Pertengkaran

795 171 34
                                    

"Kita tinggal disini dulu," Kata Harry. Terlihat pulih, Hermione melompat berdiri.

"Kemana kamu?" Tanya Ron.

"Jika kita tinggal, kita harus memberi peningkatan perlindungan di sekitar tempat ini," Ia menjawab, dan mengangkat tongkatnya, dia mulai berjalan membentuk lingkaran besar di sekitar aku, Harry dan Ron, menggumamkan mantra-mantra selagi ia bergerak. Aku melihat gangguan kecil di udara sekeliling; itu menunjukkan bahwa Hermione telah membuat udara panas diatas tanah terbuka.

"Salvio Hexia ... Protego Totalum ... Repello Muggletum ... Muffliato. Kalian bisa mengeluarkan tendanya."

"Tenda?"

"Di dalam tas!"

"Tentu saja," Aku berujar. Aku tidak bersusah payah untuk memasukkan tanganku ke dalam kali ini, tapi langsung memakai mantra pemanggil. Tenda itu muncul, dalam bentuk kanvas, tali-tali dan tiang-tiang yang banyak dan tidak halus.

"Kupikir ini milik Perkins si orang Kementrian?" Kata Harry, dia membantuku menguraikan pasak-pasak.

"Tampaknya dia tidak menginginkannya lagi, lumbagonya sangat parah," Ujar Hermione, sekarang menampilkan bentuk-delapan gerakan yang rumit dengan tongkatnya, "Jadi ayah Ron bilang aku boleh meminjamnya. Erecto!" Dia menambahkan, mengarahkan tongkatnya pada kanvas yang kurang serasi, dalam satu aliran gerakan naik ke udara dan terselesaikan, penuh gagasan, menuju ke tanah didekatku, terlepas dari siapa yang mendaratkan dari ketinggian, ke daerah dimana akhir dari talinya.

"Cave Inimicum," Hermione mengakhiri dengan lambaian ke angkasa. "Itu yang bisa kulakukan. Paling tidak, kita seharusnya tahu jika mereka datang. Aku bisa menjamin ini akan menjaga kita dari Vol--"

"Jangan sebut namanya!" Ron memotong ucapan Hermione, suaranya parau. Aku, Harry dan Hermione saling pandang.

"Maafkan aku," Ucap Ron, sedikit merintih ketika ia mengangkat dirinya dan memandang kami. "Tapi ini terasa seperti nasib sial atau semacamnya. Bisakah kita memanggilnya Kau-Tahu-Siapa, kumohon?"

Harry mulai, "Dumbledore bilang takut akan nama--"

"Jika kau tidak menyadari, teman, memanggil Kau-Tahu-Siapa dengan namanya tidak memberi Dumbledore akhir hidup yang baik," Ron membalas. "Hanya--hanya agar sedikit menghargai Kau-Tahu-Siapa, mau kan?"

"Menghargai?" Aku mengulangi tidak percaya. Hermione memberiku pandangan memperingatkan, tampaknya dia tidak ingin berdebat dengan Ron sementara kondisinya sangat lemah. Harry dan Hermione setengah membawa, setengah menyeret Ron melewati pintu masuk tenda. Tenda itu seperti flat kecil, lengkap dengan kamar mandi dan dapur kecil. Harry mendorong ke samping kursi berlengan tua dan meletakkan Ron dengan hati-hati di bagian bawah tempat tidur susun. Bahkan perjalanan yang sangat singkat ini masih juga membuat Ron memucat, dan ketika Harry dan Hermione meletakkannya diatas matras, dia menutup matanya lagi dan sementara tidak berbicara.

"Aku akan membuat teh," Kataku menahan napas, mengambil ketel dan cangkir dari dalam tas Hermione dan menghadap dapur.

"Jadi, apa kau mendapatkannya?" Harry bertanya pada Hermione setelah aku meletakkan empat cangkir teh di hadapan mereka.

"Dapat? Dapat apa?" Tanya Hermione dengan sedikit lambat.

"Apa tujuan kita masuk kesana? Liontin! Dimana Liontinnya?"

"Kau mendapatkannya?" Teriak Ron, mengangkat dirinya sedikit lebih tinggi diatas bantalnya sedangkan aku terpana melihat Hermione. "Tak ada yang memberitahuku! Ya ampun, kau bisa mengatakannya!"

"Bukankah kita sedang menyelamatkan diri dari Pelahap Maut?" Kata Hermione. "Ini dia."

Dan dia mengeluarkan Liontin dari saku jubahnya dan memberikannya pada Ron. Liontin itu hanya sebesar telur ayam. Sebuah hiasan berbentuk huruf S, bertatahkan banyak batu-batu kecil, berkilat pudar dalam sinar cahaya yang menyebar melalui atap tenda kanvas.

Cassandra Aldrich II [✓]Where stories live. Discover now