B A G I A N 4 : Yongsun

227 32 1
                                    


•••

Yongsun sudah berada di dalam rumahnya, tugasnya kini adalah masuk lebih dalam melewati ruang tamu dan ruang keluarga lalu naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya tanpa terdengar oleh ayah atau ibunya.

"Yongsun." Terdengar suara tegas berasal dari sofa di ruang tamu yang gelap, ternyata ibu Yongsun masih bangun dan menantinya pulang ke rumah.

  Yongsun

Kini si gadis chubby cerewet itu hanya bisa menundukkan pandangan ke ubin berwarna kecoklatan. Matanya mulai berkaca-kaca saat ia mendengar ocehan dari ibunya.

"Kau ini seorang gadis! Pelajar! Sebentar lagi kau akan naik kelas dan akan masuk universitas! Apa kau sudah gila?"

Yongsun hanya berdiri terdiam sambil memainkan jarinya. Ia sudah tau kalimat berikutnya yang akan dilontarkan sang ibu, ia paham betul perilaku ibundanya itu. Yongsun menghabiskan masa mudanya untuk belajar, dan hanya memiliki kesempatan kecil untuk melakukan hal yang ia sukai seperti bernyanyi.

"Lihat kakak mu, sekarang dia sudah bisa masuk universitas ternama! Kau mau jadi apa?" Tegas sang ibu.

Melawan pun tak akan bagus hasilnya, ibu dan ayah Yongsun hanya berharap anaknya masuk universitas ternama dan lulus dengan nilai memuaskan demi menjaga citra keluarga.

"Kau harusnya sedang berada di meja belajarmu membaca buku-buku soal ujian yang ibu sudah belikan! Kenapa kau malah keluyuran sampai malam begini?!"

Gadis chubby itu benar-benar tak bergeming sedikitpun, ibunya bahkan tidak khawatir akan keselamatannya ibunya hanya khawatir Yongsun tidak bisa masuk Universitas ternama. Kini ia hanya ingin ini semua cepat berlalu. Dirinya sudah tak tahan terus dibandingkan dengan kakaknya Yong Hee yang sifatnya berbanding terbalik dengan Yongsun.

•••

Flashback

"Yongsun! Yongsun bangun! Sudah jam 7 lebih!"

Teriakan itu membuyarkan mimpi seorang gadis kecil yang sedang terlelap pulas. Ia membalikan badannya dan menutup kepala menggunakan bantal supaya tak terganggu lagi.

"Yongsun! Banguuun! Kita akan terlambat untuk les hari Minggu!"

Gadis yang lebih besar dari Yongsun itu langsung menarik selimut yang menutupi badan Yongsun di pagi yang dingin di musim dingin ini.

"Aaaa! Kakak aku tidak mau pergi les hari ini dingin." Gerutu gadis cilik itu sembari meringkukkan badannya dan memeluk lututnya sendiri.

"Bangun cepat!" Yong hee menggoyang goyangkan badan Yongsun supaya ia terbangun. Yongsun yang setengah sadar segera bangkit dan duduk di kasurnya, memasang wajah cemberut dan memeluk boneka beruangnya.

•••

"Ah! Menyebalkan!" Gerutu gadis kecil itu sembari merapikan mantel musim dinginnya.

"Aku harusnya berada di kasurku pagi ini, gila saja ini hari Minggu di musim dingin!" Yongsun masih memasang wajah kecut dan menggerutu sendirian menatap salju tebal di halaman depannya.

Yong hee keluar dari rumahnya dan berlari menuju mobil yang sudah selesai dipanaskan sementara adik chubby-nya hanya berjalan dengan lemas dan masuk ke mobil. Yongsun mengambil selimut dalam mobil lalu menutupi badannya dan memejamkan mata, berkhayal bahwa kursi mobil itu adalah kasurnya yang hangat.

"Yong hee kau sudah sampai level berapa?" Ibu mereka selalu memastikan anaknya naik tingkat pelajaran di tempat les-nya tiap Minggu.

"Ah aku sudah mau level 50 bu! Ibu tidak akan percaya kalau nilai ku selalu sempurna!"

Yongsun yang mendengar obrolan mereka ini sangat tidak tertarik, ia menutupi seluruh badan menggunakan selimut pink-nya.
Sang ibu melirik Yongsun yang berada di kursi belakang dari kaca spion.

"Dan bagaimana denganmu, Yongsun?"

Seketika Yongsun menghela nafas dalam dan membuka selimutnya, lalu ia menatap ibunya dengan senyuman palsu.

"Aku em, hehe. Aku masih di level yang sama." Suara Yongsun melemas.

Helaan nafas panjang terdengar dari kursi depan. Ya, sang ibu menghela nafasnya mendengar pernyataan Yongsun tadi. Yongsun yang gugup segera memutar otak untuk mencari topik lain supaya suasana tidak terlalu tegang untuknya.

"Em tapi ibu, aku ditawari untuk ikut paduan suara untuk Natal tahun ini, dan aku akan bernyanyi part solo ku ibu! Bu Hwang bilang suaraku yang paling bagus dan–"

"Tidak."

"Tidak ada bernyanyi hingga kau sampai ke level yang lebih tinggi." Tegas sang ibu.

"Ibu tidak akan memberikan izin padamu untuk melakukan hal bodoh itu, aku akan menelfon Bu Hwang untukmu."

Ibu Yongsun segera meraih ponselnya dan mencari kontak dari guru seni Yonsun itu, terdengar ibu berbicara dengan Bu Hwang dan memintanya untuk jangan memilih Yongsun sebagai penyanyi solo di paduan suara Natal tahun ini, dengan alasan dia harus belajar untuk ujian akhir.

Yongsun terdiam matanya sedikit berkaca-kaca, ia memalingkan wajahnya ke jendela mobil dan melihat salju turun. Bagaimana tidak sedih Yongsun kecil akan melewatkan kesempatan emasnya untuk menunjukkan bakat yang ia miliki di depan banyak orang. Yongsun mengusap air mata di pipinya sembari melihat burung-burung yang terbang bebas di udara.

Suasana mobil menjadi sangat dingin meski penghangat sudah dinyalakan, Yong hee pun kini hanya terdiam dan membaca buku pelajaran kesukaannya sambil mengunyah permen karet.

Ibu mereka tidak pernah tertarik dengan cerita yang Yongsun ceritakan soal prestasinya di bidang seni dan musik, Yong hee selalu dapat peringkat pertama dan memenangkan olimpiade sains dan itulah yang mereka mau.

Flashback end

•••

"Kau mengerti?!" Nada tinggi ibunya itu melengking bergema di ruang tamu yang lumayan besar ini.

Yongsun mengangguk pelan dan membungkuk memberi hormat pada sang ibunda, ibunya dengan wajah kecut pergi meninggalkan Yongsun yang hanya bisa menundukkan pandangan. Yongsun menghela nafas lega setelah ibunya berhenti bicara, ia segera naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya yang serba warna pink.

"Hahh hidupku pahit sekali." Gumam Yongsun sembari menjatuhkan badannya ke kasurnya yang sangat empuk.

Tiba-tiba ditengah lamunannya ia terbayang sebuah senyuman, Yongsun merasa heran dan menggelengkan kepalanya dengan cepat.

'Namaku Moonbyul' suara itu terdengar di telinga Yongsun ditambah seringai Moonbyul yang seketika terbayang di otaknya. Yongsun mengusap wajahnya cepat, karena bingung mengapa dirinya membayangkan gadis tadi. Tapi Yongsun berfikir bahwa pertemuan itu adalah sebuah kebahagiaan kecil untuknya, apa yang sudah ia lewati hari ini terasa sangat menakjubkan. Yongsun berharap suatu hari ia bisa bertemu dengan gadis yang menyelamatkannya tadi.

Ia sekali lagi menghela nafas panjang dan memejamkan mata, waktu berlalu dengan sangat cepat tanpa sadar ia terlelap dengan gaun pendeknya yang masih menempel di badan.

~

~

~

To be continued...

Can you see me? | MOONSUN's StoryWhere stories live. Discover now