Chapter 17🥑

172 18 0
                                    

Hi! {stravberryxxn}

Happy Reading❣

Nyonya Hwang dan Nyonya Kim sangat takjub pada kebaikan hati seorang Kim Seungmin. Awalnya, ibu dari Hyunjin merasa memang masih ada harapan, namun tidak seberapa dan lebih cenderung tidak ada harapan. Sedangkan ibu dari Seungmin, kagum dengan sikap anaknya yang tidak terduga.

Melihat perubahan ekspresi Seungmin yang menjadi lebih ceria, membuat Nyonya Kim merasa senang. Beliau yakin bahwa kali ini putranya telah menemukan kembali kebahagiaannya. Tentu saja itu membuat dirinya ikut senang. Ibu mana yang tidak senang jika melihat anaknya senang?

Sang ibu yang jarang sekali melihat pemandangan seperti ini, hanya berharap agar kebahagiaan ini selalu ada dalam hidup sang putra. Hal ini juga membuatnya tidak menyesali keputusan yang ia buat untuk menjodohkan keduanya. Dari awal, ia dapat memperkirakan bahwa keduanya ditakdirkan bersama. Namun, tidak tahu dengan takdir. Apa takdir menakdirkan mereka untuk bersama?

Ketika Hyunjin mengatakan bahwa ia mendapatkan kesempatan kembali dari Seungmin, ibunya langsung memukul anaknya. Iya, sengaja. Biar tahu rasa dia sekaligus mengingatkan sang putra untuk memakai kesempatan sebaik mungkin. Bisa-bisanya Hyunjin mengecewakan Seungmin, menantu kesayangannya!

Seungmin tetap menjalani kehidupannya seperti biasa. Namun yang membedakan hanyalah, tidak ada lagi kesedihan untuk saat ini. Setidaknya, ia dapat membuktikan ucapan Hyunjin kemarin.

Sejak pernyataan Hyunjin mengenai ingin mengulang semuanya kemarin, hampir setiap pagi Hyunjin melakukan ini. Bertamu ke rumah Seungmin sekalian menjemput Seungmin untuk berangkat sekolah bersama.

Disekolah, sikap Hyunjin juga berubah. Pria itu benar-benar menunjukan keseriusannya pada Seungmin. Sungguh tidak dapat disangka. Rasanya seperti Seungmin menjadi iromen. Jangan tanya gimana rasanya jadi ironmen.

Hwang Hyunjin. Siapa yang menyangka jika suatu saat pangeran sekolah yang tidak bisa terlepas dari yang namanya perempuan cantik nan menawan tiba-tiba menolak ratu sekolah?

Jangankan Changbin, Felix, Jisung, dan Minho, bahkan Seungmin saja tidak percaya hal ini. Ia jauh lebih terkejut lagi dibandingkan kawannya. Hal ini membuat Seungmin bertanya langsung pada Hyunjin mengenai perihal ini.

Flashback

"Hyunjin. "

Hyunjin yang sedang memakan biskuit yang disediakan, sontak menoleh kearah Seungmin yang hanya menatapnya risau.

Mengetahui apa yang Seungmin rasakan, Hyunjin seketika panik. "Apa ada yang ingin kau sampaikan? Aku tak masalah sungguh. "

Jujur, pikiran Hyunjin saat ini sudah menjadi benang kusut. Sibuk menyambungkan satu kejadian dengan kejadian lainnya. Menemukan titik kesalahan pada dirinya yang membuat Seungmin melayangkan tatapan ini padanya. Namun, ia tidak menemukan satupun. Mungkin?

"Kau yakin? " Tanya Seungmin memastikan. Haruskah ia menanyakan ini? Dirinya ragu. Pria tampan itu mengangguk sebagai jawaban dan meletakan toples berisi cemilan itu kenbali pada tempatnya.

