Chapter 12

987 146 6
                                    

Taeyong berlari menjauhi lapangan. Ia ingin kabur. Kabur dari tatapan penuh tanya semua orang, apalagi sahabatnya. Ia merasa tak mampu menghadapi semuanya.

Taeyong takut. Apa yang akan terjadi padanya nanti? Semua orang telah menyaksikannya memimpin ritual. Mereka akan tahu kalau dirinya adalah pemuda suci. Mereka akan tahu kalau dirinya adalah anak yang selama ini disembunyikan. Mereka akan tahu kalau dirinya adalah anak haram.

Memikirkan semua itu membuat Taeyong tak bisa lagi menahan laju air matanya. Kenapa ia tak bisa terus menjadi putra bungsu dari ketua suku cassian? Kenapa ia harus terlibat dalam kerumitan yang bahkan tak pernah ia bayangkan?

Hiks

Taeyong jatuh berjongkok di tempat sepi itu. Tangisannya makin keras, sampai ia tak mampu lagi untuk berdiri.

Saat sibuk menangis seseorang tiba-tiba memegang bahunya, membuat Taeyong terkejut dan hampir terjengkang.

"Hati-hati." Pangeran Jaehyun memegangi kedua bahu Taeyong supaya dia tak terjatuh.

Taeyong yang menyadari keberadaan pangeran itu langsung berdiri membelakanginya dan berusaha menghapus jejak-jejak air mata di pipinya. Walaupun mungkin Jaehyun sudah tahu, ia tetap tak ingin terlihat terlalu ketara kalau dirinya habis menangis.

"Terima kasih."

Setelah merasa cukup, Taeyong berbalik menghadap pangeran itu dan berterimakasih. Tak lupa ia juga sedikit membungkuk.

"Tidak. Aku malah harusnya meminta maaf karena telah mengagetkanmu."

Taeyong tak menjawabnya, ia bingung harus merespon seperti apa. Akhirnya mereka terjebak dalam keheningan untuk beberapa saat.

"Mmm Taeyong..." Jaehyun mencoba untuk memecahkan keheningan. "Kau baik-baik saja?"

Pertanyaan itu buka hanya sekedar basa-basi, Jaehyun memang mengkhawatirkan keadaan orang di depannya.

"Aku baik-baik saja."

Bohong, bagaimana mungkin Taeyong bisa baik-baik saja ketika seluruh negeri tahu akan jati dirinya yang selama ini disembunyikan.

"Kau tahu, kau bisa membaginya denganku." Jaehyun tentu saja tidak percaya begitu saja dengan jawaban si cantik.

"Terima kasih."

Keheningan kembali menyelimuti mereka untuk beberapa saat.

"Apa kau ingin aku antar pulang."

"Aku ingin disini lebih lama." Sembari mengatakan itu, Taeyong mendekat ke arah danau yang berada di sana. Jaehyun mengikuti langkahnya setelahnya.

"Aku sangat menjijikkan ya?" Taeyong melontarkan kata itu tiba-tiba ketika Jaehyun telah berdiri di sampingnya, di tepi danau.

"Tentu saja tidak, kenapa kau berkata demikian?" Jaehyun memandang wajah Taeyong bingung dari samping.

"Aku adalah anak haram yang disembunyikan. Ibuku bahkan tak memiliki suami saat ini." Taeyong menarik nafasnya dalam, lalu menengok ke arah Jaehyun. "Apakah mungkin kita saudara seayah?"

"Aku rasa tidak."

Walaupun tidak yakin, tapi Jaehyun tahu pangeran Jaejoong selama ini memiliki hubungan dengan seseorang, dan itu bukan ayahnya.

***

Sementara itu di istana juga terjadi kekacauan. Setelah Taeyong pergi meninggalkan lapangan, Heechul langsung pergi mencari Jaejoong, diikuti oleh keluarga kerajaan lainnya.

BRAK

Dengan penuh emosi Heechul membuka paksa pintu kediaman sang anak. Jaejoong yang menyadari apa alasan ibunya melakukan itu hanya bisa memejamkan mata dan menghela nafas, sepertinya rahasianya telah terbongkar.

"Putra bungsu ketua Lee?" Itulah kata pertama yang keluar dari sang raja, dengan nafas yang masih naik turun. Ketara sekali bahwa dirinya dilanda emosi.

"Katakan siapa ayahnya?" Heechul kembali bertanya saat putranya terus diam.

Anggota keluarga kerajaan yang lain hanya menatap dengan penasaran, ikut menanti jawaban sang pangeran, kecuali Yunho dan Siwon tentunya.

Melihat Jaejoong yang terus diam, Heechul kembali melontarkan pertanyaan.

"Siwon?"

"Bukan!" Dengan cepat, Jaejoong membantah hal itu. Ia tak ingin Yoona, istri Siwon merasa dikhianati. Dia adalah wanita yang baik dan Jaejoong menyukainya. Lagipula Siwon tidak perlu terlibat masalah lagi karena dirinya.

"Katakan siapa? Kau tak mungkin melahirkan pemuda suci dari ketua Lee, dia bukan keluarga kerajaan."

"Bisakah kita bicara secara pribadi?"

Itu adalah isyarat untuk anggota keluarga kerajaan yang lain, Jaejoong mengusir mereka secara halus. Hal ini terlalu memalukan untuk menjadi tontonan.

Ia juga tak ingin Yunho mengetahui kebenarannya. Lelaki haus kekuasaan itu pasti akan memanfaatkan keadaan ini jika tahu mereka berdua memiliki seorang anak. Lagipula Jaejoong belum tahu siapa yang menembakkan tanah saat ritual selesai, Ia ingin berhati-hati karena belum mengetahui siapa lawannya.

Setelah tinggal tersisa mereka berdua, Heechul mendekati Jaejoong dan duduk di depannya. Di antara mereka ada sebuah meja bulat.

"Sekarang katakan siapa?"

"Yunho."

***

To Be Continued

[YunJae] Land of Cassiopeia ✔Where stories live. Discover now