Bab 12: MEMBURU MANGSA

1.3K 267 93
                                    


Hoseok secara diam-diam memerintahkan anak buahnya untuk mengawasi balai pertemuan dan minta supaya mereka melapor padanya jika terjadi sesuatu. Dia mendengar kabar bahwa Seokjin dibawa keluar dari balai dengan pegawalan ketat dan sepertinya pangeran itu juga terluka. Hoseok jadi ingin tahu apa yang sebenarnya Yoongsun lakukan di sana. Kemudian ia pun datang ke balai, menemukan Yoongsun yang belum beranjak dari tempatnya. Di sana sang raja sedang duduk di tahta, tanpa ada siapapun kecuali para prajurit dan juga pelayan yang berdiri tiap sudut termasuk di pintu. Saat hendak masuk Hoseok dihadang, namun Yoongsun memberi perintah kepada para prajurit itu untuk memberinya jalan.

"Yoongsun."

Dari kejauhan, Hoseok melihat kilau permukaan pedang yang memantulkan cahaya lentera. Yoongsun duduk di tahtanya dengan satu tangan menggenggam pedang itu.

"Apa yang baru saja terjadi?" tanya Hoseok.

"Kenapa kau datang kemari?"

"Jawab pertanyaanku."

Yoongsun menjawab santai. "Tidak ada yang penting. Aku hanya habis memberi gertakan pada seseorang."

"Pamanmu. Pangeran Agung Seokjin."

Sang raja memandang Hoseok dan diam sebentar, agak terkejut juga sepupunya langsung menembak seperti itu.

"Iya. Kau benar."

"Apa yang kau rencanakan... dengan menahannya di istana?"

"Hansung dan saudara kembarku benar berada di tangannya, dia akui itu. Dan, dia seperti induk bebek. Kalau induknya tak ada, anak-anaknya akan kalang-kabut kehilangan pegangan dan arah. Saat mereka seperti itu, tidak ada salahnya aku maju, bukan?"

Hoseok menaikkan sebelah alis. Belum sempat dia bicara untuk menanggapi, seorang prajurit berlari ke hadapan Yoongsun kemudian memberi hormat.

"Yang Mulia, Jenderal Kim telah tiba."

"Suruh dia masuk."

Hoseok menoleh ke belakang. Dari kegelapan muncul sosok Namjoon dan jubahnya yang berkibar tertiup angin. Sempat selama sedetik dia melirik kepada Hoseok, seperti ingin menyampaikan sesuatu. Hoseok sendiri tidak tahu kalau Namjoon akan dipanggil kemari, setelah sekian lama tidak diacuhkan oleh Yoongsun.

"Hamba datang menghadap." Namjoon memberi sujud, kemudian bangkit dan berlutut setelah diminta.

"Kau kupanggil kemari karena aku ingin mendengar apa saja yang telah terjadi selama kau kutugasi mengawasi saudara kembarku di luar istana."

Namjoon mengangkat kepalanya sedikit, dan sempat melihat ada bekas darah yang mengering di ujung mata pedang rajanya. Ia tidak tahu apa yang terjadi sebelum ia dipanggil ke istana, tapi ia duga ada sesuatu. Hanya saja, Namjoon berpikir bahwa tidak mungkin rajanya sempat bersitegang dengan Hoseok karena pangeran itu terlihat baik-baik saja.

"Aku butuh cerita darimu, bukan hanya dari Hoseok karena dia tidak suka berkata jujur padaku," kata Yoongsun menambahi.

Hoseok yang berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung itu mendecih lalu tertawa remeh. "Apa-apaan itu?"

"Hoseok, aku tak memintamu untuk menginterupsi."

Hoseok menutup matanya dan merengus sambil tersenyum. Yoongsun galak sekali. Rupaya dia memang masih tak tenang walau telah menjebloskan pamannya ke penjara. Hoseok kira dia sedang menginginkan sesuatu yang lain; belum puas sampai di situ.

Karena Namjoon tidak juga bicara, Yoongsun pun mengangkat dagu, memperlihatkan wajah yang keras dan sama sekali tak ramah. Dia turun dari tahtanya kemudian kepada Namjoon dia bertanya, "Jenderal Kim Namjoon. Jawab. Kenapa kau diam saja?"

moonshadow [pjm x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang