47. Cermin Keberuntungan

7.2K 1.1K 356
                                    

Dari puluhan ribu pembaca gak ada yang mau follow gitu? Part privasi baru tau haha!

-Tawa jahat

Siapa tokoh yang paling kalian sukai?

Yang bikin emosi?

Yang kalian tunggu?

Yang pengen kalian musnahin?

Selamat Halu😘

***

Angin bertiup kencang ditemani sambaran-sambaran petir yang menggelegar. Hawa dingin menusuk kulit ditambah dengan udara yang semakin tak segar. Hampir sebagian dari ribuan penonton memilih untuk meninggalkan tempat dan mencari tempat aman untuk menonton pertarungan antara putri kaisar dan putri perdana mentri. Lima kaisar masih tetap terjaga di tempatnya dan bertahan walaupun terkena badai demi harga diri mereka.

Badai-badai itu merupakan bentuk kesaktian seorang Niura dan Xin Qian yang digabung demi meruntuhkan pertahanan lawan. Xin Qian tidak mempedulikan luka tusukan di perutnya yang semakin terasa tak mengenakkan dan terus menyambar-nyambarkan petir dari segala arah setelah memperoleh elemen baru.

Niura yang memang dikenal keras kepala pun tidak mau kalah. Ia mengeluarkan elemen angin topannya dengan skala besar yang membuat beberapa atap rumah terombang-ambing ke arah Xin Qian. Topan dan petir itu saling mengadu.

Niura meliuk-liukkan tubuhnya di arena sehingga topan itu semakin dahsyatnya meruntuhkan dan mencabut-cabut akar pepohonan. Hanfu dengan bordiran emas murni yang ia kenakan pun ikut menari-nari terkena terpaan angin.

Dahsyatnya topan itu membuat yang lainnya was-was. Sebagian pendeta melakukan upacara dadakan kepada para dewa dan dewi sebagai salah satu cara permintaan pertolongan kecuali dewa kematian. Memangnya siapa yang ingin mati? Mereka berdoa kepada dewa kehidupan.

Xin Qian menggeram marah ketika petir yang ia hasilkan semakin melemah. Sekeras mungkin ia coba mengenai tubuh Niura, namun karena luka di perutnya itu membuatnya semakin melemah.

"Sialan!" Perutnya ia pukuli sendiri sebagai bahan pelampiasan. Melihat itu, Niura segera menghentikan topannya dan tertawa kencang.

"Hahaha ...! Sudah kubilang, jangan pernah sepelekan liontin hijaumu yang menghitam!" ledek Niura sembari mengeluarkan liontin hijau milik Xin Qian dari sakunya dengan seringai. "Aku yang kau tantang akan menantang balik!" lanjutnya sembari kembali memasukkan liontin itu.

"Kau yang mulai kau yang harus mengakhiri!"

"Sialan kau sampah!" Xin Qian menatap Kaisar Hongli di sebelah utara dengan tatapan permohonan. Kaisar Hongli hanya bisa membatin saja, ia sedari tadi pun tengah bersusah-payah menahan kursi yang ia duduki agar tidak terbang lagi. Itu sangat memalukan!

Niura yang melihat tatapan tajam ayahnya hanya bisa diam. Baginya Kaisar Hongli hanyalah petani yang hanya tau menanam tapi tidak tau caranya memanen.

(Bikin anak tapi gabisa ngerawat wkwk)

Memanfaatkan kesempatan itu, Xin Qian kembali meluncurkan elemen barunya, yaitu petir. Rambutnya kini bertambah dengan campuran ungu. Petir itu ia gerakkan ke arah cermin yang akan memantulkan energinya ke arah Niura langsung. Sementara Niura sendiri masih menatap tajam Kaisar Hongli yang terus menggenggam erat bangkunya.

Tanpa kesadaran siapapun, ketika elemen petir berhasil diloloskan ke cermin, beberapa waktu sebelumnya sekelebat kabut asap hitam muncul di samping cermin raksasa itu dengan hebatnya. Kabut itu berubah menjadi roh seorang pria yang sangat tampan. Wajahnya terlihat seperti pahatan, matanya yang tajam bisa berubah menjadi menghangatkan.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now