Chapter 9

977 145 10
                                    

Flashback ke 20 tahun lalu

Jaejoong membilas mulutnya kembali, ini telah terjadi berulang kali. Pagi ini, saat ia terbangun, Jaejoong tiba-tiba merasa mual dan pusing. Ia telah beberapa kali mengeluarkan isi perut yang hanya cairan bening.

"Yang mulia, sebaiknya kita memanggil tabib."

Junsu yang sejak tadi bersama sang pangeran merasa tidak tega melihatnya.

"Panggil lah, tapi kau harus merahasiakannya dari orang lain."

"Baik yang mulia."

Walaupun tak mengerti kenapa hal ini harus dirahasiakan, Junsu tetap mematuhi titah Jaejoong. Perintahnya adalah mutlak, Junsu tidak berani untuk sekedar mempertanyakan alasannya.

***

Jaejoong kini tengah berbaring di atas ranjangnya. Tangan kirinya dipegang oleh seorang tabib yang telah Junsu panggil.

Jaejoong bisa melihat raut kebingungan dicampur takut dari wajah sang tabib.

"Apakah aku hamil?" Tanya Jaejoong dengan tenang.

"Yang mulia!"

Itu Junsu. Ia terkejut dengan pertanyaan pangeran yang telah dilayaninya sejak kecil itu. Bagaimana bisa seseorang yang belum menikah menanyakan hal seperti itu, apalagi dia ada pemuda suci.

"Tidak perlu takut. Katakan padaku, apakah aku hamil?" Tanpa menghiraukan Junsu, Jaejoong kembali bertanya.

"Y-y-ya pangeran." Akhirnya sang tabib mengatakan hal itu juga. Sebelumnya ia ragu karena Jaejoong belumlah menikah. Ia takut melakukan diagnosa yang salah, bisa-bisa kepalanya melayang. Tetapi pertanyaan sang pangeran meyakinkannya.

Junsu yang mendengar jawaban tabib itu tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Pangerannya adalah orang baik dan sangat polos, bagaimana bisa ini terjadi?

"Baiklah, buatkan ramuan apapun untukku supaya kandunganku kuat." Perkataan itu langsung disanggupi oleh si tabib. "Kau yang akan memonitor kesehatanku selama hamil, dan kau juga harus merahasiakannya dari siapapun."

"Baik yang mulia." Tabib itu tahu ini akan menjadi tugas berat. Ia mempertaruhkan nyawanya demi merahasiakan berita ini, tapi jika sampai ia buka mulut pun taruhannya nyawa. Ia hanya berdoa semoga dewa melindungi nyawanya.

"Hantarkan tabib ini pulang."

Tanpa diperintah dua kali, Junsu segera menunjukkan jalan untuk si tabib.

Setelah ia tinggal sendirian di kamarnya, Jaejoong menghela nafasnya dengan berat. Kebodohannya tiga minggu lalu membuatnya masuk ke dalam masalah.

***

Siwon bergegas menyambangi kamar Jaejoong ketika ia mendapat kabar bahwa sang pangeran memintanya untuk datang.

"Aku hamil." Tanpa basa-basi, Jaejoong langsung mengutarakan alasannya memanggil calon suaminya itu.

"Bagaimana bisa?" Siwon yakin mereka berdua tidak pernah melakukan hubungan semacam itu. Lagipula pernikahan masih belum dilaksanakan, mereka tidak mungkin melakukannya sebelum menikah.

"Kau tahu dengan jelas bagaimana aku bisa hamil, pangeran."

"Maksudku, dengan siapa?"

"Adikmu."

Seharusnya Siwon telah menduganya. Yunho memang terlihat jelas tertarik dengan Jaejoong, bahkan setelah dia menikah pun.

"Menikahlah dengan orang lain."

Perkataan Jaejoong selanjutnya membuatnya kembali kaget. Lagi, bagaimana bisa?

"Dengar, aku mengandung anak orang lain. Aku tidak mungkin menikah denganmu."

"Tapi yang mulia, hamba tidak keberatan."

"Aku yang keberatan." Jaejoong menjawab Siwon dengan cepat. "Aku sudah merasa terhina telah hamil di luar nikah. Tolong jangan membuatku lebih kerasa hina lagi karena membuat orang lain menjadi ayah dari anak yang bulan miliknya."

"Yang mulia...." Siwon merasa gusar mendengar itu. Ditambah mata sang pangeran yang berkaca-kaca, ia tidak bisa membantah lagi.

"Hyung, selain orang yang dijodohkan denganku, kau adalah kakak sepupu yang selalu bisa aku andalkan. Tolong mengertilah." Jaejoong kembali memohon, kali ini kedua tangannya menangkup tangan Siwon penuh harap.

Hah, Siwon menghembuskan nafasnya. "Baiklah." Bukannya, dia memang tidak bisa menolak lagi.

"Lalu, bagaimana dengan kandunganmu? Kau akan menikah dengan pangeran Yunho?"

"Tidak. Aku tidak mungkin menikah dengan laki-laki beristri."

"Lalu?"

"Aku akan pergi ke kuil dan melahirkan di sana. Kau harus membantuku, hyung."

"Tentu saja."

***

To Be Continued


I wonder, tulisanku enak dibaca gak sih?

[YunJae] Land of Cassiopeia ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt