS BUKU CATATAN IBU NYATATIN NAMA KALIAN TERUSSS!" omel Bu Setya.

"INI APALAGI! KENAPA KALIAN BARU DATENG JAM SEGINI HAH?! LEWAT MANA KALIAN?! KOK GAK KETEMU SAMA PAK SLAMET DI DEPAN?!" tanya Bu Setya bertubi tubi dengan nada tak santai.

Keempat gadis itu hanya diam, ada yang membuang muka, menunduk, planga plongo, sama memainkan kuku.

Melihat keempat anak murid nya tak bereaksi membuat Bu Setya semakin kesal bukan main.

"HEH! KENAPA KALIAN DIEM AJA?! IBU TANYA JUGA!" semprot Bu Set.

Kyra berdecak, "Ibu gimana sih? Tadi juga ibu yang suruh kita diem, ngejawab salah, diem salah, serba salah banget jadi murid," cerocos Kyra.

"Oh kamu nyalahin guru jadi nya?!" tanya Bu Setya galak.

"Gak bu gak! Mana pernah guru salah!" sela Aurel cepat.

"Pusingggg ibu liat kalian inii!" keluh Bu Setya.

"Ya gak usah dilihat lah bu, gitu aja kok repot!" celetuk Kirei.

"KALIAN INIIII! SANA SAMPERIN PAK SLAMET! MINTA HUKUMAN! AWAS KALIAN LARI, IBU AWASIN KALIAN BEREMPAT DARI SINI!"

"Hah? Sekarang banget bu?" tanya Zemira.

"Enggak! Tahun depan!"

"Oh yaudah, kalau gitu kita masuk kelas dulu yaa ibuu, assal---"

"SEKARANGGGG! BURUAN!" sentak Bu Setya.

"TUNGGU APALAGI KALIAN?! BURUAN!" sergah Bu Setya.

Dengan langkah malas pakai z, jadi nya malaz. Keempat gadis itu menuruni tangga menuju lantai pertama di mana meja guru piket dan BK berada.

"Sue banget nasib cecan!" keluh Kirei.

"Banyak ngeluh hidup lu!" ujar Aurel.

"Ya gitu kala sendok jelly dikasih nyawa" timpal Zemira.

"Masa jam segini rambut gue udah lepek?!"

"Jangan banyak bacot anying, lu lihat di atas, itu mata BuSet lepas aja gak mantengin kita mulu," jelas Kyra.

Sontak ketiga nya menoleh keatas, dan mendapati pelototan tajam dari Bu Setya yang masih setia memantau mereka dari lantai dua.

"Loh kalian? Jam berapa ini?!" tanya Pak Slamet sewot sambil melirik jam di pergelangan tangan nya.

"Ya bapak liat aja sendiri, kan bapak pakai jam" celetuk Kirei.

"Kireiiiiii!!" gemas Zemira.

"Heh! Jangan nyautin saya kamu!" ujar Pak Slamet galak.

"Kenapa kalian baru kesini?! Kenapa juga datang nya dari lantai dua?! Kenapa saya baru liat kalian masuk padahal jelas jelas kalian telat kan?!" tanya Pak Slamet beruntun ditambahi sebuah tudingan di akhir kalimat nya.

"Kalau di kartun kartun pak, pasti sekarang diatas kepala saya ada dua burung yang muter muter karena pusing!" celetuk Kyra.

"Oh, jadi kamu pusing denger suara saya?!" sewot Pak Slamet.

"BANGET MALAH PAK!" seru keempat gadis itu kompak.

"Kalian iniiii! Bisa nya bikin saya naik darahh terusss! Coba sekali sekali bikin saya naik gajii!" cerocos Pak Slamet.

"Kalian lari keliling lapangan lima belas kali! Sebelum itu ganti dulu celana kalian sama rok! Jangan coba coba kabur! Saya tunggu kalian disini!" perintah Pak Slamet.

"Kalau kita kabur pak?" celetuk Zemira.

"Saya seret kalian ke ruang wakil kepala sekolah!" ancam Pak Slamet.

Mendengus kesal, keempat gadis itu dengan sangat terpaksa berjalan menuju toilet lantai satu guna menukar ripped jeans hitam mereka dengan rok sekolah.

Tujuh menit waktu yang mereka butuhkan, hingga kini keempat gadis itu berada di lapangan SMA Cendrawasih yang kalau kata murid disini luas nya segede gaban.

"Ini lapangan gede banget babi! Bisa buat ngadaiin acara nikahan!" celetuk Zemira.

"Kalau low budget resepsi nya di lapangan SMA Cendrawasih aja, akad nya di aula Cendrawasih juga," timpal Kyra.

"Nginep nya di ruang kepala sekolah," tambah Kirei.

"Tolol tai," gerutu Aurel.

