12. Another Proposal(s)

233 25 11
                                    

Part terakhir!!!


-|-|-|-|-|-


Jinwook memencet bel untuk kedua kalinya. Baru saat ia akan memencet bel lagi, seorang wanita keluar membukakan pintu untuknya. Ibu Hana. Jinwook tersenyum dan membungkuk hormat, "Apa Hana ada di rumah?"

"Ah, iya. Masuk, Jinwook-ssi."

"Apa kalian sedang ada masalah?" Ibu Hana bertanya pada Jinwook sambil memberikannya teh melati hangat, "Sejak pulang dari pesta Je Hoon, dia jadi seperti banyak berpikir."

Jinwook berterima kasih seraya mengambil teh dari ibu Hana, "Ah... Ada beberapa hal yang harus diluruskan di antara kami. Makanya saya datang hari ini. Jeseonghamnida, telah membuat bibi khawatir."

Ibu Hana tersenyum, "Tidak apa-apa. Kalau itu Jinwook-ssi, bibi percaya kalian akan menyelesaikannya dengan baik."

Jinwook lagi-lagi membungkuk berterima kasih.

Saat ibu Hana pergi ke atas untuk memanggil anaknya, Jinwook melihat-lihat sekeliling rumah. Rumah ini seperti Hana. Simpel, cantik, dan didesain minimalis juga ramah lingkungan.

Jinwook memilih duduk di ayunan di halaman belakang rumah Hana. Ia mengusap tangannya, menghapus keringat dingin yang sejak tadi keluar. Saat dia menoleh, Hana sudah berjalan dari dapur ke halaman belakang. Jinwook tersenyum padanya.

Hana terlihat cantik dengan dress soft pink simpel yang melewati lututnya. Ia naik ke ayunan untuk duduk di sebelah Jinwook, kedua tangan Jinwook refleks memegang lengan dan pinggang Hana agar wanita itu tidak tersandung.

"Kamu sehat, kan?"

"Hmm..." Hana mengangguk tanpa menatap Jinwook, "Oppa sehat?"

"Hmm. Media membuatku sakit kepala, memberitakanku berkencan dengan seseorang yang bahkan nomor pribadinya saja aku tidak punya."

Hana akhirnya mengangkat kepala, "Oppa tidak pernah...?"

Jinwook menggelengkan kepalanya, "Dia pacaran dengan aktor yang lebih muda, sudah jalan lima tahun sekarang."

"Oh..." sekarang Hana mengalihkan pandangannya ke depan.

"Jadi itu alasanmu ingin pulang cepat saat itu dan tidak membalas pesan-pesanku?"

Hana melirik Jinwook lalu mengalihkan pandangannya lagi. Ia rasa pipinya sudah merah sekarang.

"Sejak kapan?"

"Ya?"

"Kamu menyukaiku. Sejak kapan?"

Pupil Hana membesar dan ia memandang Jinwook tidak percaya.

"Aku tidak salah, kan? Katakan kalau aku tidak salah."

Hana menunduk lagi, "Oppa tidak sedang mengejekku," dan itu bukan sebuah pertanyaan, tapi pernyataan.

"Hmm. Pertanyaan itu ada karena aku mau memastikan," ucap Jinwook.

Hening.

"Jinwook oppa adalah orang pertama yang aku kagumi... atau sukai di dunia modeling."

Jinwook tersenyum.

"Dan lagi-lagi, orang pertama yang aku sukai di dunia bisnis."

Jinwook masih mendengarkan.

"Oppa ada di urutan terakhir karena... oppa terlalu jauh. Dan aku terlalu..."

"Cinta?"

You Are Truly | Jinwook × Hana ✔️Where stories live. Discover now