9. Gara-gara kucing

12 8 17
                                    

"Aksen pamit ya. Mau ibadah dulu,
membela kebenaran dan keadilan
yaitu dengan tawuran awokwok:v".

***

Votenya kakak:')
.
.
Happy Reading😙

Tak tau setan apa yang merasuki diri Aksen sehingga pagi ini pukul 05.10 dia sudah duduk di depan gerbang sekolah yang masih ditutup.

"Mana si satpamnya, pecat Aja terus ganti sama gue. Lemot banget". Aksen terus menggerutukan kata yang sama berulang kali hingga tak terasa satu jam berlalu, mungkin jika gerbang itu bisa bicara pasti dia akan berucap 'Ya lo ngapain berangkat pagi banget g*bl*k'.

"Den Aksen, ngapain pagi-pagi udah di sekolah?". Akhirnya setelah sekian lama, pak satpam pemegang kunci sekolah pun datang menghampiri Aksen.

"Astagfirulah bapak kemana aja? Aksen udah nungguin dari satu jam yang lalu. Lama banget, niat jadi satpam gak si pak?". Aksen bangkit lalu membersihkan belakang celananya yang sedikit kotor.

"Saya memang ditugaskan untuk buka sekolah jam segini. Nah sekarang saya tanya, kenapa den Aksen sudah sampai jam segini?". Satpam itu jelas heran dengan tingkah bocah seperti Aksen yang biasanya sampai di sekolah kesiangan malah hari ini berangkat kepagian, pasti ada apa-apanya.

"Aksen semangat banget pak hari ini. Pengen cepet-cepet sekolah, cepet-cepet belajar terus cepet-cepet pulang. Udah gak sabar ketemu sama kucing yang dikasih om Gio". Aksen menjawab dengan girangnya. Segitu senangnya kah Aksen terhadap hewan mungil berbulu itu.

"Oalah jadi gara-gara kucing toh". Pak satpam menepuk jidatnya, dia sudah tidak faham lagi dengan pola pikir Aksen yang stand by di sekolah dari subuh hanya demi kucing?.

"Iya pak, cepet buka gerbangnya. Saya pegel nih". Tanpa basa-basi lagi, pak satpam langsung membuka gerbang lebar-lebar agar Aksen leluasa memasukan motor sportnya itu.

"Thank you pak, muachhh". Aksen melayangkan kiss bye jarak jauhnya yang membuat pak satpam merasa ingin muntah darah:(

🐾🐾🐾

"Aksen kamu udah pulang nak?". Laura atau mamah Aksen menghampiri anak bungsunya itu.

"Udah mah. Mpus Aksen mana?". Aksen menyalimi tangan mamahnya lalu celingak-celinguk mencari keberadaan mahluk lucu berbulu kesukaaannya itu.

"Cek kamar kamu ya". Mamah mengelus puncak kepala Aksen dengan sayang lalu meninggalkan Aksen menuju Dapur, sedangkan Aksen yang tidak sabar pun bergegas menuju kamarnya.

Ceklek.

Aksen membuka pintu kamarnya. Dia terkejut, matanya membola, senyumnya mengembang, pipinya memanas, hati Aksen merasa tenang dan jantungnya berdegup kencang. Fiks Aksen jatuh cinta, tapi dengan siapa?

"Hay! I love you so much". Aksen terus menatap kedepan. Ia maju beberapa langkah dan berhenti dengan senyum yang semakin lebar.

"Huwa!! aku jatuh cinta pada pandangan pertama". Pipi Aksen semakin memerah dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kenapa diem aja?". Aksen menjatuhkan dirinya dengan posisi berlutut Aksen menekuk wajahnya dan air mata yang hampir jatuh, 1..2..3.. dan yah Aksen menangis.

Aksenio (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang