"Biarkan rasa ini terpendam, biarkan rasa ini terdiam, biarkan rasa ini tak dianggap, biarkanlah.... dari pada rasa ini akan memecahkan ukhuwah
Saufatulila
"""***"""
Ghifari berlatih pencak silat. Walaupun sebenarnya Ghifari sudah bisa sewaktu di Pesantren Darusalam 2. Tapi bagi Ghifari tempat baru adalah pengalaman baru
Di pesantren ini jika ada yang masuk ke ekstra pencak sikat, jika dari segi fisik kuat, dan ada kriteria atlet, maka akan langsung di terima menjadi atlet pencak silat. Sama sepertihalnya Ghifari dan Adi. Ghifari yang dulu sudah sabuk mori. Dan Adi yang sudah sabuk biru karate.
"Gerakannya beda yah" ucap Adi
"Iya lah beda" jawab Ghifari
"Tapi kan antum dulu ikutnya silat yah agak nyambung, lah ana karate"
"Hehe, hebat yah udah ikut karate terus ikut silat" Ucap Ghifari terkekeh
"Itu mah dulu, sekarang yah beda" ucap Adi
"Iya iya Akhi Adi"
Mereka duduk di pinggir lapangan. Tatapan mereka tertuju pada seorang ikhwan bersabuk biru melati 1 atau disebut kader. Dia Ibnu Haris. Ibnu yang sedang melatih seorang santri bersabuk melati 3 dengan jurus yang tidak dimengerti Ghifari dan Adi.
"Itu jurus apa sih?" Tanya Adi
"Ana tidak tau"
"Lah antum kan dulu silat masa tidak tahu" ucap Adi
"Iya, tapi kan beda perguruan Adi" greget Ghifari pada Adi
"Oh gitu yah"
Ghifari tidak merespon ucapan Adi. Arah matanya kembali menuju gerakan yang sedang diperagakan santri yang bersabuk melati 3.
Sudah 15 menit mereka istirahat.
Semua siswa dipanggil untuk berbaris dengan rapi.
"Sikap duduk sempurna" ucap Ibnu
Semua siswa duduk dengan tata cara yang sebelumnya sudah diajari.
"Latihan kali ini kita akhiri, kita lanjutkan latihan minggu depan"
Setelah itu Ibnu memimpin doa penutup.
"""***"""
Di Pesantren Darusalam 2 sedang diadakan pengajian bulanan. Banyak santri yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Para kyai, habaib, gus, ustad, dan yang lain telah duduk di tempat yang sudah disediakan panitia.
Panitia acara pengajian bulanan begitu sibuk. Terlihat dari ada panitia yang bolak-balik dari panggung ke ruangan.
Indah dan Lila yang juga ikut andil dalam acara tersebut disibukan dengan tugasnya masing-masing.
"Lila?" Panggil Indah
Lila yang merasa namanya dipanggil langsung mengarahkan wajahnya ke arah suara
"Kenapa?"
"Udah selese tugasnya?"
"Udah kok, semuanya udah kebagian konsumsi" ucap Lila
Indah mengangguk dan tersenyum. Indah menarik tangan Lila untuk mengikutinya.
Entah kemana Indah membawa Lila pergi. Lila hanya diam saja. Karena jika bertanya Indah pasti tidak akan memberitahukannya.
Dan mata Lila tertuju pada Ndalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Ghifari
RomanceSquel dari Cerita Darusalam Love Menceritakan tentang Ghifari seorang anak kyai. Kisah kasih cintanya dengan perempuan yang dicintainya dipenuhi lika-liku "Aku tulis namamu di tempat ini" Ghifari Syafii Muzzaki Assegaf