11- Kepulangan Ghifari

1.2K 118 3
                                    


Ghifari duduk di kursi bersama pamannya yang tak lain adalah Gus Alif. Keduanya tidak ada yang membuka suara. Gus Alif yang fokus membaca kitab. Sedangkan Ghifari yang sedang memikirkan kejadian tadi siang.

Flasback On

Mobil berhenti di depan rumah kecil bercat putih dengan paduan biru. Di depan rumah itu terdapat bunga-bunga indah mendapat kesan istimewa pada rumah ini. Arah mata Ghifari tertuju pada sebuah grobak bertuliskan empek-empek Palembang.

"Gus..." tegur Ari

"Eh... iya? Kenapa Akh?"

"Ini rumah Zaida" ucapnya

Zaida pun turun dari mobil, sebelumnya Zaida sudah menawarkan untuk mengajak Ari dan Ghifari masuk. Namun Ari menolak, sedangkan Ghifari hanya terdiam.

"Terima kasih Akhi Ari sudah mengantarkan saya ke rumah" ucap Zaida

"Hehe... biasa saja lah Zaida" ucap Ari

Zaida tersenyum pada Ari dan masuk ke dalam rumah kecil itu. Entah ada apa, tiba-tiba Ghifari keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah Zaida. Ari yang melihat kejadian itu pun langsung mengejar Ghifari.

"Assalamu'alaikum" salam Ghifari

"Wa'alaikum salam" jawab Zaida dan seorang wanita seusia Umi Zahwa yang sedang berpelukan dengan Zaida

Wanita itu tersenyum menatap Ghifari.

"Duduklak nak, siapa namamu?" tanya wanita itu

"Fari"

Ghifari langsung mencium tangan wanita itu. Entah dorongan dari mana, Ghifari merasa nyaman. Namun berbeda dengan Zaida yang menatapnya sinis

"Ibu, dia ini teman Aida" ucap Zaida

Ghifari yang mendengar itu mengkrutkan keningnya. Sejak kapan Zaida menganggapnya teman?

"Ibu senang, Aida punya teman yang sopan santun seperti Nak Fari"

Tiba-tiba Ari masuk dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.

"Permisi Ibu, maaf kami mengganggu waktu istirahat ibu" ucap Ari

"Tidak, justru Ibu sangat senang, rumah ini jadi berasa hidup, Aida buatkan minuman untuk mereka"

"Ndak perlu Bu, saya dan akhi Ari hanya mampir sebentar, kalau begitu kami pamit pulang" ucap Ghifari

Ibu Layla yang tak lain Ibu dari Zaida tersenyum dan mengizinkan mereka pulang

Flasback Off

"Fari...?" panggil Gus Alif

"Eh... kenapa paman?"

"Kenapa bengong?"

"Fari ndak bengong, oh iya nanti Fari pulang jam 2" ucap Ghifari

"Ndak seminggu aja nginep disini?" tawar Gus Alif

Ghifari hanya tersenyum. Sejujurnya Ghifari juga ingin menginap di kediaman pamannya sampai dua hari ke depan. Tapi setelah mendengar suara Uminya yang ditelfon waktu semalam membuat dirinya rindu.

"Ndak Paman, sudah rindu keluarga"

"Ya sudah, nanti biar Paman nyuruh orang buat ngantar kamu"

Ghifari mengangguk.



"""***"""




Suasana pesantren masih sama seperti dulu. Tidak ada perubahan. Ghifari tersenyum bahagia karena sudah di gerbang Pesantren Darussalam 2.
Di gerbang sudah ada dua penjaga.

"Gus... monggo..." ucap santri yang menjaga gerbang

Sedangkan santri yang satunya pergi ke ndalem untuk memberitahu tentang kepulangan Gusnya itu. Memang Ghifari tidak mengabari akan pulang sekarang. Yang diketahui keluarga ndalem Ghifari masih berada di kediaman Gus Alif.

Ghifari masuk ke dalam pesantren yang sudah ia tinggalkan selama setengah tahun.

