quattuor

745 173 22
                                    

"Kenalkan ini manajer baru kalian. Yedam, ayo kenalkan diri kamu dahulu." Ujar Manajer Go dan menarik Yedam hingga berada di sisinya. Yedam sedikit terhuyung karena kaget setengah mati, sedari tadi dia masih mencoba mencerna apa yang terjadi dalam kurun waktu sepuluh menit.

"H-halo, aku Bang Yedam. Asalku dari Seoul, lulusan SOPA dan Universitas Yonsei. Umurku 20 tahun. Semoga kita bisa bekerja sama, terimakasih." Sekelompok laki - laki di hadapannya menatap kagum sosok Yedam yang kebingungan mendapat tatapan seperti itu.

Apa sih yang mereka kagumi dari Yedam yang penuh kekurangan ini?

"Selamat datang, Yedam-ssi!" Seru mereka serempak dengan senyum manis namun tidak dengan satu orang yang hanya menatapnya datar.

Ya, Yedam sangat familiar dengannya. Surai merahnya terkibas angin ruangan dengan riuh, membuat Yedam ingin mengelusnya pelan. Rasanya tidak akan bisa.

Karena, sepertinya Doyoung tidak senang dengan kehadirannya.


***


"Yedam, kamu udah makan siang? Pasti belum. Nih makan dulu." Ujar Hyunsuk yang baru saja memasuki ruangan dengan botol air mineral dan dua bungkus sandwich di tangannya. Dia melihat Yedam sekilas sebelum duduk di sofa hitam.

Yedam menggeleng pelan, dia masih kenyang. Lagipula pekerjaannya saat ini belum selesai. "Tidak kak, terimakasih. Aku masih harus melanjutkan pekerjaanku." Tolaknya halus, menatap sebentar sosok Hyunsuk yang sudah duduk di sampingnya dan kemudian berkutat kembali dengan laptopnya.

Hyunsuk berdecak jengkel. Dia membuka bungkus sandwich dan meringsekkan roti isi tersebut ke mulut Yedam. "Makan saja deh. Aku tidak mau manajer Treasure sudah sakit di hari pertamanya bekerja."

Yedam menahan seulas senyum yang memaksa muncul di bibirnya. Mulutnya yang terisi penuh sibuk mengunyah sandwich yang disodorkan Hyunsuk padanya. Dia mengambil potongan sandwich tersebut dari tangan Hyunsuk. "Terimakasih banyak, Hyunsuk Hyung."

Hyunsuk balas dengan anggukan singkat.

"Yah hyung, kau tidak membelikanku juga?" Tanya Haruto yang berjalan menghampiri mereka sehabis melakukan hand-stand. Dia duduk di hadapan kedua manusia yang sedang asyik mengobrol itu.

Yedam dan Hyunsuk kompak mendongak untuk menatap kedatangan Haruto ke spot mereka. Hyunsuk menggeleng, "Tidak, Ruto. Kau kan' tidak terlalu suka sandwich begini," ujar Hyunsuk yang sudah tau dengan makanan kesukaan dongsaeng-nya itu.

Haruto cemberut, manik hitamnya mengikuti gerak gerik Yedam. Diam - diam Haruto tersenyum kecil, manis sekali. Rasanya dia tidak akan menyesal untuk menjalankan dare dari para hyungnya.

Tangan Haruto terulur untuk menggenggam pergelangan tangan Yedam yang memegang sandwich. Laki - laki tersebut menatapnya terkejut, namun tidak menolak juga. Yedam hanya terdiam menatap Haruto yang bertingkah aneh menurutnya.

Haruto menarik tangan Yedam mendekati bibirnya, membuka mulut dan menggigit samdwich milik Yedam. Haruto lalu melepaskan genggamannya dengan senyum puas ketika melihat wajah Yedam yang merona dengan sempurna.

"Yedam hyung manis sekali. Masih sama seperti di fansign kemarin." Ujar Haruto mengingat sosok Yedam yang agak pemalu dan bertingkah manis ketika fansign beberapa hari yang lalu.

Yedam tersenyum senang. Ternyata ada beberapa member yang masih mengingat sosoknya di fansign kemarin. "Aku tidak semanis itu..." gumam Yedam bermaksud menepis perkataan Haruto namun jatuhnya jadi menggemaskan.

"Kalau kamu begitu, malah tambah manis Dam-ah." Ujar Hyunsuk sambil terkekeh saat melihat tatapan terpesona Haruto kepada Yedam.

Yedam menutup wajahnya yang memerah secara permanen. "Sudahlah, aku akan lanjut mengerjakan ini. Besok sudah harus selesai karena kalian mulai ada jadwal lagi."

Haruto dan Hyunsuk menyerukan semangat kepada Yedam yang dibalas dengan ucapan terimakasih. Yedam keluar dari ruangan kerjanya untuk membuang sampah.

Matanya menyorot sosok familiar yang sedang berdiri di samping tempat sampah sedang meminum yogurtnya. "Enak ya bisa menjadi manager untuk grup biasmu?" Tanyanya tiba - tiba, entah pada siapa.

Yedam mengernyitkan dahi, namun tidak berbicara apa - apa. Mungkin saja Doyoung sedang stres hingga bermonolog di samping tempat sampah.

"Aku berbicara padamu, Bang Yedam." Ucap Doyoung lagi, kali ini dengan tatapan tajam dilayangkan pada Yedam. Dia mendongak dan balas menatap Doyoung yang terdiam.

"Jangan harap aku sama seperti yang kau lihat di atas panggung. Aku tidak semanis itu. Aku adalah biasmu, bukan? Aku tidak bisa memberimu perlakuan manis seperti saat fansign." Ujar Doyoung dengan dingin. Dia melempar botol yogurtnya secara sembarang ke hingga cipratannya mengenai sweater yang dikenakan Yedam.

Yedam terdiam, berusaha menelan ludahnya. Kenapa Doyoung sepertinya tidak suka padanya? Apa maksud perkataan Doyoung?

Apa ini artinya... Sifat Doyoung di atas panggung tidak sama dengan sifat aslinya? Apa dia mengira Yedam akan berharap agar dia ramah padanya?

"Aku membenci penggemar yang sepertimu, Yedam-ssi." Doyoung menatap Yedam untuk terakhir kali sebelum masuk kembali ke dalam ruang latihan dengan kedua tangan berada di saku celana.

Satu kalimat itu sungguh menghancurkan pertahanan Yedam.




***




A/N: kalian suka ga idol au kek gini?

Btw maaf aku up lama banget... Aku ikut atreaming team dan voting team treasure selama hiatus ini jadi samsek enggak ada waktu untuk lakuin hobi. Aku usahakan cepetan selesai hiatus biar bisa kontinyu cerita ini dan cerita ongoing ku yang lain.

Tacet ; DoDamΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα