Chapter 14

1K 149 6
                                    

"Katakan padaku, Taeyong anakku, kan?" Yunho langsung memberondong Jaejoong ketika ia baru saja masuk ke kamar pangeran cantik itu.

"Dari mana kau punya kepercayaan diri seperti itu?"

"Oh jangan memulainya Jaejoong, kita sudah berhubungan sejak 20 tahun lalu dan umur Taeyong sesuai dengan itu."

"Kau pikir aku hanya berhubungan denganmu selama ini?"

Mata Yunho berkilat marah, ia tidak suka dengan apa yang dikatakan Jaejoong. Dengan cepat ia mendorong Jaejoong hingga punggungnya menempel di dinding. Kedua tangan Yunho memgangi kedua tangan Jaejoong yang berada di dadanya.

"Kau pikir selama ini aku tidak tahu?" Yunho menjeda perkataannya, ia ingin melihat reaksi Jaejoong terlebih dahulu. Sesuai, ekspresi jaejoong sesuai dengan apa yang ia harapkan, mata yang membulat karena terkejut.

"Kau dan Siwon terlalu ceroboh saat menyiapkan Taeyong untuk ritual, orang suruhanku bahkan bisa mengetahuinya dengan cepat."

Pemaparan Yunho tentu saja membuat Jaejoong semakin terkejut.

"Bahkan orang suruhanku telah berhasil mengungkap identitas Taeyong ke seluruh negeri." Seringaian tercetak di bibir Yunho di akhir kalimatnya.

"Apa maksudmu?!"

"Kau tahu maksudku, sayang..." Punggung jari-jari kanan Yunho mengelus permukaan pipi lembut sang kekasih.

"Kau!!" Jaejoong kesal, bahkan kesal pun terlalu kecil untuk mendeskripsikan perasaannya, ia marah.

Jaejoong terlalu meremehkan Yunho selama ini. Ia sudah menyangka bahwa pangeran satu ini menginginkan tahta, tapi ia tak pernah berpikir Yunho akan menjadi musuhnya seperti ini. Ia tak menyangka Yunho lah dalang dari pemanahan itu.

"Walaupun kau mengungkapkan identitas Taeyong, kau tidak akan pernah bisa menjadi raja!"

"Raja! Raja! Kenapa kau selalu berbicara tentang hal itu?!" Yunho melepaskan kedua tangan Jaejoong ketika ia meneriakan hal itu. "Kau pikir apa yang aku lakukan selama ini hanya karena aku menginginkan tahta?" Kali ini ucapannya melembut.

"Bukankah sudah jelas? Sejak dulu kau mendekatiku hanya untuk tahta!"

"Tak bisakah kau melihat semua ketulusanku Jaejoong?" Suara Yunho terdengar putus asa. "Lebih dari 20 tahun aku mengejarmu dan kau masih belum bisa melihatnya?"

Kecewa, itulah yang Yunho rasakan sekarang. Tak pernah sedetik pun terbesit di hatinya tentang menjadi raja. Yang ia inginkan selama ini adalah berpasangan dengan Jaejoong. Hidup bersama orang yang ia sayangi tanpa perlu bersembunyi di balik dinding.

"Kau tidak mungkin tulus padaku!" Jaejoong masih saja berusaha menyangkal. Ia tak bisa percaya dengan semua ketulusan yang ditawarkan Yunho.

"Jaejoong!!" Yunho terlihat sangat frustasi terhadap Jaejoong.

Di tengah ketegangan antara keduanya, tiba-tiba terdengar keributan di luar yang diikuti dengan sebuah ketukan di pintu kamar Jaejoong.

"Yang mulia, izinkan saya menyampaikan sesuatu." Itu suara Junsu.

"Masuklah."

Yunho dan Jaejoong berusaha bersikap biasa kembali, walaupun mereka tahu Junsu pasti telah mendengar perckapan mereka berdua tapi tetap saja mereka harus menjaga wibawa ketika dilihat langsung.

"Yang mulia, musibah telah menimpa Putri Ahra."

"Apa maksudmu?" Yunho bertanya dengan kaget. Sementara Jaejoong yang melihatnya tersenyum mengejek, bagaimana bisa orang ini tulus padanya tapi masih memperdulikan istrinya?

"Beliau mengakhiri hidupnya, Yang mulia."

Senyuman di bibir Jaejoong menghilang. Setidak sukanya ia kepada wanita itu, berita ini bukanlah yang ingin ia dengar.

Setelah mendengarnya, Yunho bergegas pergi dari kediaman Jaejoong. Jaejoong pun mengikuti setelahnya.

***

Sesampainya di kediaman Ahra, banyak dayang dan pengawal kerajaan memenuhi tempat itu. 

Kedatangan Yunho dan Jaejoong bersamaan dengan kedangan Heechul. Tentu saja hal itu tak lepas dari tatapan curiga sang raja, anaknya datang bersama selingkuhannya. Tapi Heechul tak ingin memperbesar masalah ini untuk kali ini.

Di kamar Ahra, wanita itu telah terbaring dengan kain putih yang dibentuk seperti tambang melilit lehernya.

"Bagaimana bisa hal ini terjadi?" Pertanyaan Heechul berhasil membuat semua orang yang berada di sana gugup. Mereka bisa saja disalahkan karena hal ini.

Seorang dayang maju mendekati Heechul, tubuhnya sedikit bergetar. "Tadi, saat hamba akan mengantarkan teh pada Putri Ahra, hamba menemukannya telah tergantung, Yang mulia hiks." Dayang itu menangis sambil menunduk, kejadian yang ia saksikan benar-benar menakutkan.

"Urus semuanya, kita akan mengadakan pemakaman besok pagi."

"Bukankah kita harus menyelidiki sebab kematiannya terlebih dahulu?" Kata Jaejoong.

"Bukankah sudah jelas Putri Ahra mengakhiri hidupnya sendiri?"

***

To Be Continued

[YunJae] Land of Cassiopeia ✔Where stories live. Discover now