"Apa kau tidak merasa kau terlalu berlebihan pada para penggemarmu? A-aku hanya takut kau kehilangan mereka semua. " Jelas Seungmin mengutarakan semua yang ada dipikirannya.

Lain dengan Seungmin, Hyunjin hanya santai dan terkekeh. Seketika wajah tegangnya berangsur-angsur menghilang. "Jadi, kau khawatir dengan itu? "

Hyunjin mendekatkan dirinya pada Seungmin dan menatap lekat kedua manik ragu itu. "Tak apa jika kau menganggap ucapanku saat ini sebagai gombalan atau segala macamnya. Tapi, Seungmin. " Hyunjin menjeda ucapannya dan mengenggam telapak tangan Seungmin kedalam gengamannya. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku tidak peduli dengan semua itu, bahkan aku tidak memintanya. Tidak peduli apa yang akan mereka lakukan padamu nantinya, yang aku tau hanyalah selalu berada disisimu dan pastinya melindungimu sekuat mungkin setiap saat. "

Jangan tanya bagaimana perasaan Seungmin saat ini. Bahkan air mata sialan dipelupuk matanya memaksa untuk turun dan jatuh begitu saja kepipinya.

Seungmin yang terharu, memeluk Hyunjin menyalurkan betapa ia bersyukurnya memiliki sosok Hyunjin dihidupnya. Tentu saja, Hyunjin balas sembari menenangkan Seungmin.

Untung saja, orang tua Seungmin sedang tidak ada disini. Jika ada, pasti tidak akan ada adegan peluk-memeluk seperti ini.

Flashback end

Seorang Hwang Hyunjin? Menolak penggemarnya sendiri? Menolak ratu sekolah yang mengincarnya? Sungguh, semua ini tadinya hanyalah impian bagi Seungmin. Namun, sekarang semuanya sudah menjadi kenyataan. Tapi entah kenapa rasanya tetap ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.

Tentu saja, kembalinya seorang Kim Seungmin pada Hwang Hyunjin membuat penghuni satu sekolah dan sekolah lainnya menggunjingnya tanpa henti. Jangan lupakan tatapan tak suka yang dilontarkan pada mereka.

Tapi, tidak semuanya kok seperti itu. Setidaknya masih ada beberapa orang yang mendukung hubungan mereka. Untuk itu beberapa pasang mata itu, mereka tidak tahu seberapa bersyukurnya Seungmin.

Perundungan? Tentu Seungmin mendapatkan itu sesekali saat dirinya sedang tidak berada disekitar Hyunjin. Lagipula, ia juga memiliki sahabat yang akan senantiasa membelanya ketika dirundung. Jadi, untuk apa ia khawatir? Ia punya segelintir manusia baik dihidupnya, ini adalah salah satu hal yang disyukurinya setiap saat.













































































































"Hyunjin. Sabtu besok ayo kita date . " Ajak Seungmin yang tentu buat Hyunjin terkejut setengah mampus. Seungmin mengajaknya kencan?

"Hah? Enggak salah denger nih? " Goda Hyunjin. Takutnya dia halu doang gitu. Habisnya kan ini langka banged kejadian sampai dia aja gak yakin ini kenyataan.

Seungmin merotasikan bola matanya jengah. "Ayo. Kita. Kencan. Besok. Sabtu. Gak. Mau. Tau. Pokoknya. Harus. Jadi. "

Karena mendengar penuturan Seungmin yang sudah pakai penekanan disetiap katanya, maka Hyunjin menganggap ini adalah realita dan serius.

"Siap, yang mulia ratu. Waktu dan tempat kabari saja nanti. "

"HEH! SIAPA YANG LU PANGGIL RATU? "

TBC

𝙙𝙖𝙨 𝙂𝙚𝙝𝙚𝙞𝙢𝙣𝙞𝙨 (ꜱᴇᴄʀᴇᴛ) - 𝗦𝗲𝘂𝗻𝗴𝗷𝗶𝗻Where stories live. Discover now