Kembali ke Hogwarts

753 173 23
                                    

Aku merayap di atas punggung naga dan terjun ke danau dengan kaki terlebih dahulu, dengan jarak yang ternyata lebih jauh daripada yang aku perkirakan dan aku menghantam air dengan sangat keras, jatuh bagaikan sebuah batu ke dalam dunia yang sangat dingin, hijau, dan dipenuhi alang-alang.

Harry terjatuh tak jauh dariku, aku berenang kearahnya, menggapai tangannya dan kami berenang ke arah permukaan dan muncul, terengah-engah, untuk melihat riak membulat yang sangat besar, di tempat Ron dan Hermione jatuh. Naga itu kelihatannya tidak menyadari apapun, ia telah pergi sejauh lima puluh kaki, menukik rendah di atas danau untuk mengambil air dengan moncongnya yang berluka. Ketika Ron dan Hermione muncul, gemetar dan terengah-engah, dari kedalaman danau, naga itu terbang lagi, sayapnya mengepak sangat keras, dan akhirnya mendarat di tepi danau yang jauh. Aku, Harry, Ron, dan Hermione berenang menuju ke pantai yang berlawanan dengan sang naga. Danaunya tak nampak dalam. Tidak berapa lama kemudian kami tidak lagi berenang, akan tetapi lebih mirip bergumul dengan alang-alang dan lumpur, namun pada akhirnya kami berhasil naik ke rumput yang licin dengan keadaan basah kuyup dan kelelahan. Hermione jatuh, batuk-batuk dan ketakutan. Aku bergabung dengan Hermione disamping, berbaring diatas rumput, aku menolehkan kepalaku, Harry sedang memasang mantra Pelindung di sekitar kami.

"Cassandra, ini, Sari Dittany." Kata Hermione, aku merubah posisiku menjadi duduk dan mengambil sari Dittany dari tangan Hermione, mengoleskan sari itu ke atas luka-luka yang banyak.

Hermione memberikan botol sari Dittany tersebut kepada Harry, lalu ia mengambil empat botol jus labu yang dibawanya dari Shell Cottage dan jubah yang bersih, dan kering untuk kami berempat. Kami berganti jubah, kemudian meneguk habis jus labu itu.

"Yah, berita baiknya," Kata Ron akhirnya, yang sedang duduk sambil melihat kulit di tangannya tumbuh kembali, "Kita mendapatkan Horcrux itu. Berita buruknya--"

"--tidak ada pedang," Potong Harry dengan gigi bergeretak, sambil meneteskan sari Dittany melalui lubang bekas terbakar.

"Tidak ada pedang," Ulang Ron. "Pengkhianat kecil tukang tipu itu."

Harry menarik Horcrux itu keluar dari saku jaketnya yang basah, yang baru ia lepas dan tergeletak di atas rumput di depan mereka. Benda itu berkilau ditimpa cahaya matahari, dan menarik perhatian mereka sembari mereka meneguk botol-botol jus labu kami.

"Setidaknya kita tak bisa memakainya kali ini, benda itu pasti akan kelihatan aneh jika bergantung di leher kita," Aku berkata, seraya menyeka mulut dengan punggung tanganku.

Mataku berkelana pada Harry, dia tengah memejamkan matanya dan nampak kesakitan, "Harry?"

Harry membuka mata, "Ia tahu."

"Apa?"

"Ia mengetahuinya dan akan segera memeriksa Horcrux lainnya dan yang terakhir," Kata Harry, aku dan Ron menatap heran Harry, sementara Hermione duduk tegak, kelihatan khawatir. "Ada di Hogwarts, aku tahu. Aku tahu."

"Tapi apa yang kau lihat tadi? Bagaimana kau tahu?"

"Kita harus pergi!" Kata Harry dengan suara keras. Aku sangat ingin tidur di dalam tenda baru kami, tetapi itu tidak mungkin sekarang, "Dapatkah kau bayangkan apa yang akan ia lakukan ketika ia menyadari bahwa Cincin dan Liontin itu telah hilang? Bagaimana jika ia memindahkan Horcrux yang berada di Hogwarts karena menganggap tempat itu tidak cukup aman?"

•••••

Sebuah titik putih kecil muncul kembali di ujung lukisan terowongan, dan sekarang Ariana berjalan kembali ke arah kami, makin lama makin besar. Tapi ada seseorang bersamanya sekarang, seseorang yang lebih tinggi dari Ariana, berjalan terpincang-pincang nampak bergairah. Rambutnya lebih panjang dari apa yang biasa aku lihat, dia nampak sudah menderita beberapa luka di wajah, pakaiannya robek. Makin lama makin besar dua sosok itu, hingga hanya kepala dan bahu mereka yang mengisi lukisan itu. Lalu kesemuanya berayun di dinding seperti pintu kecil, dan jalan masuk ke terowongan yang nyata terbukalah. Keluar dari situ, rambut panjang, wajah penuh luka, jubahnya sobek, memanjatlah Neville Longbottom yang nyata, meraung girang, melompat turun dari rak di atas perapian dan berteriak, "Aku tahu kau akan datang! Aku tahu, Harry!"

Cassandra Aldrich II [✓]Where stories live. Discover now