11. As Years Passed By

218 27 3
                                    

"Bagaimana? Sudah merasa baikan?"

Jinwook mengusap wajahnya dengan kaos yang dipakainya, sekaligus menghapus air mata yang tanpa sadar mengalir sejak tadi. Hampir 2 jam di telepon dan ia baru sadar telinganya mulai panas. Ia mengeraskan suara teleponnya dan tersenyum.

"Oppa menangis?" suara lembut itu bertanya pada Jinwook dengan nada ringan.

"Tidak. Buat apa?"

"Baru saja kubilang tadi kalau tidak apa-apa sedih juga."

Jinwook tertawa kecil, "Iya, kan tadi. Sekarang sudah tidak sedih."

Hening. Jinwook baru saja dalam usaha terakhirnya mengakhiri tahun yang buruk. Ia sudah memutuskan untuk berhenti mengejar. Berhenti mengejar keinginan semua orang dalam hidupnya. Berhenti mengikuti keinginan semua orang yang mengatasnamakan demi kebaikan dirinya.

"Oppa, ini hidupmu. Kamu berhak mengacaukannya. Kamu juga berhak memperbaikinya. Paham tidak? Oppa yang berhak."

Maka mulai malam itu, Jinwook telah memutuskan, untuk menata kembali hidupnya. Untuk tidak menggantungkan kebahagiaannya pada orang lain, dan kebahagiaan orang lain pada dirinya.

"Hana," Jinwook memanggilnya, wanita yang sudah hampir dua jam berbagi keluh kesah dengannya.

"Hmm?"

"Apa kamu malaikat penyelamat atau malaikat pencabut nyawa?"

Hana tertawa kecil, "Bagaimana?"

"Terakhir kali kita bicara hampir dua tahun yang lalu dan tiba-tiba hari ini kamu menelepon dan menyelamatkanku."

"Kan aku sudah bilang tadi kebetulan lihat artikel dan berita, jadi aku mau tahu keadaan oppa."

"Aku sudah baik sekarang."

"Bagus kalau begitu."

Lalu mereka berdua tertawa bersama.

"Aku belum bertanya kabarmu," ucap Jinwook setelah tawa mereka mereda.

"Aku baik," jawab Hana ceria.

"Berencana kembali ke dunia modeling?"

"Aku kan tidak pernah meninggalkan modeling. Cuma sedang bosan dan tertarik hal lain saja."

"Seperti?"

"Musik dan tanaman. Aku sedang banyak menemani ayah aransemen lagu dan berkebun di lahan belakang rumah. Sangat seru!"

"Hmm..." Jinwook mengangguk, diam-diam ikut bersyukur temannya punya hal yang ia suka.

"Kalau usaha pariwisataku naik nanti, kamu harus jadi modelku."

Hana tertawa, "Tidak, ah. Aku sedang malas tampil di depan kamera. Tapi kalau oppa butuh bantuan selain menjadikanku sebagai model, panggil aku saja."

"Terima kasih, Hana."

Ia bisa merasakan senyuman Hana di seberang sana, walaupun sudah hampir setahun lamanya tidak bertatap muka.

"Kalau kamu butuh apa-apa, jangan segan untuk meneleponku."

"Mmm."

"Aku serius. Kamu sudah menyelamatkanku. Apapun. Pasti akan kubantu."

"Iya, Oppa."

Dan itu percakapan pertama dan terakhir mereka di tahun itu. Jinwook menata hidupnya kembali dan keluar dengan image baru yang melambungkan namanya, membuatnya jadi salah satu supermodel dengan demand tertinggi di Korea Selatan juga dunia. Hana memulai eksperimennya di dunia agrikultur dan jadi salah satu pengusaha muda yang produknya dicintai semua kalangan.


*****


"Aku harap aku menjawab beberapa pertanyaanmu. Tolong balas pesan-pesanku. Terima kasih."

Hana mendengus pada Jinwook, tepatnya pada televisi yang menampilkan Jinwook. Pipinya memanas, "Laki-laki itu benar-benar..."

Ding.

Jinwook Oppa

Sudah menontonnya?

Aku harap beberapa pertanyaanmu terjawab.

Boleh aku datang ke rumah besok?


-|-|-|-|-|-

You Are Truly | Jinwook × Hana ✔️Where stories live. Discover now