5 | Dede Gemes

36 11 0
                                    

Nayyan dan Cicha tengah asyik dengan kuku-kuku cantik Siana. Keduanya dengan kompak menguteki kuku sahabatnya itu. Sebenarnya Siana sudah menolak, tapi kelihatannya duo rusuh itu sedang gabut hingga terus menerus memaksa dan berakhirlah seperti ini.

Di samping Nayyan ada Lucas dan Jehyan yang sibuk bermain game. Di depannya ada Tara dan Juwan yang sedang melakukan high note challenge, gabut sekali.

Laspaji menang sedang jamkos, beberapa malah sudah tertidur. Suara ketukan pintu menginterupsi kegiatan sebagian dari mereka. Kecuali Nayyan dan Cicha yang tampak tak terganggu.

"Permisi, kak. Kami mau kampanye," ujar sebuah suara.

"Masuk aja," jawab Jehyan. Jehyan berdiri dari duduknya dan melihat ke sekeliling kelas. "Guys, minta perhatiannya. Ada kampanye calon OSIS."

"Aww, kak Jehyan minta diperhatiin," celetuk Ambar, siswi tomboi yang sedang berkumpul dengan anak cowok.

"Sini, kak, aku perhatiin," tambah Irena, si most wanted IP.

Jehyan hanya mendelik sebal mendengar respon teman-temannya.

"Selamat siang kakak-kakak semua. Kami paslon ketua OSIS nomor urut satu akan menyampaikan visi dan misi kami kepada kakak-kakak. Sebelumnya, izin memperkenalkan diri. Nama saya Jio Almaendra sebagai calon ketua OSIS tahun 2019-2020, dari kelas 11 IPA 2." Cowok manis berkulit putih itu memperkenalkan diri.

Laspaji mulai memperhatikan orang-orang di depannya walaupun masih ada beberapa yang nampak tak peduli.

"Nama saya Renjana Huarahzan dari kelas 10-5 sebagai calon wakil ketua OSIS." Suara yang terdengar menenangkan itu seketika berhasil membuat Nayyan mendongak. Matanya mulai melebar berbinar dengan mulut yang perlahan terbuka. Hal itu membuat Siana dan Cicha menatapnya heran.

"Nay, lo kenapa?" tanya Siana.

Anak-anak TBHS kompak melihat ke arah Nayyan dengan raut heran. Ketujuhnya bahkan kini tak memperhatikan Jio yang sedang menjelaskan visi misinya.

"Gue mimpi apa bisa ketemu malaikat ...," gumam Nayyan. Kedua tangannya mulai menopang dagu dengan mata yang terfokus pada Renjana.

"Je, sepupu lo kerasukan?" tanya Juwan.

Jehyan mengedikan bahu. Dia tau bahwa sepupunya memang random, tapi bersikap seperti ini ... tentu saja belum pernah. Tatapan memuja Nayyan yang biasanya hanya untuk oppa-oppa nya, sekarang malah menatap bocah kelas 10.

"Demikian visi dan misi kami. Apakah ada yang ingin ditanyakan?"

"Aku! Aku!" Nayyan mengangkat tangannya antusias.

"Aku? So imut lo, Kacang," celetuk Lucas yang tak dipedulikan Nayyan.

"Ya, kak. Silakan." Renjana mempersilakan, membuat Nayyan tersipu gak jelas.

"Mmm, kamu orang Indonesia asli? Pure seratus persen?"

"Hah?"

Bukan hanya Renjana yang heran, semua orang yang ada di situ merasa aneh dengan pertanyaan Nayyan.

Renjana berdeham. " Iya, kak."

"Serius?! Aku kira kamu blasteran Indonesia-surga. Ganteng banget sih," ujar Nayyan.











Dan perkataan Nayyan sukses membuat Laspaji rusuh.

"WOO NAYYAN GODAIN DEGEM!"

"OH YANG KAYA GINI, NAY, YANG BISA BIKIN LO CINTA PANDANG PERTAMA!"

"WAH! NAYYAN UDAH MULAI SUKA-SUKAAN!"

"KERAD BANGET LO, NAY, GOMBALIN ADEK KELAS!"

"NAY, PARK SEO JOON CEMBURU LHO LIAT LO KAYA GINI!"

Jehyan berusaha menenangkan kerusuhan teman-temannya. Sedangkan di depan sana, paslon itu berusaha menahan tawa mendengar celetukan Nayyan. Walaupun Renjana sempat tercengang.

"Baiklah, saya rasa kakak-kakak sudah memahami visi dan misi dari kami. Kami harap kakak-kakak semua berkenan memilih saya dan Renjana sebagai ketua dan wakil OSIS, untuk menjadikan Inter Persada semakin di depan--"

"Waduh, iklan motor tuh," celetuk Tara.

Jio tersenyum. "Sekian dari kami. Terima kasih atas perhatiannya."

Keduanya lantas mengangguk sopan dan mulai meninggalkan Laspaji.

"Nay, lo kerasukan apa berani gombalin degem?" tanya Cicha.

"Gak tau. Abisnya dia ganteng banget sih, bikin gue gemes aja pengen gombalin."

"Lo tau gak siapa yang udah lo gombalin itu?" tanya Tara.

"Renjana ganteng. Calon imam gue," jawab Nayyan santai diakhiri kekehan kecil.

"Dia adiknya Lucas, Kacang," ujar Juwan.

"Oh."


Tunggu, adiknya Lucas? Nayyan menegak dan langsung menatap Lucas tak percaya.

"DEMI APA?"

"Demikian dan terima kasih," tanggap Cicha.

"Gak usah teriak-teriak." Lucas menyentil kening Nayyan.

"Bohong banget anjir. Mana ada." Nayyan melengos merasa tengah dibohongi.

"Ngapain juga bohong, njir. Kita berempat temenan dari SMP, udah tau silsilah keluarga masing-masing," ujar Juwan.

Nayyan menggigit kukunya dan memperhatikan Lucas terang-terangan.

"Apa lo liat-liat? Naksir?" tanya Lucas.

"Adeknya blasteran Indonesia-surga, kok kakaknya malah blasteran Indo-neraka. Kaya dajjal," gumam Nayyan.

"HEH!"











Hai hello annyeong ><
Adakah yang nunggu ceritaku? ㅠㅠ

Semoga ada eheee.

Maybe, aku bakal lebih slow update dari sekarang (bodoamat gada yg peduli).

Tapi plis, buat kalian yang udah masukin cerita ini ke library kalian, jgn dihapus ya ㅠㅠ karena ... cerita ini pasti aku lanjut walaupun bakal slow update banget-banget.

Soalnya ... ada goal dalam waktu dekat yg pengen aku capai, makanya aku mau fokus dulu buat itu 👉👈

Walaupun vote+komennya dikiitttt bgt, tapi aku tau ada beberapa yg baca ceritaku dan aku seneng banget2, terima kasih banyak2. Luvvvv <3

Oke, gamau banyak bct takut gasuka (emang ada yg suka? ㅠㅠ) so, terima kasih sudah membaca <3

Sabtu, 19 Desember 2020

©AraFe

KLMN (ON GOING)Where stories live. Discover now