18

19.5K 1.2K 103
                                    

"Kamu, apa kabar?" 

Dua orang lawan jenis itu kini duduk disalah satu meja cafe yang terletak tepat disamping jendela yang menampilkan jalanan malam yang akan ramai kendaraan dan pejalan kaki.

"Kabar aku baik, Mas Dika" Meva meletakkan cangkirnya setelah menyeruput teh hangat yang ia pesan. Didepannya ada sosok pria yang mengangguk kepala pelan. "Baguslah"

"Mas Dika, kapan datang ke sini?" tanya Meva. "Kemarin malam. Maaf, aku tidak langsung menghampirimu karena ada sedikit pekerjaan yang harus aku urus" ujar Dika membuat Meva terkekeh.

"Tidak masalah, Mas"

"Lalu bagaimana dengan si kecil itu?" tanya Dika pada Meva. 

"Arlan juga baik, dia akan berumur enam tahun" jawab Meva membuat pria itu menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. "Dia sudah besar" gumam pria itu yang lebih dikenal Dika, Ardika Nugroho.

Ardika Nugroho adalah pengusaha yang mengelola bidang pertambangan sekaligus masa kecil  Meva saat dipanti asuhan. Dulu Dika dan Meva paling dekat karena mereka yang paling besar dari anak panti yang lain.

Meva sudah menganggap Dika seperti seorang kakak baginya, karena Dika selalu melindungi dan menjaganya sewaktu kecil dulu. Namun mereka harus terpisah lantaran Dika keluar dari panti asuhan untuk merantau.

Saat itu Meva merasa kesepian sejak Dika merantau ke luar kota untuk mencari pekerjaan. Hingga setelah dua tahun, Devan hadir dalam hidup Meva dengan rasa cinta yang hadir antara keduanya.

Mereka kembali bertemu secara tidak sengaja saat Arlan berumur tiga tahun, saat itu Dika sedang melakukan proyek di Surabaya dan Dika datang di restoran tempat Meva bekerja untuk makan siang.

Hingga saat itulah, selama beberapa bulan Dika selalu mengunjungi Meva dan Arlan. Pria itu juga tahu, bagaimana kisah Meva dari awal hingga hadirnya Arlan dalam hidup wanita itu. 

Tapi Dika harus kembali ke tempat asalnya setelah proyeknya selesai disana. Setelah kepergian Dika, sejak saat itu Meva tidak mendengar kabar dari pria itu lagi hingga saat ini.

"Kenapa Mas Dika tidak memberi kabar sejak kembali?" tanya Meva pada Dika dengan pertanyaan yang selalu mengantung dipikirannya. 

Dika menghela napas pelan, "Saat aku kembali ponselku hilang entah kemana, dan aku juga tidak hafal nomor ponselmu. Aku tidak sempat untuk mencari atau kembali kesini karena saat itu aku memiliki banyak sekali pekerjaan. Dan baru hari ini aku bisa menemuimu" jelas Dika.

"Bagaimana dengan kehidupanmu sekarang?" tanya Devan. Meva tidak langsung menjawab justru melihat ke arah jendela restoran. "Kehidupanku baik-baik saja, hanya saja..." jeda Meva membuat Dika mengangkar sebelah alisnya.

"Hanya saja?"

"Hanya saja sejak kedatangan ayahnya Arlan, kehidupanku tidak setenang dulu" lanjut Meva lirih yang masih bisa didengar oleh Dika.

"Ayahnya Arlan?" Meva mengangguk lalu menoleh pada Dika yang menampilkan ekspresi biasa. "Iya, beberapa bulan lalu, ayahnya Arlan datang padaku. Meminta maaf padaku jika dirinya sangat menyesal atas apa yang ia lakukan." ujar Meva.

Dika hanya diam tidak membuka mulutnya untuk mendengarkan, "Sejak saat itu, dia terus datang padaku dan mencoba untuk mendekatiku. Bahkan dia memintaku untuk kembali padanya" ujar Meva lagi.

"Kau menerimanya?" tanya Dika yang dijawab gelengan oleh Meva. "Tidak, aku hanya memberi dia kesempatan untuk Arlan, bukan untukku. Kepercayaanku sudah hilang sejak saat itu dan jika ku ingat-ingat kembali hanya membuka kembali luka dihatiku"

Tidak ada lagi percakapan dari Dika maupun Meva. Mereka sama-sama diam. Meva hanya menatap keadaan luar dari jendela restoran sedangkan Dika, seperti tengah memikirkan sesuatu entah apa.

"Apa kau memaafkannya?" tanya Dika lagi pada Meva. "Aku... Tidak tahu.." jawab Meva tidak yakin. Ia sendiri bingung, apa dia sudah memaafkan Devan atau belum karena dia melakukan itu semua hanya untuk Arlan.

"Dimana dia sekarang?"


*


*


*

Mohon maaf QReaders^^

Sebagian chapter telah dihapus untuk kepentingan penerbitan e-book^^

*


*


*

TBC


Ekheemm...

Mau tanya nih, kalo cerita ini dijadikan e-book, gmn? krn aku dpt tawaran buat terbit e-book bbrp hari lalu.

Jadi mungkin cerita ini, gk akan aku revisi klo dijadikan e-book dan mngkin ada penambahan alur dan perbaikan jg. Aku lg mikir mateng2 skrg ini sambil nulis.

Aku jg dpt dukungan dari mama, papa dan teman2 aku. Kata mereka itu bisa buat aku jadi berkembang pelan-pelan. Jadi tinggal kalian aja sih, biar aku juga bisa cepet2 selesaikan cerita ini di Wattpad saat sela-sela pekerjaaanku.

Aku juga lagi nulis cerita yang lain sih. Jadi selang seling gt nulisnya, hehe...

Dan juga, makasih ya buat kalian yang udh baca T_T

Lopeee banyak2 ^3^

Sorry for typo~


Alifal QR

16 Februari 2021

TRUST [SUDAH TERBIT E-BOOK]✔Where stories live. Discover now