B A G I A N 13 : Katakan 'Iya'

106 17 2
                                    



•••



Hari silih berganti Yongsun dan Moonbyul kini sudah sangat dekat, sebagai 'sahabat'. Bukan hanya dengan Moonbyul namun juga dengan teman-teman paduan suaranya yang baru itu. Yongsun sangat tidak sabar menantikan hari perlombaan itu, ia sudah berlatih cukup keras.

Tentu saja, hal itu menjadi rahasia yang Yongsun pendam dari kedua orang tuanya, jika tidak tamat riwayat Yongsun. Tiap hari Ia selalu bergelut dengan pikirannya sendiri, melamun dan memikirkan banyak hal. Seperti halnya pagi ini, di meja makan.

Suasana pagi ini sungguh canggung dan udara terasa begitu dingin. Sejak awal Yongsun mendudukan badannya tak ada satupun dari mereka yang membuka percakapan. Hanya terdengar suara benturan alat-alat makan yang dihasilkan dari kegiatan sarapan keluarga Yongsun.

Sang ibunda asyik melayani suaminya, mengambilkan ini dan itu dan menaruhnya di piring sang suami, sementara sang ayah hanya asyik memperhatikan gawai yang ia pegang dan memantau perkembangan perusahaan dari layar pintarnya.

Yongsun sudah terbiasa dengan hal ini, sejak dulu tradisi makan mereka sudah seperti ini. Mereka menghabiskan waktu bersama namun terasa seperti sendirian.

Drrtt drrtt

Suara getar handphone Yongsun yang ia taruh di samping hidangan yang sedang Ia santap seketika membuyarkan lamunannya.

'hm? Moonbyul?'







Katakan 'Iya'

Moonbyul berdiri di balik gerbang tinggi milik keluarga Yongsun, berharap sang putri di dalam istana menerima pesan darinya. Moonbyul menunduk dan sesekali menendang-nendang batu kecil di tanah sambil menanti 'sahabat-nya' keluar dari rumah gedongan itu.



"Ah! tidak pak, hari ini aku akan jalan kaki"



Tak lama, suara yang tak asing bagi Moonbyul terdengar dari kejauhan. Moonbyul mengangkat pandangannya memperhatikan Yongsun dari sela-sela gerbang, sambil tersenyum tipis.

Gerbang perlahan terbuka menampilkan wajah manis Yongsun, Moonbyul tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya pada Yongsun.

"Morning, Bunny!"

Pipi Yongsun sedikit memerah karena Moonbyul memanggil dirinya Bunny. Ia segera mendekati gadis itu dan meraih lengannya dengan cepat.

"Ayo cepat! cepat!" Yongsun menarik lengan Moonbyul dan berjalan menjauhi rumah gedongan miliknya.

"Kenapa buru-buru? Masih banyak waktu, Yong."

"Aku malas jika harus mendapat banyak pertanyaan dari ibu jika dia melihatmu."


Moonbyul mengangguk saja meng-iya-kan jawaban dari sahabatnya itu, Ia tau bahwa Yongsun selalu menghindari percakapan dengan ayah atau ibunya.

'Yongsun pasti selalu kesepian di rumah' Batin Moonbyul sembari memberikan tatapan iba pada Yongsun.

.

Mereka berdua terus berjalan berdampingan hingga rumah Yongsun sudah tidak bisa terlihat lagi.

"Kenapa kau tiba-tiba ada di depan rumah ku?" Tanya Yongsun sembari berjalan di samping Moonbyul.

"Kenapa? Kau tidak suka?"

"Bukan begitu, aku.. suka-"

"M-maksudku aku tidak bilang aku tidak menyukainya!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Can you see me? | MOONSUN's StoryWhere stories live. Discover now