"Kak Fariiiiiii........" teriak Khaula sambil berlari

Ghifari yang melihat adiknya itu berlari hanya menggelengkan kepala

"Kak Fari kenapa baru pulang?" tanya Khaula dengan cemberut

"Hehe... maaf, ya sudah ayo kita masuk"

Zahwa menatap putra dan putrinya dari kejauhan. Mata Zahwa berkaca-kaca melihat putranya itu kembali dengan keadaan sehat

Setelah Ghifari sampai di depannya. Zahwa langsung memeluknya erat. Zahwa begitu bahagia.

"Umi... Fari rindu Umi" ucap Fari

Zahwa tersenyum sambil menahan air matanya.

"Umi juga sangat merindukanmu"

Alyas menatap dua orang tersayangnya sedang berpelukan membuat dirinya terharu. Ingatan Alyas kembali ke masa lalu. Masa dimana dia begitu merindukan Uminya saat berada di Mesir. Dan masa dimana dirinya nekad pergi ke Turki demi menghilangkan rasa cintanya pada Zahwa dan tega meninggalkan Uminya.

Semua orang masuk ke ndalem. Kepulangan Ghifari benar-benar kejutan bagi semua orang. Untung saja Zahwa sudah mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan Ghifari di rumah.

Kabar tentang kepulangan Ghifari menyebar seantero Pesantren Darussalam 2. Indah yang menanti-nanti kepulangan Ghifari pun sangat bahagia, karena bagianya setengah tahun begitu lama jika menunggu sosok Ghifari.

"Aku seneng banget Lila, akhirnya Gus Ghifari pulang juga" ucap Indah sambil memeluk Lila

Lila turut bahagia dengan kepulangan Gusnya itu. Tidak bosa dipungkiri hati kecilnya begitu sangat bahagia.

"Setelah ngaji aku mau ke ndalem, nanti kamu temenin aku yah" ucap Indah memohon

"Aku nemenin kamu?" tanya Lila

Indah mengangguk pertanda iya. Lila pun dengan cepat menggeleng. Lila tidak ingin melihat keakraban Indah dan Ghifari. Bagi dirinya sama saja menyakiti diri sendiri. Dan dirinya sudah bertekad akan melupakan sosok Gus Ghifari. Gus yang membuatnya tersenyum dari kejauhan, gus yang membuat dirinya selalu berusaha menjadi yang terbaik walau di samping Ghifari ada seseorang yang lebih baik darinya. Seseorang itu yang tak lain adalah Cut Indah Aulia, sahabat masa kecilnya.

"Lilllaaaa"

Menatapa wajah Indah yang memelas

"Aku mohon, masa kamu tega buat aku memendam penyakit rindu" ucap Indah dengan dramatis

Mendengar ucapan itu Lila tertawa dan menyetujui

"Oke, tapi aki di luar aja yah"

"Oke deh"

Indah memang pintar merayu Lila. Karena Lila tipe orang yang tidak tega bila ada teman yang kesusahan.


"""***"""

Ghifari menatap awan di dalam kamarnya. Ghifari benar-benar merindukan segala hal yang ada di rumahnya.

Arah mata Ghifari tertuju pada foto kebersamaannya dengan sahabatnya.

"Besok aku akan bertemu mereka" monoloh Ghifari

Untuk saat ini Ghifari ingin menikmati kesendiriaannya. Ghifari meraih buku dan bolpoint kesayangannya

Ghifari duduk di dekat jendela. Arah matanya tertuju pada sebuah taman.

Ghifari menuliskan apa saja yang ada dipikirannya. Sudah menjadi candu bagi Ghifari. Ghifari sosok laki-laki yang suka menulis.

Ghifari tersenyum membaca tulisannya itu. Ada yang aneh dalam tulisan itu. Yah, aneh itu yang membuat Ghifari tersenyum. Entah apa yang ditulisakan Ghifari, bahkan Zahwa sosok Uminya pun tidak pernah tahu apa yang selalu ditulis di dalam buku kesayangan Ghifari.







Ig : humairavina_13

Tulisan GhifariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang