Chapter 1

1.9K 202 7
                                    

"Taeyong, pelan-pelan."

Ten berulang kali meminta sahabatnya untuk memelankan langkahnya, tetapi selalu tidak dihiraukan.

"Ya, Lee Taeyong!"

"Diamlah Ten! Kita harus cepat-cepat jika tidak ingin ketinggalan melihat ritual persembahan, ini hanya terjadi dua puluh tahun sekali."

Dalam hati, Ten mengutuk sahabat keras kepalanya itu. Memang kenapa kalau ritualnya hanya dilakukan dua puluh tahun sekali. Mereka masih berumur sembilan belas tahun, setidaknya mereka masih bisa menonton ritual itu pada umur 39. 

Ten lupa, tidak semua orang punya kesabaran untuk menunggu selama itu.

"Lewat sini"

Taeyong menarik tangan Ten agar mengikutinya menyelinap di antara orang-orang yang juga ingin menyaksikan ritual tersebut.

"Akhirnya kita berada di barisan paling depan."  Taeyong menatap takjub apa yang berada di depannya. Di lapangan luas itu terlihat orang-orang dengan pakaian khusus yang sangat cantik, mereka adalah suku cassian, suku Taeyong dan Ten.

"Lihat-lihat ritualnya akan segera dimulai."

Semua orang serentak merangsek ke barisan paling depan untuk melihat ritual yang dilaksanakan di tengah lapangan luas. Hal ini adalah hal yang wajar terjadi, tidak hanya karena digelar dua puluh tahun sekali, tetapi juga karena ritual mempertontonkan aksi-aksi sihir yang mempesona dan hanya bisa dilakukan oleh pria suci keturunan campuran dari keluarga kerajaan Cassiopeia dengan suku cassian.

Seorang pria yang sangat cantik memasuki lapangan. Gaun yang ia kenakan terlihat paling mewah di antara semua orang yang melakukan ritul.

"Pangeran Jaejoong sungguh menawan." Taeyong tak bisa tidak memujinya. Kecantikan pangeran Jaejoong bukanlah sebuah rahasia, semua orang membicarakannya. Pria suci yang menjadi penghubung manusia dan dewa memang tidaklah sembarangan.

Tepat di titik tengah lapangan, Jaejoong berdiri dengan anggun dikelilingi oleh puluhan suku cassian. Ritual dimulai dengan Jaejoong yang menggerakkan kedua tangannya dengan luwes, lalu ia melakukan beberapa putaran yang terlihat seperti tarian. 

Tak lama kemudian, suku Cassian yang terlibat juga menggerak tangan kanan mereka dengan tangan kiri yang disimpan di dada. Dari tangan kiri mereka keluar sebuah cahaya merah, cahaya yang akan menjadi sumber Art of the sky

Kemudian cahaya-cahaya itu bergerak sesuai tarian Jaejoong. Sangat indah. Cahaya merah bergerak-gerak di langit gelap, membentuk berbagai formasi yang cantik tentu saja terlihat sangat indah.

***

Jaejoong tengah melepaskan pakaian saat Yunho tiba-tiba masuk ke kamarnya.

"Kenapa kau betah sekali bertapa di kuil." Yunho membantu Jaejoong melepaskan pakaian ritual yang berat itu, hingga menyisakan gaun putih tipis sebagai dalaman.

"Aku nyaman disana." Jaejoong berjalan ke meja rias yang penuh ukiran dan mendudukkan dirinya disana. Ia melepaskan berbagai hiasan rambut di kepalanya.

"Tinggallah di istana lebih lama, aku merindukanmu." Ucap Yunho, berbisik di samping daun kuping Jaejoong. Setelahnya ia menegakkan diri dan membantu Jaejoong menyisir rambutnya.

Jaejoong hanya memperhatikan gerakan Yunho dari kaca dengan pandangan tajam.

"Berhenti menatapku begitu, atau kau akan jatuh cinta."

"Cih" Jaejoong memalingkan wajahnya mendengar itu.

Yunho yang melihatnya hanya terkekeh. Menggoda sepupu cantiknya ini memang sangat menyenangkan.

Yunho menyampirkan rambut panjang Jaejoong ke sisi kanan pria cantik itu, hingga memperlihatkan tengkuk putihnya. Dengan perlahan ia membungkukkan badannya dan mengecupnya.

Jaejoong kembali memandang kaca ketika merasakan kecupan itu. "Apa yang kau lakukan?"

"Sudah ku bilang, aku merindukanmu."

Yunho membalikan badan Jaejoong supaya menghadapnya, lalu menciumnya dengan ganas. Bibir tipisnya melumat habis bibir tebal Jaejoong yang tak membalasnya.

Yunho menarik dirinya dan memandang mata Jaejoong dengan dalam. Tangannya ia gerakkan untuk meraih pipi bulat yang lembut di depannya. "Entah berapa malam yang aku habiskan untuk menunggumu segera kembali ke kamar ini." 

Yunho kembali menyambar bibir Jaejoong. Kali ini ia mendapatkan balasan dari sang pujaan. Ciuman itu makin lama makin panas. Jaejoong yang awalnya terduduk tegak, kina telah tersandar pada meja riasnya. 

Yunho menahan leher Jaejoong dengan satu tangannya untuk memperdalam ciuman mereka. Satu tangan lagi digunakan untuk menyangga tubuhnya pada meja rias.

Semuanya tak berakhir di sana, Yunho mengangkat tubuh Jaejoong dan membaringkannya di ranjang empuk milik pria cantiknya. Gaun putih Jaejoong bahkan sudah terlepas, menapakkan kulit putih bersihnya.

Tangan Yunho bergerilya di seluruh permukaan tubuh bagian atas Jaejoong. Dimulai dari bahu telanjangnya, lalu bergerak ke bawah sampai pinggang. Remasan-remasan kecil ia berikan di beberapa tempat.

"Ah!" Jaejoong mengerang ketika Yunho meremas bokongnya dengan keras.

Sementara si pelaku hanya menyeringai puas dan bangkit berdiri menggunakan lututnya. Yunho melepaskan pakaian bagian atasnya dengan tergesa, lalu dengan cepat kembali mengkungkung tubuh Jaejoong dan menyambar putingnya yang tegang.

Malam itu mereka kembali berbuat dosa. Melupakan fakta bahwa salah satu dari mereka telah terikat di bawah tali suci pernikahan.

***

To Be Continued

[YunJae] Land of Cassiopeia ✔Where stories live. Discover now