Bab 19: KASIH YANG TERPENDAM

1.1K 210 142
                                    

warning: a long chapter, please read in a comfortable way









"Hansung..."

"Awas!"

Sebuah anak panah melesat lagi. Hoseok mendorong bahu Yoongsun tepat sebelum mata panah itu mengenai dada sang raja. Sebagai gantinya Hoseok yang terluka. Lengan bawahnya tersayat; dia berdarah. Dia melihat kepada Hansung yang menarik anak panahnya yang lain, tapi saat itu arahnya berubah sedikit, ke titik di mana Yoongi berdiri.

"Tidak! Yoongi!"

Slep! Panah melesat; ternyata bukan ke arah yang Hoseok kira. Dia yang tadinya hendak memalangi Yoongi pun terkesiap, dan ketika dia berbalik, sang raja ambruk dengan anak panah yang menancap di bagian dada kanannya.

"Yoongsun!!"

Yang baru saja dilakukan Hansung itu hanyalah sebuah trik untuk menipu. Hoseok tidak tahu.

"AAARRGGGHHH!! HANSUUUNG!!"

Bak tak merasa nyeri, Yoongsun mengaum keras, bangkit dan begitu saja mencabut panahnya hingga darah dari lukanya terciprat sampai ke muka. Dia melempar panah itu, lalu menggenggam pedangnya, namun baru sadar juga kalau luka itu ternyata membuat genggamannya menjadi lemah. Sialan, umpatnya dalam hati. Dia gemetaran.

Pada para prajurit, Hoseok berteriak, "Lindungi Yang Mulia!"

"Minggir kalian!"

"Yoongsun!"

Yoongsun tidak mau mendengar Hoseok karena ia tidak lagi peduli pada apapun kecuali seseorang yang datang kepadanya dengan sebuah anak panah sebagai sapaan itu; yang mungkin saja datang mengajaknya bertarung untuk kedua kali—atau bisa jadi yang terakhir. Ia menarik pedangnya, berniat untuk berlari menerjang angin yang bercampur asap, namun Hoseok menahannya. Lengan lelaki itu melingkar di perutnya dengan kencang.

"Hoseok!! Lepaskan!!"

Di sisi lain Yoongi tidak bisa berkata-kata saking ketakutan. Wajahnya memucat, matanya memandang kekacauan itu dengan ngeri. Hoseok dihadapkan antara dua pilihan; menyelamatkan Yoongsun atau Yoongi. Dia tidak mau keduanya berada dalam bahaya. Yoongsun bisa mati kalau dibiarkan bertarung dengan Hansung. Yoongi pun sama, posisinya tidak menguntungkan karena dia tidak bisa apa-apa. Hoseok tidak boleh lalai; ini genting.

"Pengawal! Bawa Pangeran Agung pergi dari sini!"

"Tidak! Lepaskan aku!" Yoongi berteriak karena tiba-tiba saja tubuhnya dibopong. "Hansuuung!! Hansuuung!!"

Hoseok melihat Yoongi meronta tak terima, namun dia tidak punya pilihan lain. Prioritasnya ada pada Yoongsun yang dengan susah payah coba ia seret mundur.

"Aku akan membunuhnya!"

"Tidak!"

Hansung turun dari kuda, mengambil sebilah pedang dari genggaman prajurit yang telah tewas, lalu berjalan dengan mantap ke altar, memijaki titian tangga menuju sang raja.

"Yoongsun..." panggilnya dari kejauhan.

Serasa ada desir-desir yang merayap dalam benak Yoongsun ketika dia mendengar suara itu. Bayang masa lalu menghantamnya; karena dengan nada yang sama, dan dengan raut yang sama pula Hansung pernah memanggilnya dahulu, ketika mereka berduel di suatu malam yang lembab beberapa tahun lalu.

Hansung mencapai puncak, ia berdiri di titian terakhir. Busur dan sisa anak panah yang dia bawa di punggungnya kemudian ditanggalkan, dilempar jauh dari situ. Yang tersisa hanya sebilah pedang di tangan kanannya.

Yoongsun bergumam, "Lepaskan." pada Hoseok yang kunciannya tak lagi seketat tadi. Lelaki itu didorong agar ia bisa melepaskan diri. Lalu dia pun mengangkat kepalanya, dan bertemulah lagi ia dengan manik cokelat bayan yang memantulkan cahaya dari percik api itu. "Hansung..."

moonshadow [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang