B A G I A N 9 : Yang Sebenarnya

59 12 0
                                    

•••

'Suaranya indah sekali..'

Senyum Moonbyul tergores di wajahnya seraya menikmati alunan musik lembut yang berpadu suara indah milik Yongsun.

Hari itu, hari dimana pertama kali rembulan menemui cahayanya.


Yang Sebenarnya



Hari itu Moonbyul berpatroli seperti biasanya, membawa catatan kecil dan ballpoint miliknya. Ia memperhatikan seorang gadis yang sedari tadi gerak geriknya mencurigakan sekali memasuki sebuah café.

Moonbyul duduk di sudut ruangan memesan segelas minuman sambil terus memperhatikan gadis itu bernyanyi, tak disangka ternyata suara gadis itu begitu indah membuat hati Moonbyul terenyuh.

Ketua Osis ini duduk sangat lama hingga suasana café terlihat sepi, hanya untuk memastikan apakah gadis yang ia pantau berbuat sesuatu atau tidak. Kini ia melihat gadis cantik itu sedang duduk bersama pria tua, kecurigaannya makin meningkat.


"Aku.. em.."

Moonbyul melihat pria tua itu meraba paha gadis cantik tadi, segera ia bergegas berdiri dan menghampiri mereka. Moonbyul geram karena lama kelamaan gadis itu terlihat tidak nyaman. Ia Langsung mengetahui bahwa gadis itu sedang dirayu oleh pria mesum.


..


"Unnie? Ah jinjja- kau disini? Aku sudah mencarimu dari siang, mamah mencarimu dan handphone mu tidak dapat dihubungi" Moonbyul memberanikan diri untuk menyelamatkan gadis ini dengan berbohong kepada pria mesum tadi.

Untung saja gadis ini paham dan langsung menerima skenario yang Moonbyul tawarkan padanya. Moonbyul merasa sangat lega dan puas melihat wajah pria mesum itu kecewa. Moonbyul menyeringai saat gadis tadi menarik lengannya dan mereka berdua segera keluar dari cafe tersebut.


"Namaku Yongsun.."



'Nama yang cantik..' Batin Moonbyul.

Merekapun akhirnya berjalan pulang, tanpa pikir panjang Moonbyul berencana untuk mengantar gadis ini pulang karena pakaiannya sedikit terbuka ia pun khawatir akan keselamatan gadis ini.

Kini mereka sudah berada di depan rumah gedongan milik gadis cantik itu, Moonbyul heran mengapa gadis kaya raya seperti dia harus pergi bekerja paruh waktu seperti tadi, namun ia berusaha tidak peduli. Yang terpenting bagi Moonbyul adalah kecurigaannya salah, gadis ini tidak berbuat sesuatu yang aneh.

..


"Terimakasih banyak, Moonbyul."

Moonbyul merasakan sebuah getaran saat gadis bernama Yongsun itu menatapnya dan iris mereka saling bertemu. Moonbyul sangat gugup dan berusaha bersikap keren seperti biasanya.


•••

Pagi ini Moonbyul sudah memulai aktivitasnya sebagai seorang ketua OSIS seperti biasanya. Berpatroli mencatat siswa yang telat dan lain sebagainya.

Tiba-tiba...


BRUK-"Akh!"

Sang ketua OSIS terkejut dengan suara keras yang menghantam tanah itu, segera ia menghampiri sumber suara dan ternyata itu adalah gadis yang ia tolong kemarin.

Entah apakah ini takdir atau hanya kebetulan, mereka bertemu dua kali berturut-turut.


"Kau tidak apa-apa?"

Moonbyul menolong gadis ini dengan sigap, merangkul dan memapahnya perlahan memasuki gerbang. Moonbyul merasa ada seseorang yang memperhatikan, ya siapa lagi kalau bukan gadis yang ada di sebelahnya.


"Apa?"

Gadis itu memalingkan wajahnya dari Moonbyul dan semburat merah di pipinya terlihat samar-samar, membuat Moonbyul gemas.

Ia membawa gadis yang ditolongnya ke ruang UKS namun tak menemukan siapapun disana, terpaksa harus Moonbyul yang menolong membersihkan lukanya.

Suasana sangat sepi, membuat Moonbyul merasa nyaman. Bagaimana tidak, setelah dirinya terpilih menjadi ketua OSIS hidupnya tidak pernah damai lagi.
Moonbyul tak sengaja menangkap momen dimana gadis itu selalu menatap dirinya selama ia memapahnya ke UKS.


"Kau menyukaiku ya?..."

Moonbyul sangat gugup saat tanpa pikir panjang ia menanyakan hal itu pada gadis yang baru ia kenal.


"Cih, aku masih normal."

Pipi gadis itu berubah warna lagi, membuat Moonbyul semakin gemas padanya. Rasanya ia sangat ingin mencubit kedua pipi chubby itu dan memainkan seperti mainan penghilang stress, namun Moonbyul menahannya.

Saking gemasnya pada si gadis chubby, Moonbyul sampai lupa tujuan awal ia datang ke UKS ini.

Setelah membersihkan luka milik Yongsun, Moonbyul membaringkan badannya, memejamkan mata dan menahan diri dari kegemasan yang ia rasakan karena Yongsun terus menatap dirinya seperti ia adalah karya seni yang dipajang di sebuah museum. Lalu sifat Yongsun yang selalu menggerutu saat Moonbyul menegurnya, Moonbyul sangat menyukai hal itu. Itu membuatnya salah tingkah.


•••




"Eonnie~ aku mohon bantu aku mencari seseorang untuk menggantikan posisiku yaa?"

Gadis bernama Ahn Hyejin ini tidak pernah berhenti memohon pada Moonbyul untuk mencarikan pengganti dirinya dalam perlombaan menyanyi.

Moonbyul sangat bingung dan terganggu olehnya, tapi mau bagaimana lagi dia adalah ketua OSIS itu membuatnya merasa bertanggung jawab atas kegiatan yang ada di sekolahnya.

Sembari berfikir bagaimana cara dia membantu Hyejin yang terus merengek ini, suara indah Yongsun tiba-tiba mulai bergema di telinganya.

'ah! Yongsun!' Batin Moonbyul terasa bangkit dari keputusasaan ini. Ia melihat Hyejin yang masih berlutut memohon pada Moonbyul dan merasa kasihan padanya.


"Hahh baiklah baiklah, bangun! lututmu kotor nanti" Moonbyul menghela nafas sembari berjalan ke sofa di ruang osis, dan segera mendudukkan dirinya.

"Yeay! aku tau eonnie memang yang terbaik!"

Moonbyul melamun sembari memainkan ballpoint miliknya di tangan kanan, memikirkan bagaimana nanti dia akan meminta Yongsun untuk ikut serta dalam lomba.



selain itu... Ia memikirkan hal lain.




'ada kesempatan untukku mendekati gadis itu'




•••







-
-
-
To be continued...

Can you see me? | MOONSUN's StoryWhere stories live. Discover now