Prologue • Where Are You?

97 9 1
                                    

“Natie… Natie… Kamu dimana?”

Terdengar suara imut anak kecil yang menggemaskan. Anak itu sedang melangkah menggunakan kedua kakinya yang mungil, sesekali menoleh kesana kemari. Sementara kedua tangannya sibuk menahan rok gaunnya yang menyentuh lantai.

Ia mendesah. Sudah bermenit-menit ia mencari temannya, sekaligus sepupunya. Ini memang selalu terjadi setiap kali mereka bertengkar. Pangeran Nathan Bloomsdark, atau biasa ia panggil dengan sebutan Natie, adalah seorang Fae Light berambut pirang. Ia mempunyai kemampuan untuk mengatur cuaca dan bisa mengeluarkan cahaya kuning. Fae Light juga termasuk golongan Fae yang memiliki trik sihir hebat sekaligus membahayakan, yaitu membelokkan cahaya.

Mereka bisa membuat tubuh mereka tak terlihat.

“Natie...” Gadis kecil yang baru berumur 5 tahun itu mulai menyerah. Ia menghentikan langkahnya, dan hanya menatap kosong lorong istananya yang gelap. Wajar karena sudah malam hari.

“Natie... Jess mau minta maaf,” bisik gadis itu sambil menundukkan kepalanya. “Jess gak bermaksud buat Natie marah. Jess gak mau Natie marah... Jess nanti sedih...”

Balasan yang ia dapatkan hanya keheningan. Jess bahkan bisa menangkap suara lentera di dekatnya yang nyala-redup, serta angin semilir yang lolos masuk dari celah jendela.

Tungkai gadis itu seketika melemas, dan ia jatuh merosot ke lantai. Sambil memeluk lututnya, gadis itu mulai menangis. Ia teringat bagaimana ia sukses membuat temannya marah. Ia tak sengaja merusak mainan milik Nathan, yang merupakan hadiah yang didapatnya dari Ibunya, Sang Ratu Peri Lebah.

•••▪︎♡▪︎•••

"Mainan apa itu?" Tanya Jess penasaran. Baru pertama kali gadis Fae itu melihat mainan yang memiliki bentuk aneh. Mainan itu memiliki empat roda hitam yang menopang bagian tubuhnya.

Mainan yang bahkan bisa bergerak sendiri.

"Mobil," jawab Nathan singkat. Temannya itu sibuk memencet tombol-tombol merah pada alat yang sedang digenggamnya. Belum sempat Jess bertanya lebih lanjut, mainan kecil itu kembali bergerak, kali ini ke arahnya.

"Kyaa!!" Karena terkejut, gadis itu langsung menendang-nendang kakinya. Ia lalu menutup kedua matanya dengan tangannya. "Serem! Jess takut! Huaa!"

"Apa yang sudah kamu lakukan?!" Nathan sudah mencengkeram pergelangan tangannya. Jess berhenti terisak, dan terbelalak saat melihat mainan itu yang sudah tak bernyawa di sudut ruangan.

Ia tanpa sengaja menendang mainan favorit Nathan, dan kini tak ada yang bisa memperbaikinya, bahkan sihir hebat Fae.

Karena mainan itu diciptakan di dunia manusia.

"Natie..." Bisik Jess dengan suara lirih. Tubuhnya bergemetar. Ia bisa melihat ekspresi temannya yang langsung berubah drastis.

"Natie... maaf-"

"Keluar."

Deg! Meskipun Nathan tidak meneriakinya, itu sukses melukai hati gadis kecil itu.

Masih sambil memalingkan wajah, Nathan kembali bergumam. "Keluar."

Jess buru-buru bangkit dari lantai, kemudian menyeka air matanya. Sebetulnya ia hendak meminta maaf lagi, namun dilihat dari ekspresi Nathan, sepertinya ia tak memiliki kesempatan lagi untuk berbuat demikian.

Setelah Jess menutup pintu, tiba-tiba terdengarlah suara keras dari dalam ruangan. Jess buru-buru mengintip dari celah pintu.

Ia melihat Nathan membanting alat kontroler mobil itu. Temannya sampai mengepalkan tangannya, dan selang beberapa detik, ia menginjak-nginjak mainan kesayangannya sampai hancur tak berbentuk.

•••▪︎♡▪︎•••

Natie, pikir Jess, masih sambil menguburkan kepalanya. Maafin Jess...

Sambil terisak, ia mencoba mengingat-ngingat lagi kesalahannya. Tak pernah sekalipun Nathan mendapatkan hadiah langka seperti itu, benda yang hanya bisa ditemukan di dunia manusia.

Ibu Nathan, Ratu Lexy, sempat tinggal di dunia manusia selama 17 tahun sebelum akhirnya menikah dengan suaminya dan kini memerintah di Alther Suliris, wilayah kaum peri lebah. Jess pernah mendengar kisah mereka. Tentang bagaimana dua orang Fae bisa menjadi pemimpin untuk kaum peri lebah.

Tapi sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal itu.

Bagaimana caranya agar Natie bisa memaafkanku? Pikir Jess lagi. Saat ia hendak berpikir lebih lanjut, bahunya tiba-tiba disentuh dengan pelan.

Ia tersentak dan menengadah, mendapati wajah familiar yang sedang menatap langsung wajahnya. Lelaki yang usianya terpaut 3 tahun darinya, dengan rambut pirangnya yang hampir menutupi mata birunya.

Cahaya terang berwarna kuning merebak ke sepenjuru ruangan, menyelimuti tubuh mereka berdua. Sekarang Jess tak lagi merasa menggigil, karena ia sudah mengenali betul cahaya yang terasa familiar ini. Cahaya yang selalu menemaninya dalam kesepian, sekaligus cahaya milik seseorang yang ia sayangi.

"Natie."

***

Hai guys! Mohon supportnya berupa vote atau komen ya! :) Dan juga, tenang saja. Kisah season 3 ini bisa dibaca tanpa harus membaca season sebelumnya. Tapi buat yang penasaran ama kisah S1 sama S2 nya, boleh baca di NT/MT. (Dua2nya sudah tamat :D )

S1 sama S2 itu cerita tentang apa sih? Jawabannya: Kisah cinta kedua orangtua Jess dan Nathan :D

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

S1 sama S2 itu cerita tentang apa sih? Jawabannya: Kisah cinta kedua orangtua Jess dan Nathan :D

Sekian infonya. See u~

Wings & SoulWo Geschichten leben. Entdecke jetzt