Chapter 14 🥑

195 20 7
                                    

hi semua untuk cerita ini stravberryxxn yang lanjutin ceritanya berhubung maaf banget aku kehabisan ide jadi untuk tamatin cerita ini stravberryxxn yang akan ambil alih
maaf ya aku ngecewain kalian karna gak bisa lanjutin cerita ini, makasih buat kalian 💕 kemungkinan aku bisanya buat oneshoot jadi bisa langsung end
sayang kalian 💕

btw

Happy Reading ^^

Dilihat dari sikap Hyunjin, sepertinya ia sudah mengetahui hal itu. Ya, hal mengenai permintaan Seungmin untuk membatalkan pertunangan diantara keduanya.

Semua hal itu terbukti jelas sekali. Mulai dari Hyunjin yang tiba-tiba muncul didepan rumahnya dan memintanya untuk turun menemuinyaㅡuntung saja saat itu orangtuanya tengah tidak ada dirumahㅡ, sampai Hyunjin yang selalu berusaha menemukan celah untuk berbicara padanya disekolah.

Seungmin semakin bingung dengan perubahan sikap Hyunjin yang seolah-olah masih menginginkan adanya ikatan ini diantara mereka. Sebelumnya saja, dia masih sibuk hampir setiap harinya pergi berkencan dengan yang lain. Sekarang, ia sibuk mengejar Seungmin agar Seungmin mengubah keputusannya.

Sebenarnya, apa yang diinginkan Hyunjin?

Seungmin sedari dulu selalu berusaha keras untuk tidak terlalu terlihat mengekang Hyunjin. Walaupun itu sangat sakit baginya. Ia hanya tidak ingin Hyunjin merasa tidak nyaman dengannya. Tapi bukan berarti, Seungmin adalah manusia yang tidak memiliki perasaan.

Jika saat dirumah, Hyunjin tidak terima olehnya, maka disekolahlah jawabannya agar ia dapat bertemu dengan Seungmin. Pria tampan itu selalu berusaha mencuri waktu barang sedikit agar bisa berbicara empat mata dengannya yang tentu saja banyak halangan dan rintangannya. Namun, tidak dengan Seungmin. Ia sudah terlalu malas berhadapan dengan pria itu.

Malang nasib Seungmin hari ini. Ia sudah sangat lapar, bahkan cacing didalam perutnya saja sudah berdemo. Ia tinggal hanya memesan makanan saja. Namun, Seungmin mengurungkan niatnya karena pemandangan yang terpampang jelas didepannya.

"Hyunjin, aaa. " Ujar seorang gadis yang tidak ia kenal sedang menyuapi Hyunjin sebuah cupcake yang berada ditangannya.

Keduanya tengah sibuk di Kantin untuk sesi suap-menyuap diantara mereka. Belum lagi banyaknya orang yang menyaksikan kejadian itu. Hal ini tentu membuat Seungmin yang tadinya sangat lapar menjadi menguap seketika.

"Nitip deh, apa aja. " Tutur Seungmin sembari memberikan Felix beberapa lembar kertas uang.

Mengetahui perubahan eskpresi kawannya, Felix langsung mencoba menyadari apa yang tengah terjadi. Ah, Hyunjin. "O-oh, oke akan aku belikan. "

Changbin yang tidak mengetahui apa-apa, mencoba untuk diam dan menutup mulutnya. Tak ingin memaksakan kehendak Seungmin sama sekali.

"Seungmin kenapa? " Tanya Changbin pada Felix yang berada disampingnya.

Bukannya menjawab, Felix malah menaruh jari telunjuknya didepan bibir miliknya. "Nanti aku ceritain, bukan sekarang. "

Changbin tersenyum menatap Felix dan mengusak surai lelaki yang sudah menjadi miliknya itu gemas. "Baiklah. "

"Jangan diberantakin! Nanti kalau jadi berantakan gimana! " Oceh Felix.

"Iya-iya, enggak kok. " Changbin langsung nurut kalau Felix udah ngoceh.

Kembali pada Seungmin yang berjalan kembali menuju kelasnya. Semuanya masih basah dipikirannya. Apalagi ketika sosok Hyunjin yang senang dan ceria dengan perempuan itu.

Meskipun hubungan diantara keduanya sudah berakhir, namun hal itu tidak menyurutkan rasa cinta yang masih bergelora didadanya terhadap pria itu. Jujur, Seungmin cukup senang ketika Hyunjin menginginkan dirinya untuk tidak membatalkan pertunangan mereka. Namun, jika dilihat sekarang? Sepertinya semua itu hanya formalitas belaka?

Ya, sudahlah. Lagipula, hubungan diantaranya sudah berakhir. Walaupun sepihak dan tidak ada kejelasan lagi dari pihak Hyunjin termasuk anaknya sendiri. Seungmin memutuskan hal ini karena ia merasa kasihan pada dirinya sendiri.

Ia merasa bahwa sangat bodoh untuknya jatuh berkali-kali pada rasa sakit yang sama juga untuk bertahan setiap kalinya. Sampai tiba pada suatu titik dimana Seungmin merasa ia ingin dicintai dengan tulus dan pastinya dengan tidak adanya orang lain diantara mereka.

Dirinya tahu bahwa tidak akan ada yang bisa menghentikan sosok orang ketiga dalam sebuah hubungan. Namun ada komitmen dan hati yang harus dijaga setiap harinya.

Ah, sudahlah. Tidak akan ada habisnya bila membahas Hyunjin terus-menerus. Apalagi mengenai Hyunjin dan para gebetannya. Bukannnya selesai malah menambah goresan dihatinya.

Sekarang, ia harus lebih lagi dalam mencintai dan mempedulikan dirinya agar tidak terjatuh dilubang yang sama.






















































Pelajaran Fisika benar-benar membuat otak dan kepalanya kebakaran. Bila bisa meledak, pasti ia yakini sudah meledak dari dulu. Jadi berhubung ulangan akhir sudah dekat, Seungmin akan pergi ke Perpustakaan untuk mencari materi dan contoh soal.

Awalnya, semua berjalan baik. Sembari berjalan, Seungmin sesekali membuka buku yang berada ditangannya menuju Perpustakaan. Felix? Tengah menghabiskan waktu untuk berduaan. Jadilah Seungmin sendiri saja. Lagipula ia akan belajar.

Semuanya biasa saja hingga sosok yang tak ingin ia temui datang dan memanggil namanya dilorong. Tentu hal ini akan menjadi pergunjingan diantara siswa pastinya. Siap tak siap, Seungmin harus siap menjadi bahan gossip mereka.

"Seungmin. "

"Berhenti, Seungmin. "

"Seungmin, ayo bicara. "

"Seungmin. "

Seungmin mempercepat langkahnya agar Hyunjin tidak kembali mengejarnya. Namun, apa boleh buat. Hyunjin tetap saja mengejarnya. Sebenarnya mau apa sih dia? Kalau memang dia ingin bermain dengan yang lain, maka lepaskan saja Seungmin. Untuk apa Seungmin masih ditahan? Bukankah itu hanya memperhambat kencan spesialnya bersama kekasih barunya?

Merasa diacuhkan, Hyunjin berusaha lebih keras lagi daripada hanya menanggil nama dan mengancamnya. Ia mulai berlari menyamakan posisi Seungmin yang berjalan cepat dan mencoba menghindari pria itu.

"Seungmin, berhenti. " Hyunjin menjegatnya didepan dengan napas yang tidak beraturan. Tentu membuat Seungmin berhenti dan menatapnya malas.

"Minggir. " Jawabnya ketus.

Seungmin benar-benar tidak ingin berurusan dengan Hyunjin barang sedikit dan seujung jaripun. Kalau bisa, lebih baik jangan bertemu. Karena itu hanya bisa membuka kenangan dan luka lama dalam dirinya.

Hyunjin memegang pergelangan tangan milik yang lebih pendek. "Seungmin, ayo bicara. "

Namun, Seungmin berusaha melepaskannya. Ia belum siap untuk bertemu kembali dengan Hyunjin secepat ini. "Lepas. "

"Seungmin, ada yang ingin ku sampaikan. " Ucap Hyunjin berusaha sebaik mungkin menggunakan waktu yang ada.

Seungmin menghembuskan napasnya kasar. "Apa yang ingin kau sampaikan? Bukankah semuanya sudah jelas? "

Hyunjin merasa sedikit tersakiti ketika mendengar ucapan dingin dan ketus dari lelaki manis didepannya. Dirinya merasa buruk untuk Seungmin. "A-akuㅡ"

"Hyunjin, ayo kita makan siang bareng. "

Namanya juga Hwang Hyunjin. Pangeran sekolah yang tidak pernah terlepas dari yang namanya perempuan. Perempuan itu langsung menggandeng tangan Hyunjin dan menariknya pergi dari hadapan Seungmin. Bahkan, Hyunjin sama sekali tidak melawan perlakuan perempuan itu.

Seungmin tersenyum miris. "Jadi, apa yang ingin dibicarakan? Sudah jelas semuanya. Kau saja bahkan tidak bisa menolaknya. "

TBC

see u di oneshoot semua ❤- cherrymint00

𝙙𝙖𝙨 𝙂𝙚𝙝𝙚𝙞𝙢𝙣𝙞𝙨 (ꜱᴇᴄʀᴇᴛ) - 𝗦𝗲𝘂𝗻𝗴𝗷𝗶𝗻Where stories live. Discover now