•PROLOG•

154K 7.3K 333
                                    

"Happy Birthday to you... Happy Birthday to you... Happy Birthday... Happy Birthday... Happy Birthday to you"

"Happy Birthday!!!"

Ucapan selamat ulang tahun terus didengar oleh anak kembar yang hari ini menginjak umur 3 tahun. Gevina dan Gibran

"Happy Birthday Twin!!!" Ucap Nathan, Abang si kembar yang berusia 12 tahun

"Abang." Ucap keduanya. Mereka berpelukan layaknya Teletubbies.

"Ululuuh. Anak mommy sama daddy udah gede." Daddy Alex datang dan langsung menggendong tubuh Gevina yang mungil, menciuminya gemas membuat Vina tertawa.

Sedangkan Gibran saat ini sudah ada di dalam gendongan mommy.

"Daddy, mau ambil balon ituu." Tunjuk Vina pada sebuah balon berbentuk hati.

"Sama Abang Jack aja ya." Vina hanya mengangguk menurut.

Vina dan Jack saling berpegangan tangan seakan mereka akan terpisah.

"Kamu mau yang warna apa?" Tanya Jack yang berusia 7 tahun.

"Pink!!!" Jawabnya antusias.

"Oke abang ambilin. Kamu diem ya jangan kemana mana," pinta Jack yang kemudian berlari ke arah pedagang balon.

Meninggalkan Vina yang duduk di kursi khusus tamu.

"Hai adik manis." Sapa seorang pria

"Hai om." Vina yang saat itu masih polos menjawab sapaan orang tak dikenalnya

"Adek hari ini ulang tahun ya?". Vina hanya mengangguk

"Om punya hadiah buat adek. Sekarang ikut om"

Vina hanya menurut saat pria itu menarik lengannya pelan. Yang dipikirkan saat ini olehnya adalah hadiahnya.

Tiba di depan sebuah mobil berwarna hitam. Gevira hanya diam

"Masuk." Suruhnya

"Kok ke mobil om, hadiah aku mana?" Gadis mungil itu menatap pria paruh baya di depannya dengan agak kesal.

"Ada di depan, nak. Ayo nurut ya..."

Lagi lagi Gevira hanya menurut. Ia masuk dan duduk tenang di sana.

Mobil berjalan dengan normal meninggalkan taman tempat pesta!

Misi pertama sukses

-o0o-

Pesta mala itu berubah tak kondusif saat salah satu pemeran utama kita hilang.

"MOMMY. VINA DI MANA?" Jack berteriak panik

"Loh. Mommy ga tau. Dari tadi mommy sama Gibran. Adek kamu mungkin sama Daddy, ayo kita ke Daddy," ajak mommy yang masih menggendong Gibran.

"Mom. Vina!" Panggil Gibran

"Iya sayang. Kita bentar lagi ketemu adek kamu oke?" Gibran hanya diam

"Dad. Vina mana?" Tanya Jack

"Bukannya sama kamu tadi ya? Beli balon." Heran Daddy.

"Tadi ada bareng Jack. Tapi sekarang ga tau kemana." Lirih Jack.

Mommy menurunkan Gibran dari gendongannya beralih memegang pundak Jack.

"Terakhir kali kamu liat. Adek kamu di mana? Lagi ngapain?" Tanya mommy lembut.

"Tadi Vina nunggu di kursi tamu. Jack mau beliin balon, Jack liatin terus Vina yang lagi ngobrol sama om om. Pas ambil balon Jack puter badan. Pas puter badan lagi Jack ga liat Vina." Jelasnya jujur

"Panggil Abang sama adek kamu." Suruhnya panik

Jack mengangguk dan berlari mencari yang lainnya.

"Mommy. Vina." Gibran menarik narik ujung baju mommy.

"Iya sayang. Bentar lagi ya." Gibran hanya mengangguk

"Mommy, Daddy. Vina ga ada sama kita." Ucap Nathan mewakili yang lain

Mommy jatuh terduduk. Daddy langsung menghampiri mommy.

"Mom, Dad, Vina". Gibran terus menerus memanggil Vina

-o0o-

Sedangkan Vina saat ini diam dengan pertanyaan di seluruh kepalanya. Posisinya saat ini sudah jauh dari tempat pesta ulang tahunnya

"Om. Hadiah Vina mana?" Tanya Vina lugu

"Sabar, nak." Jawabnya singkat.

Pria itu membawanya keluar kota. Saat ini mereka sudah ada di Bandung. Tepatnya di sebuah rumah kecil yang masih layak

"Turun. Ikut om." Vina mengikuti pria itu dari belakang.

Tiba di depan pintu rumah.

"Kamu ketuk pintu ini kalo om udah jauh oke?" Vina hanya menurut.

Kenapa anak ini sangat polos!

"Om pergi" Pria itu pergi meninggalkan Vina sendiri

Vina melihat mobilnya sudah jauh. Ia mengetuk pintu rumah hati hati

Tok tok tok!!

Pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya yang kelihatan lemah

"Yaampun nak. Kamu siapa?" Tanyanya

"Om tadi bilang. Vina dapet hadiah kalo Vina ketuk pintu ini" Jawabnya lugu

"Om nya mana?" Tanya wanita itu kembali

"Om nya udah pergi jauh." Jawabnya lagi

"Ah, apakah gadis ini diculik?". Lirihnya

"Kamu masuk ya. Sekarang panggil ibu. Ini rumah kamu." Ucapnya lembut.

Vina mengangguk

"Ibu, Vina laper." Ucap Vina

"Ibu buatkan bubur mau?" Vina mengangguk

" Ayo masuk sayang"

Sejak saat itu. Vina sudah menganggap jika wanita paruh baya yang memiliki rumah tadi adalah ibunya tanpa tahu jika mereka yang di sana sangat khawatir.

Padahal wanita tua pemilik rumah kecil itu sudah berusaha mencari tau asal usul Vina. Mulai dari membawanya ke kantor polisi di pusat kota, meminta anak anak muda di sana untuk membantu, namun sayang tak membuahkan hasil.

Karena tempat yang Vina tempati saat ini adalah desa terpencil yang hanya memiliki beberapa penduduk saja.

Wanita tua itu hanya berharap semoga suatu saat ini Vina ditemukan sebelum ia meninggalkan dunia ini.

***

Ini mau aku rombak ya, cuma sedikit kok🥰🥰🥰🥰🥰🤪

Aku bawa cerita baru!!!

Semoga suka!!!

Jangan lupa vote dan comment ya!!

See you!

[SUDAH DIREVISI]

[SUDAH DIREVISI KEDUA]

Gevina and BrothersWhere stories live. Discover now