Chapter 6

1K 151 4
                                    

Zay is Back! Happy reading!

***

Ritual puncak sekaligus yang terakhir akan dilaksanakan malam ini. Semua orang sibuk untuk memastikan seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar, tak terkecuali para anggota suku cassian.

"Taeyong dimana, sih."

Ten yang sejak tadi mencari-cari keberadaaan sahabatnya bergerak dengan lincah, menyelinap di antara lalu-lalang orang-orang yang tengah mempersiapkan banyak hal untuk nanti malam.

"Kenapa dia malah menghilang di saat dibutuhkan seperti ini." Keluhnya.

Untuk melakukan ritual ini, suku cassian yang terpilih harus melukis wajah mereka dengan tinta putih. Lukisan itu dapat berbentuk rangkaian bunga, daun, hingga bulu dari hewan jenis unggas. Atau bahkan bentuk-bentuk tertentu yang indah.

Biasanya mereka menggambar dari tengah-tengah alis, lalu ditarik garis ke atas mengikuti bentuk alis. Selanjutnya, setelah lukisan di dahi selesai, kuas akan bergulir ke pipi membuat goresan indah di atas tulang yang menonjol.

Lukisan itu bisa penuh satu wajah, atau hanya di kening dan pipi saja, tergantung kemauan mereka masing-masing.

(Mirip seperti di gambar, tapi design-nya beda-beda)

Dan kali ini, Ten ingin menggambar sesuatu yang rumit di wajahnya. Tidak hanya di kening dan pipi, Ia juga ingin menghias matanya. Dan lukisan seperti itu, Taeyong lah yang paling berbakat.

Oleh karena itu, Ten berlari kesana-kemari untuk mencari sahabatnya. Pada ritual pertama dan kemungkinan yang terakhir, Ten ingin berpenampilan yang maksimal.

"Taeyong!"

Ten berteriak memanggil Taeyong yang hendak meninggalkan perkampungan suku cassian dengan ketua Lee. Namun, sang sahabat seperti tidak mendengarnya dan terus berjalan dengan terburu-buru mengikuti langkah ayahnya.

"Mereka mau kemana? Kenapa juga Taeyong berpakaian seperti itu." Tanya Ten pada dirinya sendiri.

Taeyong memang mengenakan pakaian yang tak biasa. Tubuhnya ditutup oleh jubah yang panjang, kepalanya juga memakai penutup khas rakyat kerajaan cassiopeia jika ingin bepergian yang jauh. Itu cukup menyamarkan wajahnya, tapi Ten masih bisa mengenalinya.

***

Ten berjalan memasuki area lapangan tempat ritual akan dilaksanakan. Ia harus puas dengan lukisan wajah biasa yang digambar oleh rekannya.

Semua persiapan telah dilaksanakan. Para anggota kerajaan juga telah duduk di tempat mereka. Rakyat-rakyat antusias untuk menyaksikan ritual dari pinggir lapangan.

Alunan musik mulai terdengar pertanda ritual telah dimulai. Semua ras cassian yang terlibat mulai bergerak sesuai tempatnya masing-masing, sihir-sihir berwarna merah keluar dari jari-jari mereka.

Ketika semuanya mulai intens, pangeran Jaejoong memasuki lapangan, membelah formasi ras cassian. Ia mengenakan pakaian yang cantik seperti ritual-ritual sebelumnya, namun kali ini sebuah kain sutra berenda menutup sebagian wajahnya.

Setelah ia sampai tepat di tengah, pangeran Jaejoong langsung menari. Tiap gerakannya sangat cantik, melambangkan pemujaan terhadap dewa langit.

Setelah hampir setengah jam menari, sang pangeran mendekati ras cassian yang berdiri paling dekat dengannya. Ia mengambil cahaya dari tangan orang tersebut, kemudian berjalan sambil berjinjit menuju orang disebelahnya. Hal itu terus dilakukannya, dari lingkaran terdalam sampai terluar.

Tangan kirinya terbuka, memperlihatkan cahaya merah diatasnya. Sementara tangan kanannya berada di belakang tubuhnya dengan jari telunjuk yang mengarah ke bawah. Ketika ia melangkah, jari telunjuknya meninggalkan garis berwarna merah.

Pangeran suci itu kembali ke tengah lingkaran, lalu melakukan beberapa gerakan tarian.

Saat musik mengalun lebih kencang, tariannya pun mengikutinya. Sampai krep, musik berhenti dengan tangan Jaejoong yang menghadap ke atas.

Jejak-jejak cahaya merah yang tadi di gambar oleh jari telunjuknya perlahan naik ke atas dari sela-sela ras cassian.

Sampai gambar lingkaran dengan jaring-jaring cantik di dalamnya tercetak indah di langit. Semua orang yang menontonnya merasa takjub. Sangat indah, ditambah percikan-percikan cahaya merah berjatuhan darinya.

SRET

Di tengah euforia itu, tiba-tiba sebuah panah melesat ke arah sang pemuda suci. Tanpa sempat menghindar, panah itu mengenai pipinya hingga cadarnya terjatuh bersama benda tajam itu.

"Taeyong?"

***

To Be Continued

Aku ngebayangin bentuk lingkarannya tuh kayak yang dibuat Fasha di mobile legend. Cerita ini emang terinspirasi pas Hero itu baru keluar, udah lama emang tapi baru ada mood nulis wkwk

[YunJae] Land of Cassiopeia ✔Where stories live. Discover now