Samuel vs Bulan

1.9K 124 1
                                    

Samuel langsung tersenyum jahil saat melihat Bulan ke dalam rumah. Tawaan khas Muel menggema di dalam rumah, jangan lupakan yang satu ini 'Samuel suka tertawa di atas penderitaan Bulan' benar-benar abang yang jahat!

"Apa lo lihat-lihat?" tanya Bulan menatap Muel sinis.

"Muka lo makin jelek!" jawabnya santai kemudian kembali tertawa.

"Bang Rafa ...!" Bulan merengek manja sambil memanggil nama Rafa.

"Dia gak ada di rumah!" jawab Samuel santai.

Bulan menatap Muel sendu. Tidak ada Rafa katanya? Oh, Ayolah ... Bulan tidak bisa sehari tanpa Rafa. Lebay!

"Bang Muel ...," rengek Bulan manja.

Muel memutar bola matanya malas. Bulan akan memanggilnya abang jika ada maunya.

"Apa?"

"Bulan pengen yang anget-anget," ucap Bulan mengedip-ngedipkan matanya.

"Gak," tolak Samuel bersedekap dada.

Samuel menolak? Oke, Bulan akan mengambil jalan ninja.

"Hua ... Abang Rafa ... hiks ...," Bulan menangis meraung-raung, tapi Muel tetap sama seperti tadi. Datar dan diam!
Jika sudah seperti ini Bulan tidak bisa merengek. Hari ini Muel benar-benar menyebalkan!

Bulan mendesah kecewa lalu pergi menuju lantai dua dengan wajah ditekuk. Samuel pergi ke dapur untuk membuatkan permintaan Bulan. Muel membuka lemari es, kosong! Hanya ada susu cair, buah dan satu bungkus spaghetti. Tidak ada pilihan lain ia akan memasakkan spaghetti untuk adiknya.

Setelah dirasa cukup lezat, Muel beranjak dengan membawa nampan yang berisikan spaghetti dan susu coklat hangat.

Ceklek!

Kosong! Ke mana Bulan? Terdengar suara germicikan air dari dalam kamar mandi. Tak lama kemudian Bulan keluar dengan piyama yang berkarakter panda dan handuk di kepalanya.

"Ngapaiin?" tanya Bulan sewot.

"Nih, makan!"

Bulan langsung mengangguk antusias. Sebenarnya bukan spaghetti yang ia inginkan, tapi berhubung Muel sudah memasakkannya ia tidak menolak. Bulan melahap makanannya dengan sangat rakus. Muel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Uhukk!

Dengan sigap Samuel langsung memberi susu coklat kepada Bulan. "Pelan-pelan makanya!" Bulan hanya nyengir tanpa dosa.

"Makasih abangku tersayang ...." Bulan memeluk erat tubuh Muel. Dengan senang hati Muel menyambutnya.

"Abang pulang ...!" teriak Rafa dari bawah. Samuel mendesah kecewa. Bulan langsung berlari keluar kamar sambil berteriak memanggili nama Rafa.

"Rafa ...." Bulan dengan semangat lalu memeluk erat tubuh Rafa, Rafa membalas pelukannya.

Bersambung
Samuel sendiri lagi, nih. Gadak yang mau nemenin?

Bos Galak (ON GOING) Where stories live. Discover now