4

23.3K 1.3K 7
                                    

Meva berjalan pelan dengan menggeret kopernya. Air matanya tak berhenti keluar mengingat kejadian yang menimpanya.


Mengelus perutnya yang masih rata. Dia bahkan belum memberitahu Devan jika dia hamil, berniat mengejutkan pria itu tapi justru dirinya yang dikejutkan.


Dia difitnah, dia tidak berselingkuh dengan siapapun. Dia tidak kenal dengan pria di foto itu, setiap kali ia akan berbicara tapi selalu disela dan tak punya kesempatan untuk menjelaskan dan akhirnya berakhir seperti ini.


Ia harus kemana lagi sekarang? Dia tidak punya siapa - siapa disini, hanya Devanlah sandarannya. Ia juga harus menghidupi anaknya kelak, biaya persalinan dan lainnya. Tidak akan sama dengan sebelum dia menikah dengan Devan.


Sebuah mobil hitam mewah berhenti di sampingnnya dan keluar dua orang pria dan wanita yang menggendong bayi dari dalam mobil dan menghampiri Meva.


"Meva? Sedang apa kau disini?"


Itu adalah Gibran dan Jihan serta putra mereka yang tidak sengaja melihat seseorang yang mereka kenal berjalan di trotoar dengan koper besar.


"Kenapa kamu bawa koper? Dimana Devan? Kenapa kamu bisa disini?"

Jihan menyerahkan Andrian pada Gibran.


Meva memeluk Jihan dan tangisan langsung keluar darinya membuat kedua orang itu terkejut. Menangis dengan sendu dipelukan Jihan.


"Meva, kamu kenapa? Apa yang terjadi?" Jihan mengelus pundak Meva yang bergemetar.


Dia tidak tahu apa yang terjadi hingga membuat Meva menangis seperti ini. Ini pertama kalinya ia melihat Meva menangis karena ia selalu melihat kebahagiaan di wajah wanita di pelukannya ini.


"Lebih baik kita antar Meva ke rumah Devan, Sayang" 


"Tidak!" usulan Gibran segerap disergah oleh Meva.


Tidak mungkin dia kembali ke sana karena dia telah di usir dari sana. 

Gibran dan Jihan menatap Meva bingung, "Lalu harus kemana?"


Meva menatap kedua pasangan itu bergantian, "Kemana saja asal jangan ke rumah Mas Devan."


Jihan menatap Gibran yang mengangguk padanya. "Kalau begitu ke rumahku saja, dan kau harus menjelaskan apa yang sedang terjadi" 


Meva mengangguk dan mengikuti Jihan dan Gibran masuk ke dalam mobil. Gibran dan Jihan masih dilanda kebingungan itu akhirnya membawa Meva ke rumah mereka untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada Meva.


*


*


*


Gibran mengepal tangannya geram, wajahnya menahan amarah sedangkan Jihan mendekap Meva yang menangis.

TRUST [SUDAH TERBIT E-BOOK]✔Where stories live. Discover now