Sebelum berlari, Kyra mengangkat rambut nya guna mengikat asal agar saat lari rambut nya tidak kesana kemari dan tidak gerah. Di paling depan ada Kirei, lalu Kyra, dibelakang Kyra ada Zemira lalu Aurel.

"Pwit! Pwit! Cewek! Kok panas panasan? Sini abang ademin!" seruan dari pinggir lapangan membuat keempat cewek itu menoleh, anggota inti Batara yang sedang duduk leha leha di pinggir sana.

"Bacot banget sial si Darel," gerutu Kirei kesal.

"Cewek! Sombong banget sih!" kali ini seru-an milik Cakra.

"Masih juga pagi udah lari larian, bagus di hati gue aja jangan kemana mana!" seru Darel lagi.

"Yhaaa! Sa ae lo kang cilok!" timpal Virgo.

"Waduhhh! Ibu ketua kita lari larian! Tidak bisa dibiarkan ini!" ujar Cana.

"Wadaww! Keringat nya aja cantik bor!" celetuk Darel asal.

Sontak Sekala melirik Darel tajam, membuat cowok itu cengengesan. Ia mengikuti arah pandang Darel yang fokus menatap leher putih jenjang Kyra yang di baluri tetesan keringat.

"Rel, jangan cari mati! Utang lo di Warsel masih banyak," kata Cana.

"Nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan?---AW! SAKIT ANJIR!" ringis Darel kala geplakan dari Sekala mendarat di tengkuk nya.

Virgo tersenyum mengejek, "Udah tau pak bos gak suka bagi bagi, masih aja lo troboss!" ujar Virgo.

"Eh eh! Itu Aurel kenapa nunduk gitu?" tanya Cakra.

Kelima cowok itu langsung saja mengikuti arah pandang Cakra. Di tengah lapangan sana, tampak Aurel dengan kepala menunduk, sedikit membongkok bertumpu kepada kedua lutut nya.

"Anjir! Kaki nya gemeteran tuh!" seru Virgo heboh seketika.

"Rel, lo gak pap---ANJIR AUREL!!" teriak Kirei.

Mereka kaget Aurel tiba tiba pingsan, tanpa membuang banyak waktu Xavier langsung menghampiri Aurel diikuti teman teman nya.

"Biar gue aja," suara dingin Xavier menghentikan gerakan Kyra dan Zemira yang hendak membopong tubuh Aurel.

Dengan mudah, Xavier membawa Aurel ke gendongan nya dan menggendong tubuh Aurel dengan gaya bridal style. Langkah lebar Xavier membawa Aurel ke uks dengan cepat.

"Tumbenan, biasa nya juga lo pada tahan banting," celetuk Darel.

Kirei memutar bola mata nya malas, "Aurel magh, dia gak bisa gak sarapan sebelum beraktifitas," jelas Kirei.

"Oh bisa sakit juga," gumam Virgo.

"BISALAH TOLOL! LO KIRA KITA PADA ROBOT MADE IN JAPAN?!" sungut Kyra sebal.

"Sumpah ya ini lagi panas, jangan mancing gue buat anarkis ya," peringat Zemira.

"Kenapa telat?" tanya Sekala dengan nada datar dan dingin nya.

Kyra cengengesan, tersenyum lebar sambil menunjukkan sederetan gigi putih nya, "Alarm aku habis batrai," jawab Kyra.

Tangan Sekala bergerak menepikan anak rambut Kyra, dengan jarak yang dekat seperti ini, Kyra bisa merasakan nafas Sekala menyapu permukaan wajah nya.

Sekala memang selalu berhasil membuat Kyra deg deg-an dan jantung nya berdetak tak karuan.

"PACARAN TROSSS!" seru Darel kesal.

"Di tengah lapangan aja uwu uwu anj!" gerutu Cakra kesal.

"Hiiih, merusak kesehatan mata,iman dan takwa,anying," ujar Cana sebal.

"Sopan kah seperti itu di depan jomblo?" celetuk Virgo.

"Gak bisa nih gak bisa! Gue harus kembali mengumpulkan asrama putri gue yang sempat vakum!" kata Cakra bertekad yakin.

Kyra mengerutkan dahi nya, "Lah? Emang fakboy macem lu sempat vakum?" tanya Kyra heran.

"Vakum soal nya sempet suka sama lo hehe" ujar Cakra.

"Buru Rel! Kita berburu degem degem!" ajak Cakra, menarik kerah baju belakang Darel.

"WOI MAU KEMANA ANJING?!" teriak Cana.

"CARI DEGEM DI KANTIN!" balas Cakra.

"BEGO! BELUM ISTIRAHAT SIAPA YANG MAU LO CENG-CENG IN? BUDE?!" seru Virgo.

"TROBOS AJALAH ANYING!" balas Darel.

"WOI IKUTTT!" seru Cana, lalu menarik tangan Virgo untuk menyusul kedua sahabat nya.

