quīnque

711 168 18
                                    

Doyoung tersenyum kecil melihat kertas di genggamannya. Kertas berwarna kuning dengan goresan tinta hitam yang mendamaikan hatinya.

Perlahan dia mulai menerima keberadaan secret admirer-nya yang hobi mengirimkan surat dengan beberapa kata. Kali ini berhasil membuat Doyoung menyimpulkan satu hal,

Ini adalah sebuah lagu untuknya.



"if you can feel it too, would you love?"



Sepatah kata itu berhasil membuat pagi Doyoung menjadi penuh makna. Dia bahkan ingin melompat dari gedung saking senangnya.

Siapa sih yang menyibukkan diri mengirim surat berisi lirik lagu ini kepadanya? Apakah dia seistimewa itu bagi sang pengirim?

Doyoung mempunyai semakin banyak pertanyaan di benaknya.

"Doyoung, kamu sudah makan?" Tanya Hyunsuk ketika Doyoung sampai di ruang latihan Treasure. "Belum, hyung." Sahutnya dengan senyum tipis. Dia segera ditarik oleh Hyunsuk untuk bergabung di tengah ruangan dimana ada beberapa wadah berisi makanan tergeletak di sana.

Hyungnya juga sedang asyik mencomoti makanan yang menggiurkan jiwa dan raga manusia itu, tidak bisa dipungkiri bahwa Doyoung juga.

Dia duduk di sisi Hyunsuk yang menyodorinya sumpit dan wadah berisi nasi yang biasa dijual oleh swalayan. Namun lauknya sepertinya bukan masakan dari swalayan, terlihat seperti masakan rumahan.

Doyoung mencicipi satu potong omelet yang digulung seperti sushi. Matanya melebar ketika mendapati rasanya yang gurih dan lezat.

"Siapa yang memasak makanan rumahan seenak ini? Biasanya masakan Hyunsuk hyung sedikit terlalu asin, lalu kalau Jihoon hyung pasti hancur..." Celetuk Doyoung sambil menyomot lauk lainnya yang ada di atas meja. Kepalanya mendapat toyoran sakti dari Jihoon, "Enak saja! Kalau aku bilang ini buatanku, memangnya akan kuberikan padamu?!"

Hyunsuk yang sedari tadi kesal akhirnya meledak dan menggebrak meja. "Ini buatan Yedam! Puas? Sekarang makanlah dengan anteng." Ujar Hyunsuk yang sedang dalam beast mode karena ingin sekali menikmati masakan Yedam yang enaknya seperti buatan ibunya di rumah. Duh, Hyunsuk tiba - tiba jadi rindu sang ibu.

Doyoung terdiam. Diletakkan sumpit di atas meja dan berjalan menjauh dari sana. Dia merasa jijik dan benci. "Berani sekali manajer licik itu memeras para anggota dengan seonggok makanan kampungan dan murahan? Hah, menyebalkan." Gumamnya yang tanpa diketahui telah menghancurkan hati pendengar dari belakang pintu.

Yedam.

"Doyoung, apa sebenarnya salahku padamu?" Yedam menenggelamkan wajah pada kedua cakupan tangannya dan duduk di lantai. Memikirkan perkataan tajam Doyoung membuatnya frustasi dan sakit hati, seharusnya dia tidak berharap banyak dari tragedi kemarin.

Sementara itu, sepasang mata yang biasanya memancarkan kekaguman itu kini menggelap. Kenapa Yedam sangat memerhatikan dan memikirkan hyungnya yang satu itu?

Haruto tidak mengerti. Pokoknya dia harus mendapatkan Yedam!


***


"Yedam-ssi, bisakah aku meminta tolong padamu? Tolong pergilah membeli beberapa peralatan untuk vlive lusa. Tugas ketikmu sudah selesai bukan? Kalau belum, aku yang akan menggantikannya. Nanti akan kutunjukkan tempatnya lewat aplikasi peta." Yedam mengangguk. Dia mengotak - atik ponselnya sebentar dan kemudian memperlihatkan pada perempuan cantik di hadapannya.

"Baiklah, berhati - hatilah nanti Yedam-ssi!" Ujarnya dengan lambaian tangan dan pergi dari hadapan laki - laki imut tersebut. Dia berjalan kembali ke ruang latihan untuk mengambil tasnya.

"Oh, Yedam-ah. Kamu darimana?" Tanya Hyunsuk ketika dia melihat sosok kurus Yedam berjalan masuk melewati ambang pintu. "Tadi aku bertemu dengan Yujin noona. Apa kalian membutuhkan sesuatu?"

Mashiho berdiri dan menariknya untuk duduk. Dia lalu memeluk lengan Yedam dan bermanja ria padanya, membuat Yedam merasa sedikit canggung tapi tidak menolak juga. Maksudnya, siapa sih yang bisa menolak pesona Mashiho?!

"Yedam-ah, aku ikut denganmu ya keluar hari ini?" Tanya Mashiho dengan mengeluarkan jurus puppy eyes nya. Yedam membuka mulut berniat untuk menolak namun sosok Mashiho tiba - tiba ditarik oleh sosok jangkung, Junkyu menjauh darinya.

"Tidak boleh, Shiho. Kau itu suka sekali menghilang kalau ke tempat - tempat ramai. Kau hanya boleh keluar jika bersamaku!" Junkyu mengeluarkan titah dan hanya mendapat respon berupa rengutan dari laki - laki super imut tersebut.

Yedam tertawa pelan melihat interaksi dua sejoli itu. Memang kapal MashiKyu itu biasa off-cam, mereka bermesraan ketika sedang berada dibalik layar jadi wajar kapal MashiKyu sudah sedikit karam di kalangan para penggemar.

"Bagaimana jika keluar bersamaku, hyung? Aku akan membantumu." Tawar Haruto menarik tubuh Yedam mendekat padanya. Tangannya merambat ke pinggang kecil Yedam dan melingkar disana. "Ah, Haruto, t-tunggu dulu... Aku tidak bisa bernapas!"

Haruto terkekeh dan melonggarkan pelukannya. Matanya tertuju pada paras Yedam yang sedikit terengah dan merona seperti orang sedang kepanasan. "Ada apa dengan wajahmu hyung? Kenapa memerah seperti itu, apa kau sakit?" Tanyanya pura pura khawatir sambil menahan tawanya.

Yedam menggeleng pelan dan memalingkan pandangan ke arah lain, tidak tahan melihat wajah Haruto yang berjarak sangat dekat dengannya. Tidak sengaja matanya bertatapan dengan manik hitam yang menatap dirinya dan Haruto dengan pandangan yang sulit diartikan.

Doyoung.

Apa salah Yedam lagi sekarang? Apa salah baginya berdekatan dengan Haruto? Apa salah jika dia mengakrabkan diri dengan para anggota?

Mengapa Doyoung... terlihat geram?





***




A/N: maap ya doyoungnya sensian di cerita ini🤣

Tacet ; DoDamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang