prolog

2.8K 244 127
                                    

Semiliar angin menerpa wajah cantik Tasya di bawah naungan pohon yang rindang, dekat pantai.

Tasya duduk di bawah pohon sambil menikmati proses tenggelamnya senja. Ditemani dengan gitar kesayangan miliknya.

Bagi Tasya senja mampu menghilangkan segala kegundahan hatinya hanya dengan menatap senja, dan mengingatkan seseorang akan senjanya. Seseorang yang begitu berarti dalam hidup Tasya.

Tasya berdiri dari tempatnya dan berjalan menyusuri pantai dengan gitar, yang ada dirangkulan kanannya.

Tasya terus berjalan sambil sesekali tersenyum mengingat seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya, namun orang itu sudah tidak ada lagi bersamanya entah ia menghilangkan kemana.

Flashback on

"Asya jangan berlari nanti kamu jatuh," teriak Sean.

"Sean, coba kejar aku jika kau bisa," ucap Tasya. Ia terus berlari di pinggiran pantai tanpa memedulikan ucapan Sean.

Asya adalah panggilan kesayangan Sean kepada Tasya.

Melihat Tasya yang terus berlari sambil merentangkan tangannya dan tersenyum. Senyum Sean pun terbit melihat Asyanya tersenyum bahagia.

Sean berlari mengejar Tasya, dan ia berhasil menangkap Tasya membawa gadis itu ke dalam dekapannya.

"Kau tidak bisa lari terlalu jauh dariku asya," ucap Sean.

"Mengapa?" tanya Tasya sambil mendongakkan kepalanya menatap Sean. Tinggi Tasya hanya sebatas dada Sean, karena tubuhnya yang munggil.

Sean tidak menjawab ucapan Tasya, melainkan ia menikmati waktu kebersamaannya dengan Asyanya.

"Ihh Sean jawab aku," rengek Tasya.

Mendengar rengekan Tasya, ia memposisikan tubuhnya agak menunduk sehingga wajahnya sejajar dengan wajah Tasya.

"Kemana pun kau pergi aku akan tetap menemukanmu, dan sejauh apa pun kamu berlari, percayalah aku selalu bisa mengjangkaumu." ucap Sean sambil menikmati sinar senja menerma wajahnya dan Sean merasa sangat nyaman mendekap tubuh munggil Tasya.

Mendengar jawaban Sean, Tasya hanya bisa tersenyum bahagia.

"Sean, aku mau kau menjadi senjaku!" ucap Tasya di dalam dekapan Sean. Tapi, bagi pemuda itu ucapan gadisnya adalah sebuah keharusan untuknya.

Tapi tak urung ia mengerutkan keningnnya mendengar ucapan Tasya.

"Mengapa?" tanya Sean.

"Jawabannya sangat simpel Sean, karena kau sama seperti senja yang aku sukai. Jadi kau senjaku. "

Sungguh ucapan Tasya sangat lucu bagi Sean, tetapi ia akan menjadi apa yang diinginkan oleh Asyanya.

"Baiklah aku adalah Senjamu, dan kau adalah Sunshineku," ucap Sean sambil menatap wajah Tasya.

Flashbak of.

Tasya tersadar dari lamunannya,ia sangat merindukan senjanya.

"Dimana kau sean," lirih Tasya.

Rambut Tasya beterbangan tertiup angin, seakan angin tersebut membawa pesannya kepada Sean.

Tanpa Tasya sadari seseorang dari tadi menatapnya dari balik pohon. Dia hanya fokus pada satu objek yaitu tasya. Ia mengarahkan kamera polaroid miliknya kewajah Tasya.

"Perfect," ucap seseorang tersebut.

"You're mine sayang," ucapnya sambil menyeringgai mengamati objeknya yaitu Tasya.

Selamat membaca💙
Semoga kalian suka ceritanya.
Dan jangan lupa vote and comen cerita aku.

Dan jangan lupa follow akun aku nanti aku followback kok.😊

Selasa, 8 desember 2020

You Are Mine Onde histórias criam vida. Descubra agora