"Kamu gak ikutan?" tanya Kyra kepada Sekala yang masih setia berdiri di depan nya denga kedua tangan berada di saku celana.

"Iya ini," jawab Sekala.

"Yaudah sana," suruh Kyra lembut.

"Ra," panggil Sekala.

"apa?"

"Ra,"

"iyaa,"

"Ra,"

"Ck! Iy--"

"Jangan sampai pingsan,"

"Hah?!" beo Kyra.

Setelah mengucapkan itu Sekala berjalan meninggalkan Kyra, menyusul keempat sahabat nya.

Kyra memegang dada nya, dengan raut wajah yang masih terkejut, pipi nya memanas yang ia yakini Sekala dapat melihat semburat merah di pipi nya.

"Lah, tumben itu orang," celetuk Kirei.

"Kemasukan apa tuh cowok lo? Kok tumben tumbenan peduli? Lo pelet ya?" tuduh Zemira.

Kyra yang masih mode kaget tidak merespon ucapan kedua sahabat nya.

"Sial, dia gampang banget bikin gue makin sayang," gumam Kyra pelan yang masih dapat di dengar oleh Zemira.

"Iya, dia nya aja yang gak sayang sayang," celetuk gadis itu, lalu kembali menyelesaikan hukuman nya disusul dengan Kirei.

"Perhatian kecil Sekala yang kaya gini yang bikin gue makin yakin kalau dia bakalan berubah dan bakalan balas perasaan gue," gumam Kyra.

Tapi bagaimana jika semua itu hanya sekedar eskpetasi yang Kyra bayangkan? Bagaimana jika Sekala tidak berubah atau lebih parah meninggalkan nya. Mudah bagi Sekala untuk melupakan Kyra jika suatu saat kedua nya berpisah, tapi tidak dengan Kyra yang sudah terlalu banyak menggantungkan harapan kepada Sekala. Dan berbagai rancangan kebahagiaan yang sudah ia rencanakan seorang diri untuk dilalui bersama Sekala.

Kyra dan sejuta harapan yang ia gantungkan kepada Sekala.

Di dalam hati, Kyra selalu berharap bahwa Sekala adalah persinggahan terakhir nya. Ia selalu berharap bahwa Sekala adalah sosok yang selama ini ia butuhkan.

"KAK KYRAA!" panggilan itu membuyarkan lamunan Kyra yang tengah berlari.

Seorang adik kelas laki laki yang ia rasa wajah nya yak asing.

"Gue Bima kak, anggota Batara," jelas cowok itu.

Ah ya, pantasan wajah nya tak asing.

"Kenapa?" tanya Kyra.

Lalu Bima menyodorkan sekotak susu full cream dan sebungkus roti selai coklat kepada Kyra. Kyra menaikkan satu alis nya.

"Gue disuruh nganterin ini buat lo sama Bang Sekala," ujar Bima.

"Al?" beo Kyra.

Bima mengangguk, "Tadi ketemu dikantin, dia nitipin ini ke gue buat lo, kata nya dihabisin supaya gak lemes, dia marah kalau lo sampai pingsan," tutur Bima.

Kyra membolakan mata nya, "Lo ngeprank gue tampol," ancam Kyra membuat Bima tertawa.

"Gak ada anjir! Gue bisa di penggal bang Al kalau ngelebih lebihin!" tukas Bima.

"Serius gak sih iniii?" keluh Kyra.

Masalah nya Sekala tuh gak pernah bersikap kaya gini ke Kyra, boro boro, nanya udah makan apa belum aja gak pernah.

"Serius gue, udah buru ambil! Gue mau balik ke kelas!" suruh Bima.

Dengan ragu Kyra mengambil sekotak susu dan sebungkus roti tersebut.

"Dah ya! Tugas gue selesai! Lo abisin noh,kalau gak gue nanti yang diabisin," ujar Bima sedikit bercanda.

Kyra terkekeh pelan, "Thanks, ya Bim," ujar Kyra.

Bima mengangguk sambil mengacungkan jempol nya.

"Kamu bener bener gak bisa aku tebak Al," gumam Kyra sambil menatap pemberian Sekala yang ada di tangan nya.

***

haloo! Gimana sama part ini?
Kalau kemarin Sekala bikin emosi di part ini bikin gemess!
Gak ketebak banget ya Sekala iniii!
Jangan lupa buat tinggalin jejak berupa vote dan komen!🌟✨
Sampai ketemu di partt selanjut nyaa! Btw kalian tim siapaa?

#timsekala

#timerlangga

#timcakra

#timaleser

okee,sampai ketemu di part dua puluh gais, terima kasih banyak yang selalu nungguin dan baca sekala! Love you ol!❤🍭

salam sayang :
oreobb


















Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

2M 102K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
3.7M 293K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
822K 71.4K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
353K 23.1K 48
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...