31. Rencana

8.2K 1.1K 79
                                    

Setelah baca komenan kemarin, ternyata kalian galak2 ya wkwk thanks for all❤

Happy reading~

Niura memandang Xiuhuan dengan tatapan aneh, telinga milik pria di hadapannya ini masih bisa berfungsi dengan baik 'kan?

"Kenapa kau masih duduk dan diam saja? Cepat buka celananya," ucap Niura mengulang.

Xiuhuan membeku, apakah ia tidak salah dengar? "Eh? Buka celana ...." jawabnya canggung dengan sedikit kekehan untuk meminimalisir kecanggungan.

Niura memegang mangkuk berisi daun araka yang masih tersisa, sambil menunggu yang di depannya ini tersadar akan dunia asli. "Ck, tidak buka celana bagaimana mau mengobati luka yang barunya?" tanyanya mulai kesal.

"... anak baik, tenang saja aku tidak akan merusak generasi penerus bangsa," lanjut Niura. Xiuhuan menghela, mengapa jantungnya berdegup kencang? Apakah situasi sedang terbalik?

"Hmm ... baiklah." Xiuhuan membuka celana kulitnya, meninggalkan sebalut kain yang menutupi kebanggaannya. Ia melipat kedua tangannya di dada, wajahnya mendengah ke atas, matanya menatap arah lain. Ia malu untuk melihat hal ini.

Niura sendiri tak kalah malu, melihat hal yang baru ia lihat, walaupun tak jelas. Ia memaksakan dirinya agar profesional dalam pertolongan pertama. Apapun resikonya, ia menempelkan ramuan araka di paha Xiuhuan yang dekat dengan selangkangan. Pipinya memanas merah seerti kepiting rebus membuatnya tak konsen.

Kena!

"Ouh!" Xiuhuan menggertakkan giginya, tangannya mengepal merasakan adiknya yang tegang karena tak sengaja tersentuh lengan halus milik Niura.

Niura langsung berdiri terkejut, ia gelagapan sendiri, hancur sudah harga dirinya! "Xiuhuan?" gumamnya takut.

Xiuhuan menghela, meredamkan amarahnya, lalu menatap Niura, "Maaf, tidak dapat dikontrol," ucapnya.

Niura menggeleng, "Emm ... bukan salahmu ... hari ini aku seorang perawat dan tidak peduli akan hal itu," tangkasnya sambil menutup matanya. Tidak ingin melihat hal yang sangat memalukan di hadapannya.

"Eh ... dia sudah turun, silahkan dilanjutkan."

Niura mengerutkan alisnya bingung, "Apanya yang turun?" tanyanya lugu.

"Yang tadi naik." Niura membuka matanya, menghela sekejap, lalu kembali melanjutkan kegiatannya——mengobati luka di pahanya. Tidak mungkin jika ia menghisap racun di paha Xiuhuan, makannya ia menggunakan jalan lain.

"Aku akan mengoleskan zaitun, mungkin akan sedikit sakit," gumam Niura agar Xiuhuan tidak terkejut karena rasa sakitnya.

"Kau meragukanku?"

Sementara di goa utama, ke tiga remaja perempuan telah berhasil menyembuhkan tiga para pangeran. Mereka semua masih menunggu kedatangan dua ketua mereka, Niura dan Xiuhuan.

"Kemana Xiao Li? Mengapa lama sekali?" tanya Yihua kebingungan.

Liwei mengangkat bahunya, "Entahlah," katanya.

Sementara pangeran Jiazhen sedang kesenangan bercanda ria dengan Yi Jian untuk mengusir rasa bosan.

"Permisi."

Mereka semua mengalihkan pandangan ke arah pintu goa dengan serempak. Mereka tersenyum lega melihat kedatangan dua temannya yang ditunggu-tunggu.

"Xiao'er, silahkan masuk ...." persilah Yi Jian dengan senang hati.

Pangeran Minghao berdiri menhampiri kakak pertamanya untuk meminta bersalaman. Niura melepaskan pegangannya dengan Xiuhuan, membiarkan kedua kakak beradik itu bertemu kangen.

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang