Pejuang Yang Gugur

1.1K 211 53
                                    

Aku berusaha berdiri dengan kakiku sendiri sambil meringis, aku juga merasakan bahwa aku sudah kembali ke bentuk semula, tarikan seseorang membuatku terkejut, ternyata itu Dad, dia menarikku kebelakang badannya, tongkatnya teracung lurus, aku tak bisa menentukan apakah Dad sedang mengacungkan tongkatnya pada Lupin atau pada Kingsley yang berada didepan, yang juga sama-sama mengacungkan tongkat mereka, "Apa kata-kata terakhir yang Dumbledore katakan pada kita?"

"Harry adalah harapan kita. Percayalah padanya." Jawab Dad tenang, beberapa detik kemudian Lupin dan juga Kingsley menurunkan tongkatnya, tapi Dad belum, dia menoleh pada Harry yang baru aku sadari keberadaannya, "Apakah dia--"

"Itu memang dia, sudah kuperiksa." Lupin menjawab, Dad mengangguk dan menurunkan tongkatnya.

"Cassandra!" Kata Harry keras, berjalan mendekatiku, membawaku dalam pelukannya, "Kau baik-baik saja?"

"Hampir terkena Kutukan Kematian, dan juga hampir jatuh dari ketinggian ribuan kaki, yeah, aku baik-baik saja." Jawabku, membalas pelukan Harry.

"Maaf," Kata Harry pelan, dia mencium puncak kepalaku, "Ini semua karenaku."

"Apa yang terjadi padamu?" Pertanyaan Lupin membuatku dan Harry saling melepaskan pelukan.

"Lima orang Pelahap Maut kurasa, dan seperti yang kau dengar, Cassandra hampir terjatuh dan juga kena Kutukan Kematian, tapi aku yakin kami menghabisi satu Pelahap Maut," Dad menjawab, dia balik bertanya pada Lupin, "Dan kau bagaimana, Remus? Dimana George?"

"George kehilangan salah satu telinganya--"

"Kehilangan apa!?" Aku bertanya dengan nada tinggi.

"Hasil kerja Snape." Kata Lupin lagi, sementara aku langsung memasuki The Burrow lewat dapur, tak sulit bagiku menemukan George yang terbaring lemah di sofa, aku terperangah dan perutku terasa terpelintir. George kehilangan satu telinganya. Kepala dan lehernya basah, dibanjiri darah segar.

"George," Aku berkata tertahan sambil berjalan mendekat pada George, berlutut disebelah sofa dan memegangi tangan George yang terkulai.

"Kau kah itu, Cassie?" Ujar George lemah, aku mengangguk pelan untuk menjawabnya, "Tidak jadi membunuhku, eh?"

"Aku menundanya untuk saat ini, Georgie." Jawabanku berhasil membuat George tertawa pelan.

"Akan kubuktikan diriku, Kingsley, tapi setelah aku melihat keadaan anakku. Sekarang minggir kalau kau tahu apa harus kau lakukan!" Suara Mr. Weasley, aku tidak pernah mendengar Mr. Weasley berteriak sebelumnya. Ia menerobos masuk ke ruang duduk. Kepalanya yang botak dipenuhi keringat dan kacamatanya miring. Fred berdiri di belakangnya. Keduanya tampak pucat tapi tidak terluka.

"Arthur!" Isak Mrs. Weasley. "Oh, syukurlah!"

"Bagaimana keadaannya?" Mr. Weasley langsung berlutut di sebelahku. Untuk pertama kalinya aku melihat Fred kehilangan kata-kata. Ia berdiri di belakang sofa melihat luka kembarannya dan sepertinya tak percaya akan apa yang ia lihat.

"Bagaimana perasaanmu, George?" Tanya Mrs. Weasley.

George memegang sisi kepalanya. "Seperti seorang malaikat," Gumamnya.

"Ada apa dengannya?" Teriak Fred ketakutan. "Apakah otaknya juga terganggu!?"

"Ah, menyebalkan," George tersenyum pada ibunya yang sedang menangis. "Sekarang kau bisa membedakan aku dan Fred, Mum."

George memerhatikan sekelilingnya. "Hai Harry! Kau Harry, kan?"

"Ya," Kata Harry sambil mendekat ke sofa.

"Paling tidak, kami bisa membantumu," Kata George. "Mengapa Ron dan Bill tidak ada di sini dan menangisi aku?"

"Mereka belum kembali, George," Kata Mrs. Weasley. Senyum George langsung menghilang. Aku bangkit berdiri, berjalan mendekat pada Harry.

Cassandra Aldrich II [✓]Where stories live. Discover now