18- Ke Cafe

1.4K 138 30
                                    

"""***"""

2 Tahun 6 Bulan Kemudian.....

Ghifari duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Nyai Rahmawati yang melihat cucunya seperti itu menggeleng-gelengkan kepalanya

"Fari... jangan mainan hp terus" tegur Nyai Rahmawati

"Nggih Nek" Ghifari langsung meletakan ponselnya di meja

Ning Zahwa, Gus Alyas, dan Khaula masuk ke ndalem bersama. Mereka baru saja pulang dari acara pengajian di desa sebelah

Gus Alyas dan Khaula duduk dihadapan Ghifari, sedangkan Ning Zahwa meraih sorban Gus Alyas lalu masuk ke kamar untuk menaruhnya

"Jadi, bagaimana selanjutnya le?" tanya Gus Alyas pada Ghifari

"Untuk saat ini lima hari lagi mau ke pesantren karna dipanggil Buya, dan mungkin sedikit lama di pesantren karena Fari masih harus mengawasi tim jurnalistik" jawab Ghifari yang tahu arah pembicaraan Gus Alyas

Ghifari dua hari yang lalu telah menyelesaikan pendidikan MA atau setara dengan SMA. Dan Ghifari mendapatkan peringkat ikhwan pertama. Hal itu membuat Ghifari ditawari mengajar di pesantren. Dan Ghifari sudah satu tahun menjabat sebagai ketua jurnalistik. Banyak kenangan selama 3 tahun belajar di pesantren yang begitu jauh dari rumahnya

"Lalu apa kamu masih ingin kuliah di Al-Azhar?" tanya Gus Alyas

"Nggih Bi, Fari mau lanjut kuliah di Al-Azhar, dan alhamdulillah Fari dapat beasiswa" jawab Ghifari yang tahu arah pembicaraan Gus Alyas

Gus Alyas tersenyum bangga pada putranya

"Lalu bagaimana dengan Indah? Jika Fari ke Mesir?" tanya Nyai Rahmawati

Gus Alyas dan Ghifari saling menatap. Mereka telah melupakan sosok Indah

"Umi, Indah juga akan kuliah, kemarin Zahwa tanya ke ibunya Indah" ucap Ning Zahwa yang sudah berdiri di samping Nyai Rahmawati

"Nduk, tapi Indah itu seorang perempuan yang harus diberi kepastian dalam hubungannya" ucap Nyai Rahmawati

"Sudah..sudah, biar nanti kita bicarakan secara kekeluargaan dengan keluarga Indah, dan tiga hari lagi akan ada pengajian bulanan, orang tua Indah pasti akan kemari" ucap Gus Alyas yang disetujui semua orang

Ghifari menghela napasnya. Entah apa yang terjadi pada dirinya nanti

"Kak Fari kalo nikah sekarang sama mbak Indah gimana?" tanya Khaula setengah berbisik

"Ngomong apa sih dek? Udahlah kamu belajar aja, kamu masih kecil jangan mikir kaya gitu" ucap Fari yang merasa tidak suka dengan pertanyaan Khaula

"Ih... Kak Fari, aku ini udah MTs kelas 2 jadi udah ndak kecil lagi" ucap Khaula

"Terserah kamu lah dek"

Khaula terkikik dengan wajah masam kakaknya. Sejujurnya Khaula merasa sedih dengan posisi Ghifari saat ini. Apa Ghifari akan melanjutkan study ke Mesir? Atau menikah dengan Indah lalu mencari nafkah untuk istrinya?

"Fari...?"

"Nggih Bi?"

"Sudah satu bulan ini Abi ndak berkunjung ke cafe, Abi minta sama kamu untuk mengecek keadaan cafe sekarang, ajak Danu juga untuk menemanimu" ucap Gus Alyas

"Nggih, kalo begitu Fari izin dulu" Fari langsung meraih tangan Gus Alyas, Ning Zahwa, dan Nyai Rahmawati

"Hati-hati yo le" ucap Ning Zahwa yang diangguki Ghifari



"""***"""

Zaida menggenggam kertas yang berisi alamat ayahnya. Semenjak kelulusannya dua hari yang lalu, Zaida meminta alamat ayahnya pada ibunya. Dan benar saja sekarang Zaida sudah berada di tanah Jawa untuk mencari keberadaan ayahnya. Walau sebenarnya Ibunya melarangnya, tapi dengan gigih Zaida meminta izin dan akhirnya ibunya mengizinkan.

Tulisan GhifariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang