FROM A TO Z, I LOVE YOU - (CO...

By verlitaisme

294K 39.5K 3.6K

Adelicia Aubree, 27 tahun. Baru saja putus cinta dari dari tunangannya, setelah menjalin kasih selama 3,5 tah... More

Meet Aubree & Zayn
HELLO FROM US!
2. LELAKI YANG KATANYA MANDUL
3. APA KITA HARUS BERTEMU?
4. KITA, HUJAN, DAN KISAH YANG SERUPA
0T11AAPTW10
5. MARI SALING MELUPAKAN
6. HUBUNGI AKU, AKU MENANTI
7. DUA GARIS TAK TERDUGA
8. APA KAMU BAHAGIA? KARENA AKU BAHAGIA!
9. MENDEKAT, AKU AKAN MENJAGAMU
10. TESTPACK DAN LELAKI RANDOM
11. ANTARA CINTA DAN TANGGUNG JAWAB
12. HARI YANG PENUH KEJUTAN
13. MUSUH DALAM SELIMUT
14. KECUPAN DAN PELUKAN YANG MENENANGKAN
15. BUKAN URUSANMU!
16. PERMINTAAN MENDADAK YANG MENGEJUTKAN
17. KARENA KITA HARUS SALING MENGENAL
18. WANITA TERHORMAT YANG MENYELINAP
19. LAMARAN DAN PERSIAPAN HARI BAHAGIA
20. MENIKAH! LALU ....
AUBREE, PEREMPUAN YANG PATAH HATINYA
SELIMUT TAMBAHAN
KUE ULANG TAHUN
How I Found Your Number
VOTE COVER!
OPEN PO!
Bundling
Ready On Playbook!

1. PEREMPUAN YANG PATAH HATI

13.7K 1.8K 65
By verlitaisme

Adelicia Aubree, 27 tahun

*
*
*

Kalau ada hal yang sangat ingin dilakukan seorang Adelicia Aubree saat ini adalah ... membunuh!

Pada detik ini, hatinya terasa panas, sementara jantungnya berdetak kencang seolah-olah hendak lepas dari cangkangnya. Mata bulatnya tertuju pada sosok yang berada di ambang pintu apartemen kekasihnya saat ini.

Ini apartemen Theo, Aubree tidak mungkin salah. Selama tiga tahun enam bulan berhubungan dengan seorang Theo Ayanka, apartemen inilah yang selalu dikunjunginya nyaris setiap hari. Tetapi, mengapa seorang perempuan setengah telanjang yang membukakan pintu untuknya malam ini?

"Mencari seseorang?" Perempuan berambut kusut, ber-tanktop pink, dengan maskara yang berantakan, menyungging senyum di bibir yang lipstik merahnya nyaris habis. Dia bergelayut di daun pintu, terlihat enggan membuka pintu lebar-lebar.

Aubree menghela napas panjang dan dalam. Ditatapnya si perempuan lekat-lekat. Gaun merah selutut yang dikenakannya saat ini, jelas terlihat jauh lebih elegan, dibanding apa yang dikenakan perempuan yang masih tersenyum menanti jawabannya. Tatanan rambut, pulasan lipstik, semuanya ... Aubree sudah pasti terlihat lebih menawan dan terhormat.

"Apa Theo ada?" Aubree mencoba tetap tenang.

"Theo?" Si rambut amburadul mengulang ucapannya.

Aubree mengangguk, berharap kalau perempuan itu menjawab kalau Theo tidak berada di dalam sana. Berharap, bisa saja dirinya salah unit apartemen.

"Tentu saja." Perempuan di hadapannya kembali tersenyum. "Di dalam." Ibu jarinya bergerak, menunjuk ke dalam unit apartemen. "Tertidur setelah keasyikan aku servis." Dia tergelak, seakan-akan apa yang baru saja dikatakannya adalah sebuah hal lucu.

Kedua tangan Aubree mengepal kuat-kuat di sisi-sisi tubuhnya. Debar marah di dadanya sudah sungguh bertalu-talu. Maka tanpa ditahan-tahan, kakinya yang terbalut sepatu bertumit tinggi melangkah maju. Didorongnya pintu hingga perempuan itu terdorong mundur, dan pintu terbuka lebar. Seketika Aubree mendengkus jijik, penampilan perempuan itu benar-benar parah. Dia hanya memakai celana dalam untuk melengkapi tanktop-nya.

Aubree terus masuk. Memasuki satu-satunya kamar di unit apartemen itu, dan segera menghentikan langkah ketika dilihatnya Theo berbaring di ranjang yang spreinya semrawut. Hanya dengan celana dalam, tanpa atasan. Lelaki itu tertidur, seakan-akan sedang kelelahan. Dari bagaimana dada telanjangnya bergerak, dan senyum yang mengulas, jelas sekali dia baru saja mengalami sesuatu yang memuaskan.

Sebentar ... ini sudah jam berapa? Sepertinya, hanya tinggal beberapa menit lagi sebelum tahun berganti. Apa artinya, sudah saatnya untuk berganti pasangan juga?

"Dia lelah, Sayang ...." Perempuan berantakan itu tiba-tiba saja berdiri di hadapan Aubree, menghalangi pandangannya ke arah Theo. "Padahal tadi dia bilang mau ke acara tahun baru. Tapi dia malah membuka bajuku dan ...." Diliriknya Theo. "You know ...." Dia mengangkat kedua bahu, kemudian mengulum senyum. Menyebalkan.

Acara tahun baru. Karena itulah Aubree berada di sini, menjemput Theo yang tidak juga muncul menjemputnya ketika waktu tinggal 45 menit menuju pukul 00:00. Karena itulah Aubree berada di sini, untuk memastikan kalau tunangannya dalam keadaan baik-baik saja tanpa kekurangan suatu apa pun. Namun, apa yang dilihatnya sekarang ini, benar-benar memuakkan.

"Theo!" Aubree berteriak, membuat perempuan di hadapannya berjengit. "Theo!" Kali ini didorongnya perempuan itu ke samping, sehingga tubuh kurus itu terjatuh. "THEO!"

Tubuh atletis itu pun menggeliat di ranjang. Mata itu mengerjap malas, sebelum mengintip dari balik kelopak yang enggan membuka, dan benar-benar membelalak setelahnya sambil kelimpungan mencari selimut untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Aubree!" serunya terkejut. "Kok, kamu ada di sini?" Theo masih berusaha menutupi tubuh bagian bawahnya.

Aubree menahan napas sejenak, lalu diembuskan keras-keras. "Aku butuh penjelasan," katanya.

"Tentang ...?" Suara Theo melemah di akhir kata, saat perempuan yang tadi menyambut Aubree segera duduk di sebelahnya, dan mengecup pipinya sekilas. Ketika perempuan itu hendak menyahut bibirnya, Theo segera mendorong tubuh si perempuan menjauh, kemudian bangkit dari ranjang, dan membiarkan selimutnya jatuh ke lantai.

Lelaki itu bergerak mendekati Aubree yang terlihat enggan untuk didekati. "Akan kujelaskan," ujarnya, mencoba menatap dalam ke arah mata kekasihnya.

"Dia pacar kamu?" Perempuan yang masih duduk di atas ranjang itu menyela ucapan Theo. "Yang kamu bilang, sulit untuk dibawa ke ranjang?"

Sialan! Aubree memaki dalam hati.

"Yang kamu bilang sok suci, makanya kamu butuh aku buat bersenang-senang?" Perempuan itu masih mencicit.

Aubree menatap tajam mata Theo, dipertahankannya agar kelopak tidak berkedip meski panas mulai menjalari sekitar mata.

"Sulit dibawa ke ranjang?" Aubree mengulang apa yang didengarnya barusan.

"Enggak begitu, Bree ...." Theo merajuk, diulurkannya kedua tangan untuk merengkuh lengan kekasihnya.

"Sok suci?" Aubree mengulang lagi.

"Enggak, Bree ...." Theo terlihat benar-benar serba-salah.

Aubree sudah benar-benar panas. Ditepisnya kedua tangan Theo dari lengannya dan mundur beberapa langkah. Suara jam di dinding mulai berdentang. Sepertinya, tahun akan segera berganti.

"Bree ...." Theo terlihat panik ketika Aubree semakin menjauh.

Namun, Aubree sungguh telah patah hati. Alasan apa itu, selingkuh karena dirinya tidak bisa diajak ke ranjang dan sok suci? Bukankah Theo sendiri yang berjanji akan menjaganya sampai hari pernikahan mereka tiba tiga bulan lagi? Tetapi nyatanya, lelaki itu sendiri yang tidak menepati janji.

"Kita pisah." Aubree berkata tanpa ragu, membuat Theo menganga tidak percaya.

"Enggak boleh, Bree!" Theo mencoba meraih tubuh gadisnya dalam dekapan. Tetapi, perempuan yang gincunya amburadul, menahan tubuh Theo. Mendekap lelaki itu erat-erat. "Apa-apaan, Nes!" Theo mencoba menepis tangan yang memeluknya, tapi gagal. Perempuan itu semakin mengeratkan dekapan.

Aubree tersenyum kecut, mencibir ke arah Theo dan perempuannya bergantian. "Kalian cocok," katanya, lalu memutar tubuh dan melangkah dengan anggun ke arah pintu keluar. Di balik punggungnya, Theo berseru-seru meminta maaf. Tetapi, Aubree sudah sakit dan patah hati. Diabaikannya seruan permohonan maaf.

Meski sekuat tenaga mencoba kuat, tapi ternyata sulit. Air mata Aubree luluh juga. Suara jam terus berdentang, sampai akhirnya berhenti ketika pintu tertutup di balik punggungnya. Air mata gadis berbibir tipis itu, luluh juga. Tiga tahun enam bulan bukan waktu yang sebentar. Sudah banyak kisah manis yang dirajutnya bersama Theo, sudah begitu sempurna rencana masa depan yang mereka rangkai. Sekarang semua menjadi sia-sia.

***

Malam ini adalah hari ketiga setelah hari patah hati, nyatanya Aubree masih juga bergelung di dalam selimut. Enggan keluar kamar, hanya berada di dalam kamar kos-nya selama tiga hari terakhir. Banyak pesan yang masuk sejak malam itu. Dari pesan selamat tahun baru, dan pesan untuk sekadar menanyakan kabar.

Mama dan papanya belum mengetahui kabar bubarnya pertunangan mereka, sudah pasti. Pasalnya, pesan yang masuk dari mereka hari ini adalah, menanyakan mengenai persiapan lebih lanjut pernikahannya dengan Theo. Theo si pengkhianat.

Di balik selimut, Aubree menggulir layar ponselnya. Menyelamatkan diri dari dinginnya pendingin ruangan, seraya berpikir tentang apa yang harus dilakukannya untuk menetralisir rasa sakit hati. Ini bukan sesuatu yang mudah. Matanya bahkan benar-benar bengkak, dengan wajah yang sudah pasti terlihat menyedihkan.

"Theo sialan!" umpatnya. Tetapi, dia tidak dapat menahan diri untuk mencari tahu bagaimana keadaan mantan tunangannya saat ini. Apa lelaki itu sama terpuruk dan hancurnya dengan dirinya?

Jari-jari sialnya menyentuh aplikasi sosial media, dan mengetik nama Theo Ayanka di sana. Ketika laman dengan nama Theo terbuka, sakit hatinya semakin menjadi.

Di hari malam setelah mereka putus, terlihat Theo mengunggah foto dirinya yang berpesta di hari pertama tahun ini. Lelaki itu tersenyum semringah di foto-foto yang terpajang, seolah-olah tidak ada kejadian apa pun hari itu. Di foto terbaru, sejam yang lalu, terlihat mantan tunangannya itu berfoto bersama seorang perempuan—berangkulan dengan senyum lebar. Perempuan itu, perempuan yang berada di apartemen malam itu.

Tanpa sadar, air mata Aubree luluh lagi. Pada saat itulah sebuah iklan pada banner laman sosial media menarik perhatiannya.

Cari teman atau pasangan? Come to Madam. —Madam Rose, the best dating application.

Sontak Aubree keluar dari dalam selimut, duduk di ranjang dengan berdebar. Mencari teman atau pasangan? Bagaimana dengan pasangan untuk melampiaskan kesal dan sakit hati?

Dengan gemetar karena perasaan yang campur aduk, diunduhnya aplikasi Madam Rose. Sepertinya Aubree sudah tahu persis, apa yang akan dilakukannya setelah ini untuk menyembuhkan hati yang kecewa.

*
*
*

Verlita's speaking:

Hai-hai! Ini part 1-nya. Bagaimana? Apakah sudah cukup bikin kamu penasaran untuk ke part selanjutnya?

Jangan lupa untuk vote, comment, dan shares yang banyak yaaaa! Supaya aku semangat!

Rencananya, Aubree akan tayang seminggu 2 kali. Cuma aku belum pastiin aja waktunya. Supaya ga berbenturan sama Adhara.

Tunggu part lanjutannya oke! Di part selanjutnya, kamu bakal kenalan dengan Zayn Zavyan. Si keceh yang katanya mandul. O-OWWW!

See you!

Love, 😘
Verlita.

Continue Reading

You'll Also Like

980K 96K 58
Don't Cross the Line, sebuah idiom sakti yang menuntun Hanni tetap bertahan pada posisinya. Seorang wanita dewasa yang sejak kecil sangat terlatih da...
97.8K 11K 38
everyone will find a home to stay. Querencia (n) : /kɛˈɹɛnsɪə/ The place where one's strength is drawn from; where one feels at home; the place where...
631K 13.7K 5
Kata siapa jadi editor fiksi itu enak? Menyunting kata demi kata, kalimat demi kalimat, sintaksis, dan sederet hal yang seratus persen memusingkan ke...
555K 35.1K 33
Karena terlalu sering ditanyai tentang pasangan, Gauri nekat membuat keputusan gila, yaitu menyetujui tawaran dari istri sepupunya untuk melakukan ke...