1.1

200 53 21
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"ini illegal ngga sih?"

"illegal lah, ngga punya izin praktek" ucap lionel , sibuk memperhatikan netta dan team healer lainnya menyuntikkan suntikan berisi obat bius kepada oknum jungkook dan sunghoon

"kalau mati , gua bawa ke tanah lapang nanti ya. pake mobil aja" ucap rena

"kalau mati gue gabisa ngidupin lagi , " ucap netta , vian mendengus "siapa yang nyuruh hidupin lagi , bund?" tanya vian gemas

"vian kenapa deh , ban bund ban bund terus. ngebet jadi ibu?" tanya lara yang sedang sibuk meratakan obat merah diatas perut sunghoon

"kalau lu ayahnya , gas" ucap vian kemudian menggidikan bahunya-

lionel hanya menghela nafas pelan , teman temannya emang ngga ada yang waras

"pisau bedahnya dong tolong-" ucap aily kepada kevan yang kini sedang bertransformasi menjadi asisten dokter sebentar

"yang mana? yang kecil? atau yang sedang?" tanya kevan melihat ke arah jajaran pisau bedah diatas meja

"yang kecil" ucap aily

"yang tajem banget atau yang ngga terlalu tajem?"

"yang tajem , kevan" ucap aily menghela nafas

"yang udah di ster-"

"tinggal ambilin bego ah van , keburu abis efek obat biusnya" ucap rena dengan kesal

"kan gue nanya. nanti salah , gua lagi yang disalahin" dengus kevan sembari menyerahkan pisau tersebut

jessy mendengus mendengar perdebatan antara kevan dan rena

"lu yakin mau ngelakuin ini?" tanya y/n membuat netta yang mendengarnya mengangguk sembari memegang pisau bedah

"net- serem" ujar bella membuat netta hanya menggidikan bahunya

"ayo mulai" ucap netta mulai menyayatkan ujung pisau tersebut ke bagian perut kedua korban percobaan nya

"abis ini gua mau ganti identitas. gamau kena fitnah jadi pembunuh tanpa rencana"




















"silahkan, selamat menikmati. tuan dan nyonya"

arlettha mengangguk , netranya kini terfokus kearah hidangan mewah yang ada di hadapannya

kini arlettha dan archie tengah duduk berhadapan , kondisi mereka berdua yang berantakan mungkin saat ini tengah mencuri perhatian waiters di depan mereka

atau- ada sesuatu yang sedang ia cari?

"chie-"

"bisa tolong keluar?"

arlettha terdiam mendengar ucapan archie , sedangkan waiter tersebut hanya mengangguk lalu keluar

archie menatap arlettha lurus ke arah matanya. arlettha menghela nafas

"mau disuapin?" tanya archie membuat arlettha mendengus kemudian arlettha mengangguk

archie menusuk potongan daging yang ada dipiring menggunakan garpu yang ada di genggamannya

arlettha memasukkan daging yang disodorkan archie kedalam mulutnya kemudian netranya kembali menatap pria di depannya

archie menghela nafasnya pelan , ia mengaktifkan alat pelacak yang berada di kerah bajunya

"disebelah balkon, ada kolam besar. kolam renang" ucap archie pelan , membuat arlettha meneguk kasar air liurnya

"jadi-"

"ngga ada pilihan lain" ucap archie ,

arlettha menarik tangan archie menuju balkon , sedangkan archie sempat melirik kearah cctv yang berada di sudut ruangan

ia tersenyum tipis , mengeluarkan smirk nya sembari mengangkat salah satu alisnya

arlettha menghela nafas , "sekitar 9 lantai sampai bawah" ucap arlettha ,

archie mengangguk , mengaktifkan mic yang terpasang ditelinganya

"gua sama arlettha mau lompat, jemput dalam waktu lima menit" ucap archie

'kevan, rena, y/n sama vian kesana'

mendengar sahutan dari sebrang sana , archie menatap arlettha lalu mengangguk

"inget ya chie , kalau gue sampe mati. pokoknya salah lu"
























"ini kemana?"

"perfect view for our dinner, isn't it?"

wangja yang mendengar perkataan jisung terkekeh , "yes , it is" sahutnya membuat jisung terkekeh pelan

"nona alur" panggil jisung , membuat wangja yang tengah memejamkan matanya menoleh

"iya, tuan?"

"you're so gorgeous" ucap jisung , tangannya bergerak mengelus surai hitam legam miliknya

wangja hanya tersenyum , kemudian ia mengangguk

"just wanna know , how it feels when i make you mine" ucap jisung , wangja terkekeh pelan

padahal dalam hatinya sudah menyumpahi oknum didepannya

jisung berdiri dari duduknya , lalu menarik wangja yang tengah terduduk

jisung memeluk erat pinggang wangja , sedangkan wangja hanya terdiam. mau berontak pun tidak bisa , beberapa guard tengah memperhatikan keduanya dari belakang

"mau coba ke pinggir? kayaknya view dari sana lebih bagus, nona" ucap jisung, yang hanya diangguki oleh wangja

wangja tersenyum melihat pemandangan kota las vegas yang padat di depan matanya, membayangkan rasanya jika ia menikmati keadaan ini bersama devan

wangja menolehkan pandangannya kearah oknum disampingnya , senyum wangja luntur begitu melihat ravin berada di sebelahnya

netranya kini tengah mencari oknum jisung yang tadi bersamanya,

"why don't you jump, miss gorgeous?"

wangja mendengus , penyamarannya terbongkar? kok bisa?

wangja menoleh kearah jisung lalu tersenyum , "maksudnya?" tanya wangja

jisung mengangkat satu penyadap yang tadi wangja letakkan di dalam serve table , membuat wangja menghela nafas

"goblok kamu wangja, gimana bisa lupa sih" umpat wangja pelan ,

"just jump, miss. i won't shoot you" ucap jisung , wangja menoleh kearah ravin yang kini sudah babak belur

"apa?" sahut ravin ,

wangja menggelengkan kepalanya ,

"then, i got no choice" ucap jisung ,

wangja memejamkan matanya , harapannya kini tinggal andrean dan baqa yang entah dimana keberadaan nya.

"adios , miss gorgeous" ucap jisung sebelum terdengar suara senapan yang telah menembakkan peluru

"adios"






nouveau voyageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang