•One || Si Gadis Polos•

91.6K 7.1K 732
                                    

Bandung Pukul 05.00 di sebuah rumah kecil

"Good morning world"

Gadis berusia enam belas tahun itu tersenyum lebar, wajahnya berubah lesu saat lagi lagi cuaca malah panas.

"Ibu, aku agak menyesal merantau ke kota, padahal lebih asik di desa walau agak membosankan."

Sudah dua belas tahun sejak penculikannya. Yang ia ingat hanya usianya yang baru empat tahun saat pergi.

Ya, dua belas tahun waktu yang lama untuknya melupakan siapa keluarganya

"Adonan sudah jadi. Tinggal bentuk, oven, lalu hias deh." Ucapnya riang, Vina sering sekali membuat kue untuk dititipkan di warung warung dekat sekolahnya untuk menghidupi kebutuhannya.

Ia melakukannya dengan baik. Saat usianya menginjak umur sepuluh tahun. Ibu selalu mengajarkannya cara membuat kue yang baik dan benar.

Hingga pada saat umurnya lima belas tahun, Vina didukung oleh sang ibu untuk pergi ke kota dan melanjutkan pendidikannya di sana.

-o0o-

"Yahh, warungnya tutup!!" Ucap Vina lesu saat melihat warung dimana biasanya ia menyimpan kue kini tutup.

" Yaudah deh, bawa ke sekolah aja," katanya pelan.

Kaki mungilnya bergerak cepat dan tergesa gesa menuju sekolahnya.

"Mau piknik, dek?"

"Kue, kak!"

Vina berujar kesal kala salah satu temannya  meledeknya karena membawa keranjang seperti hendak piknik.

"Wah, liat dong."

Beberapa tema sekelasnya sedikit mengintip keranjangnya.

"Satunya berapaan vin?" Tanya Cia.

"Dua ribu, yang itu tiga ribu."

"Gue beli tiga dong."

"Makasii."

-o0o-

Jakarta, Alcatraz House pada pukul 06.30

Di meja makan hanya ada keheningan, tidak ada senyuman sama sekali, yang ada hanya raut datar yang terpancar.

Semenjak dua perempuan yang mereka sayang pergi, rumah seperti kuburan. Tidak ada teriakkan cadel dari adiknya, tidak ada teriakkan membangunkan tidur dari mommy.

Ya, mommy meninggal selang lima tahun penculikan Vina. Mommy meninggal karna kesehatannya yang menurun setelah kepergian si bungsu.

"Aku selesai." Nathan berdiri dan langsung pergi

"Aku juga selesai." Jack ikut berdiri dan pergi

"Leo berangkat kuliah dulu Dad." Tidak seperti yang lainnya, Leo agak ramah walau cara berbicaranya datar

"Gibran ikut Bang Leo Dad, daddy semangat kerjanya" Ucap Gibran, ia masih punya hati rupanya.

Setelah menyalimi tangan Daddy Alex, keduanya pergi.

Dan saat ini di meja makan hanya ada Alex sendirian. Ia tersenyum tipis melihat jam tangannya yang terdapat foto putri kecilnya yang sedang tertawa.

Ia berdiri dan melenggang pergi ke kantor.

-o0o-

Bandung, pada pukul 16.30

Nathan turun dari taxi menuju cafe bernuansa hitam putih. Setelah tiga jam lamanya meeting, Nathan memilih duduk di kursi dekat jendela kaca.

Gevina and BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang