11; i wan't you

7.3K 501 59
                                    

" Ahh─ ah daddy nyahh─ "
Surai hitamnya sudah penuh akan keringat, mendongak kala ia rasa penisnya membesar dan memuntahkan seluruh cairannya dalam lubang berkedut menelan habis spermanya.

Tangannya terulur mengambil amplop coklat di atas meja nakas, mencabut miliknya dan bangkit  melempar amplop coklat pada pria manis yang tersenyum ke arahnya menjilati sisa sperma yang keluar dari dalam lubangnya.

" Pergilah "

" Thank you daddy " Ucapnya sensual bangkit lalu menggunakan pakaiannya kembali, berhenti sejenak di hadapan pria tan lalu menjilat sensual bibir bawahnya persis seperti jalang.

" Daddy~ jika kau membutuhkanku jangan sungkan untuk menghubungi, lubang ku terbuka untuk daddy "
Lalu berjalan pergi meninggalkan sosok pria tan dengan celana pendek menghela nafas malas.

•••

" Jungkook.. " Entah bagaimana jimin melihat jungkook menangis dengan meringkuk memeluk kedua kakinya, yang ia katakan hanyalah tidak dan tidak bahkan jungkook menepis kasar tangan jimin saat pria itu berusaha untuk mengelus surainya sekedar menenangkan.

" Tidak.. Hyung jangan lakukan itu padaku takut takut hiks " Tangannya masih berusaha menyingkirkan tubuh jimin yang memeluknya, semakin mengerat saat jungkook berusaha mendorong.

" Maaf maaf, hyung tidak bermaksud maaf " Ucapnya mengelus pelan punggung kekasihnya, selanjutnya  jungkook menutup mulutnya sendiri, mendorong kasar tubuh jimin hingga terhuyung kebelakang ia melihat jungkook berlari memasuki bilik kamar mandi.

Hingga detik selanjutnya terdengar suara mual, mengerutkan dahi berfikir apa jungkook sakit. Maka dengan tergesa tubuhnya bangkit dan berlari mendobrak pintu kamar mandi.

Dilihatnya jungkook terduduk lemas dengan cairan putih meleber ke lehernya, kakinya dengan secepat kilat menghampiri tubuh jungkook.

" Jungkook! Kenapa?! " Tanyanya khawatir membersihkan mulut jungkook menggunakan lengan bajunya. Yang ia dapatkan hanyalah gelengan lemah bahkan sepatah katapun tak ia dapatkan.

" Kita kerumah sakit sekarang! " Jimin berusaha membopong tubuh ringkih itu, namun dengan cepat jungkook mengeleng mendorong lemah tubuhnya.

" Tidak.. Hyung bayi.. " Tubuhnya terkuai lemas, jungkook pingsan dalam pelukan jimin, apa bayi? Otak jimin seakan berputar pada porosnya 360° berusaha mencerna apa yang jungkook kata barusan, hingga tersadar tubuhnya bangkit membopong tubuh jungkook.

•••

" Sebaiknya jangan terlalu banyak pikiran, kondisi bayinya lemah saya akan memberikan beberapa resep obat "
Jimin hanya mampu meneguk liurnya kasar, bukan tentu saja itu bukan anaknya sejauh ini bahkan sekalipun ia tak pernah melakukan hubungan badan dengan jungkook.

Tangannya mengepal kuat mengigit pipi bagian dalamnya, lidahnya kelu untuk berucap kata sedikitpun tak habis pikir dengan apa yang barusan ia dengar, kehamilan jungkook itu adalah suatu peruntuh rencananya.

Kakinya melangkah menatap jungkook yang balik menatap dirinya bingung, berdehem singkat guna mencairkan suasana.

" Sudah? Bayi siapa itu jungkook." Nadanya terkesan dingin membuat jungkook tercekat, membulatkan matanya sekilas mengigit bibir bawahnya.

Kali pertama ia melihat jimin semarah ini, kilatan matanya bahkan bisa dilihat guratan urat di sepanjang lehernya menandakan kekasihnya tengah menahan amarah berkecamuk.

" H-hyung aku bisa j-jelasー " 

" Katakan jung! "

Tangannya saling berpangutan bahkan tak berani menatap jimin sedikitpun jantungnya berdetak tak normal menahan air mata yang sudah membendung di pelupuk matanya.

Forbidden Bond | Taekook✔Where stories live. Discover now