Sihir Api

1.1K 119 28
                                    




Udara diruangan itu terasa sesak, rasa-rasanya Athanasia ingin angkat kaki dari sana.

Ia sudah menduga reaksi sang ayah akan seperti ini. Dan bisa dipastikan akan sangat sulit buatnya untuk membujuk Claude agar mengizinkannya untuk bersekolah di OCA.

Ck, merepotkan sekali.

Menghela napas, Athanasia masih mempertahankan senyum 'cantik' miliknya. Karena sudah begini, aku tak boleh mundur.

Sedangkan Lucas menatap Athanasia dengan penuh minat. Tak menyangka gadis itu berani berkata lantang ingin bersekolah di sekolah sihir disana, padahal sudah jelas Sang Raja itu seperti apa wataknya jika menyangkut putrinya.

Lagipula buat apa pula dia belajar disana? Jika ingin menguasai sihir yang lebih hebat, sang Putri bisa belajar darinya.

Maksudku, hey! Ia si penyihir menara yang hebat itu lho! Mempelajari sihir darinya dan menjadikannya mentor mereka sudah pasti akan membuat mereka menjadi penyihir yang luar biasa.

Tidak perlu lagi susah payah untuk bersekolah ke tempat yang tidak jelas itu, cukup belajar dariku maka masa depanmu akan cerah. Batinnya penuh percaya diri.

Tapi ia yakin jika ia mengatakan seperti itu pada sang Putri, bukannya senang, Athanasia hanya akan memandangnya dengan pandangan jijik yang membuatnya kesal.

"Tidak boleh," suara dingin Claude membuat Lucas kembali ke alam 'kenyataan'.

Dilihatnya dengan iris rubynya, ayah dan anak saling menatap.

Yang satunya dengan pandangan dingin dan menusuk, jangan lupakan aura mengerikan yang menguar dari sekujur tubuh sang Kaisar.

Lalu satunya lagi dengan pandangan keras kepala dan pantang menyerah. Tatapan matanya seakan mengatakan ia tak akan mundur jika tak diizinkan oleh sang ayah.

"Tapi ayah, a-aku ingin belajar disana. Sungguh. Kumohon izinkan aku belajar disana. Aku berjanji akan kembali saat liburan," ucap Athanasia gugup.

Bagaimana tidak, ia saat ini sedang ditatap oleh Raja Yama ok? Rasanya begitu mencekik sekali.

Claude dengan pandangan yang semakin mengerikan, berdiri dari kursinya, "Aku bilang tidak artinya tidak," suaranya yang dingin menggema keseluruh ruangan.

Ia pun segera angkat kaki dari sana dengan langkah cepat, jika berlama lagi disana,bisa-bisa ia akan meledak sewaktu-waktu dan menakuti Athanasia.

Felix yang sedari tadi diam hanya mengikuti Rajanya seraya menatap Athanasia dengan pandangan khawatir.

***

Sunyi.

Setelah kepergian Claude, ruang makan istana langsung hening seakan tidak ada orang disana.

Hanya tersisa si kepala hitam dan pirang yang sedari tadi diam sejak Sang Raja pergi dengan aura yang tak mengenakkan.

Athanasia hanya bersandar di sandaran kursi dengan wajah lelah.

Sekarang ia bingung bagaimana cara membuat sang ayah mengizinkannya bersekolah.

Lucas yang sedari tadi jengah dengan keheningan-yang menurutnya busuk ini- membuka mulut, "Kenapa kau ingin sekali bersekolah disana?"

Mendengar suara itu, Athanasia menoleh ke arah Lucas.

Pemuda itu menatapnya dengan bertopang dagu.

Memperbaiki cara duduknya, "Karena aku ingin belajar disana."

"Kau bisa belajar denganku."

"Kau?"

Un Autre FuturWhere stories live. Discover now