Part 41

18 5 4
                                    

Aku memasuki sekolah lamaku, rasanya sedikit asing walau aku baru beberapa bulan pindah dan akhirnya kembali kesini. Suara para murid mulai terdengar oleh indra pendengaranku. Mereka membicarakan keburukanku bahkan mengejekku.

Aku mulai paham apa artinya perkataan Nabila saat dirumah. Benar saja, hampir seleruh murid disini tidak menyukaiku. Karena sikapku yang dulu.

"Eh, liat tuh. Gak punya malu ya pindah-pindah terus."

"Wah, banyak duit mah bebas. Mau keluar masuk sekolah aja mudah banget."

"Padahal udah kelas 12, masih aja pindah-pindah."

Dan banyak lagi perkataan dari mereka semua. Aku hanya bisa diam sambil terus berjalan menuju kantor bersama Nabil yang ada di sampingku.

Hingga akhirnya aku sampai di depan pintu kantor.

"Mau aku temani gak?"tawar Nabil.

"Gak deh, sampai sini aja. Kamu ke kelas aja dulu,"jawabku.

"Oke."

Nabil meninggalkanku sendirian di depan kantor. Aku mengetuk pintu lalu terdengar suara guru yang menyuruhku masuk. Aku menekan handel pintu dan mendoronya. Terlihat hanya ada beberapa guru yang sudah datang.

"Talia ya?"tanya salah satu guru yang berada di dekat jendela.

"Iya Bu,"jawabku seraya menghampirinya.

"Kamu pernah sekolah disini lalu pindah dan sekarang kembali?"

"Iya Bu,"jawabku.

Aku tidak mengenal siapa guru yang ada di hadapanku.

"Ibu guru baru, nama Ibu Weni."

Aku hanya menggangguk mengiyakannya.

"Kamu akan berada di kelas 12 IPA 3,"ucap Bu Weni.

"Iya Bu,"jawabku lagi.

"Baiklah, ayok ikut Ibu."

Bu Weni mengajakku untuk menuju kelas 12 IPA 3.

Setelah beberapa menit berlalu, sekarang aku berada di kelas yang sedikit ribut. Saat Bu Weni masuk, semua seolah tak perduli dan masih sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Anak-anak kita kedatangan murid baru,"ucap Bu Weni.

"Bukan murid baru Bu, itu mah murid lama,"ucap seorang pria yang duduk di dekat jendela barisan nomor tiga.

Aku hanya terdiam menatapnya.

"Baiklah-baiklah, karena sudah saling kenal. Kamu bisa duduk Talia, di kursi yang masih kosong."

"Iya Bu,"jawabku.

"Ibu akan ke kantor,"

"Iya Bu,"jawab seluruh murid hampir bersamaan.

Aku berjalan menuju kursi paling pojok. Karena hanya kursi ini yang tersisa. Sepanjang perjalanan menuju tempat duduk. Aku kembali mendengar perkataan mereka bahkan ada yang melempariku dengan kertas.

"Dasar gak punya malu."

"Pindah-pindah aja terus."

"Banyak duit, bebas uyt."

Aku hanya mengabaikan semua itu. Dan duduk dikursi paling belakang.

Kenapa mereka memperlakukan aku seperti ini,batinku dalam hati.

Kenapa aku tidak mengingat apa yang telah aku lakukan dulu. Dan sekarang aku hanya bisa diam menerima semua perlakuan teman sekelasku.

**

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Sekarang aku sedang berjalan mencari kelas Nabila. Dia kelas 12 IPA 1. Aku terus berjalan tanpa memperdulikan para murid yang sedang menatapku tak suka.

"Talia,"ucap seorang pria yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

Aku menatapnya dan mencoba mengingat siapa sebenarnya dia. Tetapi semua itu sia-sia, aku melupakannya. Dan malah membuat kepalaku pusing.

"Lupa lo sama gue, sombong banget sih,"ucapnya akrab.

"Aku bener-bener lupa,"jawabku.

"Gue Raja, ya kali lo lupa sih Ta. Kita sering bully murid disini. Kok sekarang lo yang dibully?"tanyanya.

"Aku juga gak tau,"jawabku mengerutkan kening.

Raja menarik lenganku dan mengajakku kesebuah taman belakang.

Aku merasa tempat ini tak asing lagi. Mungkin aku sering kesini. Tetapi kenapa dengan ingatanku. Kenapa aku melupakan semua hal yang ada disekolah ini.

"Lo jangan bengong Ta, sini,"ajak Raja padaku untuk duduk dikursi yang memang sudah disediakan disini.

"Aku gak tau kenapa, tapi aku seperti mengingat tempat ini dan itu seperti bayangan,"ucapku padanya.

"Lo hilang ingatan?"tanya Raja.

Aku menggelengkan kepala.

"Kok bisa lupa, padahal gak hilang ingatan. Nanti pulang sekolah gue temani lo ke dokter,"tawarnya.

"Baiklah, tapi kalo boleh tau dulu kamu dan aku teman ya?"tanyanku.

"Bukan teman lagi Ta, kita udah kaya sahabat, saudara. Bahkan gue pernah bilang suka sama lo tapi lo tolak,"jawabnya jujur.

Aku hanya diam memikirkan perkataannya. Dan selalu bertanya-tanya apa yang terjadi pada diriku.




*****

Typo bertebaran😂
Happy Reading
Next Ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang